Mohon tunggu...
Eka Saputra
Eka Saputra Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan Riau

Wartawan : Riausatu.com | Mediacenter.riau.go.id | liputanoke.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kenapa Masyarakat Riau Berobat ke Negeri Jiran

21 Juni 2022   15:19 Diperbarui: 21 Juni 2022   15:33 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pelayanan terbaik dan sistem manajemen profesional akan dicari oleh Masyarakat. Khususnya pelayanan Rumah Sakit. 

Gubernur Riau Syamsuar mengatakan banyak warganya yang memilih berobat ke Malaysia. Menurutnya, pelayanan rumah sakit di Negeri Jiran dinilai lebih bagus. Bahkan menteri Kesehatan, Budi Gunadi kaget dengan penjelasan Gubernur Riau.

Perihal Masyarakat Riau berobat ke Malaysia adalah sudah lama terjadi. Masyarakat Lebih banyak memilih ke Malaysia dikarenakan Layanan yang profesional, cepat, tepat, sigap, dan murah. 

Kasus Contoh

Contoh yang saya alami adalah ketika orang tua saya sakit tahun 2017. Waktu itu Ayah saya diopname selama 1 minggu. Ketika dilakukan CT SCAN, pihak Rumah sakit mendianogsa bahwasanya ada Batu empedu di tubuh pasien dan harus segera dilakukan operasi. 

Dokter yang hanya datang seminggu cuma 2 kali saja mengatakan, pasien harus segera di operasi. Mendengar penjelasan Dokter tersebut, maka kami memutuskan untuk berpikir terlebih dahulu.

Akhirnya, Kami sekeluarga sepakat tidak akan melakukan operasi. Esoknya kami harus keluar Rumah Sakit dan berencana akan berobat ke Malaka / Malaysia. Ketika hendak menyelesaikan administrasi, Saya dikagetkan dengan tagihan dari Rumah Sakit. Penambahan untuk kamar VIP yang di upgrade  dari Kelas 1 dengan Menggunakan BPJS selama 1 minggu bernilai Rp. 12.000.000 

Melihat penambahan yang tidak wajar tersebut, saya meminta kepada Rumah Sakit untuk merinci tagihan apa saja selama 1 minggu ketika ayah diopname.

Setelah keluar rinciannya, saya menelepon kepala BPJS Pekanbaru waktu itu untuk mengecek penambahan dari Rumah sakit tersebut apakah sesuai atau tidak. 

Setelah beberapa menit, Pihak RS kembali memanggil saya, dan mengklarifikasi kalau tagihan atau Penambahan biaya hanya Rp. 6.000.000 saja dikenakan selama 1 minggu.

Saya hanya berpikir, kalaulah masyarakat biasa dengan berat hati, harus membayar penambahan yang diajukan oleh pihak RS. Karena saya berprofesi di Media dan Kenal dengan Kepala BPJS urusan tersebut dimudahkan semuanya oleh Allah SWT. 

Lain halnya kasus orang tua teman saya waktu itu. Ketika dibawa ke IGD dan harus masuk ruang HCU, pasien ditelantarkan di ruang IGD selama 24 jam dengan alasan Pihak Rumah Sakit, untuk ruangan HCU penuh. 

Ketika di dilakukan penelusuran dan bertanya kepada perawat di RS tersebut, ruangan HCU ada beberapa yang kosong. Yang luar biasanya lagi, ketika Ada orang yang tidak menggunakan BPJS alias CASH KERAS, langsung cepat diambil tindakan dan langsung menuju ruang HCU.

Melihat perilaku dari Rumah Sakit, teman saya langsung Menelpon saya. Setelah memberi keterangan dan saya datang ke RS serta melakukan penelusuran, beberapa kamar HCU ada yang kosong. 

Spontan saya langsung menelpon owner Rumah sakit dan menceritakan segalanya. Owner tersebut menyuruh Humas nya untuk menemui saya dan meminta, agar tidak dinaikkan di media. Malam itu, berita sudah tersebar dan pihak Rumah sakit sudah mengambil tindakan untuk melayani pasien tersebut. 

Dari cerita yang diatas, begitulah contoh OKNUM Rumah Sakit yang ada di Pekanbaru. Pelayanan yang tidak profesional dan hanya mementingkan administrasi terlebih dahulu bukan nyawa orang. 

Kenapa warga Riau banyak yang berobat kesana? 

Kalau dilihat, Gedung yang megah, Dokter yang hebat serta fasilitas yang ada di Rumah Sakit di Pekanbaru sudah lebih dari cukup Memadai serta menggunakan alat tercanggih.

