Buku ini memang bukan tipe buku yang berat maupun buku yang memiliki dampak bagi self-improvement, namu tidak ada salahnya bagi kita untuk beristirahat sejenak dan tertawa bersama buku ini. Akan ada banyak cerita yang menggelitik perut bagi pembacanya, terutama bagi mereka yang tinggal di dataran Sunda. Kalian mungkin akan dapat lebih relate dengan jokes yang disajikan pada buku ini, sehingga merasa sedang berada di angkringan. Membaca buku ini bagi saya merupakan hiburan selama berada di minggu-minggu penuh kesibukan. Membaca buku ini juga tidak perlu banyak berpikir sehingga dapat dibaca sembari jalan.
Tidak banyak yang dapat saya komentari tentang buku ini sebenarnya karena saya terlalu fokus tertawa selama membaca buku ini. Sangking menghiburnya buku ini saya rasa yang mudah mengantuk pun akan dapat membaca buku ini. Ditambah lagi banyak sekali ilustrasi karikatur yang akan membuat pembaca betah membaca buku ini. Bagi saya buku ini kurang cocok berada di tipe buku yang satu kali duduk selesai, namun buku ini akan lebih menarik jika membacanya perlahan sebagai hiburan sehari-hari.
Buku ini mungkin dapat memberikan kita inspirasi bahwa tidak selamanya berita harus serius dan terkesan kaku, berita dapat dikemas dengan cara yang lebih menarik dan menghibur. Candaan juga bukan sekedar hal-hal ekstrim dan kontroversial, tapi kita juga dapat mendapatkan candaan hanya dari obrolan di tongkrongan. Buku ini setidaknya memberikan berita yang membuat kita sadar dengan hal yang terjadi saat itu dan hiburan bagi kita sebagai pembaca.
Saya pertamakali tertarik membaca buku ini sebenarnya adalah karena sampulnya. Sampul bukunya digambarkan layaknya satu komik terkenal, Si Juki. Artsyle dari ke-2 gambar ini begitu mirip sehingga saya sudah menduga bahwa buku ini akan menyajikan humor yang menyenangkan. Sampul putih dengan ilustrasi ala komik “yonkoma” dari Indonesia, tentunya akan menarik bagi saya sebagai penyuka komik. Sayang, walau di sampul kita disajikan dengan artstyle komik Si Juki di dalam kita diberikan ilustrasi dengan style karikatur ala koran Pikiran Rakyat. Lagi-lagi Mang Yayat sebagai autor memberikan ornamen kecil pada bukunya yang menunjukan bahwa buku ini dibuat sebagai parodi Pikiran Rakyat.
Begitu banyak bagian yang dapat menghibur kita sebagai pembaca, namun sayang buku ini mungkin akan sulit dimengerti bagi orang-orang yang tidak paham Bahasa Sunda. Meski setiap bagian diberikan pemahaman akan istilah yang digunakan rasa-rasanya itu masih kurang, seperti masih ada hal yang tidak dapat benar-benar disampaikan dikarenakan perbedaan bahasa. Sebagian orang juga merasa bahwa kumpulan artikel di buku ini tidak sebagus yang ada di blog, saya curiga dikarenakan adanya pengeditan dalam buku ini sehingga ada hal yang kurang. Hal tersebut jugalah yang membuat buku ini kurang diminati dan jarang didengar keberadaannya.
Buku ini dapat saya rekomendasikan kepada anda-anda sekalian yang mencari buku hiburan di tengah hiruk pikuk kesibukan sehari-hari. Buku ini mudah untuk dibaca dan pastinya tidak akan membosankan karena cerita-cerita kontroversial dan nyeleneh akan hadir di setiap babnya. Kalian akan merasa kembali di masa remaja, dimasa kita sebagai pemuda memiliki hobi untuk pergi dan nongkrong. Selain semua hal itu kalian yang sudah mengenal karya-karya Mang Yayat sebelumnya dapat mendukung karyanya dengan membeli buku ini, sembari bernostalgia dengan cerita dan humor Mang Yayat ini. Bagi kalian yang ragu untuk membeli buku ini dikarenakan banyaknya Bahasa Sunda yang terdapat di buku ini tenang saja, hampir 90 persen istilah yang digunakan selalu disertai dengan keterangan, sehingga akan membantu kalian dalam memahami humor yang Mang Yayat coba sediakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H