Tapi kenapa Masyarakat lebih memilih ke seberang? Dibukanya penyebrangan Dumai - Malaka dengan menggunakan Boat, warga Riau berbondong bondong kembali berobat kesana. Apalagi jika, dibukanya Penerbangan internasional, maka dipastikan akan bertambah banyak Masyarakat, mengingat jarak yang ditempuh menggunakan pesawat hanya 50 menit saja. 

Semua itu adalah kunci dari Pelayanan yang diberikan kepada pasien. Jika Rumah sakit memberikan pelayanan yang TERBAIK, pasti masyarakat tidak akan berobat ke negeri Jiran. Perbanyak melakukan perbaikan manajemen dengan Mementingkan nyawa lebih berharga dari pada administrasi terlebih dahulu.

Menggunakan BPJS atau Asuransi harusnya tidak dibeda bedakan. Hanya saja BPJS disubsidi oleh Pemerintah. Toh, jika Warga lupa membayar iuran, otomatis BPJS akan memblokir untuk sementara waktu hingga pelunasan selesai akan dibuka kembali.

Ketika Masyarakat menggunakan BPJS, kamar langsung full atau sudah penuh (Banyak kasus). Kalau yang datang BERUANG langsung kamar ada alias kosong dan diambil TINDAKAN. 

Cerita di negeri JIRAN

Waktu Kami tiba di negeri Melayu Pukul 16.00 Waktu setempat, Kami bertolak ke Hospital dengan BUS yang disediakan oleh Pihak Rumah Sakit. Setelah sampai,  kami mendaftar dan hanya membayar RM 4 / Rp. 12.000 (Kurs waktu itu). Kalau Rumah Sakit Pemerintah hanya RM 1.

Lepas tuh, Kami naik ke lantai 3 menemui dokter spesialis penyakit dalam. Setelah memberikan hasil diagnosa dari Rumah sakit di Pekanbaru, Dokter tersebut tidak percaya dengan hasil dari kami. Dokter menyuruh untuk pengambilan darah dengan paket yang telah ditunjuknya. Dan Kami disuruh balik esok paginya. 

Setelah membayar hanya 1 jutaan paket Darah, kami membawa hasil darah dari Lab. Setelah ditelaah dan dicermati, akhirnya dokter tersebut mengatakan kalau batu empedu tidak ada. Dan empedu pasien bagus.

Hasil diagnosis yang diberikan oleh RS di Pekanbaru tersebut tidak benar. Dan dokter keturunan Tionghoa tersebut, mengatakan kemungkin ada masalah di Pankreas. "Cuba naik lantai 5, dan untuk masalah Pankeras saya tidak ahli, " katanya. 

Setelah dijelaskan dan membayar RM 40 / Rp. 120.000 (ternyata waktu kami datang sore, tidak dikenakan biaya), Kami diantar oleh Asisten dokter ke lantai 5. 

Di lantai 5, kami bertemu dengan dokter spesialis Pankreas / Hati. Beliau menyuruh orang tua saya untuk cek darah kembali dengan paket yang ditunjuknya. Dokter tersebut mengatakan kalau dari hasil darah tidak keliatan, maka akan dilakukan ENDOSKOPI. Jika hasilnya ada, pasien tidak perlu ENDOSKOPI. 

Setelah menunggu 1 jam, keluarlah hasil lab darah. Dan ternyata Pankreas orang tua saya Tinggi. Normalnya hanya 300, dan hasil tersebut mencapai 678. Makanya ada pembengkakan serta Mata dan badan menjadi kuning.

Dokter membuat kan resep dan disuruh kembali minggu depan. Setelah membayar obat RM 1400an atau sekitar Rp. 3.600.000an (obatnya banyak banget dan Besar besar) esok nya kami balik ke Pekanbaru. 

Dan Alhamdulillah berkat Rahmat Allah SWT, setelah bolak balik ke Malaysia sebanyak 3 kali (Seminggu, 2 Minggu dan 1 bulan) Orang tua saya sembuh total. Berobat sambil berwisata dengan biaya Murah bisa membantu dan pemulihan cepat bagi pasien. Biaya yang dikeluarkan pun jauh lebih hemat dibandingkan dengan biaya opname selama 1 minggu di Rumah sakit tersebut. 

KESIMPULAN

Harusnya Pelayanan Rumah Sakit harus ditingkatkan dengan Manajemen Profesional.

(Ramah, Tanggap, Cepat, Cekatan, dan Peduli) Jika diterapkan SOP yang benar, maka Masyarakat akan memuji Pelayanan Rumah Sakit Tersebut. 

Teruslah berbenah, jangan Malu di Kritik. Dengan Kritikan, kita bisa memperbaiki celah yang kosong dan menjadi Motivasi kuat untuk menjadi lebih baik dan menjadi Terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun