Mohon tunggu...
Jhony Garniwa
Jhony Garniwa Mohon Tunggu... profesional -

Jujun Garniwa atau lebih akrab dipanggil Jhony Garniwa lahir di Cimahi, pada Juni 1969. Berawal sebagai Musisi/Guitarist Rock Blues dan Konsultan tehnis Bahasa Inggris Di Lembaga Formal maupun Nonformal di tingkat Sekolah Kejuruan ataupun Instansi Perusahan yang ada di kota Bandung , Surabaya, Cimahi,Cianjur dan sekitarnya Aktivitasnya sebagai Praktisi Pendidikan diawali sebagai instruktur pada Instansi Pemerintah maupun Swasta , selama kurang lebih 23 tahun. Penulis juga aktif dalam memberikan Persiapan dan Pelatihan baik itu English for Conversation maupun TOEFL/TOEIC Preparation.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Potret Pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia yang Salah Kaprah

28 November 2013   11:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:35 7724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_305147" align="aligncenter" width="500" caption="Sumber ilustrasi http://media.npr.org"][/caption]

Oleh : Jhony Garniwa

Pendidikan Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Berbagai macam cara sudahdilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), sebagai terobosan guna mencapai target penguasaan Bahasa Inggris secara optimal. Hal ini terbukti dari upaya-yang sudah dilakukan pemerintah dengan membuat seperangkat KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) lengkap dengan rangkaian isi pembelajaran dan materi ajar/Buku/Modul/LKS, terutama untuk tingkat SMP,SMA/SMK sederajat secara sistematik, baik ditinjau darisisi pengaturan waktu, kisi-kisi materi, metodelogi dan tentu saja outcome. Apalagi ditambah dengan pemyempurnaan fasilitas seperti pengayaan laboratourium bahasa disekolah-sekolah yang tentunya hal ini mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit,dan penyelenggaraan uji test Toefl/Toeic untuk tingkat SMA/SMK . Selain itu ada sekolah-sekolah yang menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler Bahasa Inggris semacam EnglishClub,yang membuat setiap siswa dapat berkomunikasi secara bebas dengan Bahasa Inggris. Ada juga ekstra kurikuler Bahasa Inggris lainnya  seperti debat Bahasa Inggris, speech, story telling dan lain sebagainya. Guru Bahasa Inggris di sekolah-sekolah mulai membiasakan menggunakan pengantar Bahasa Inggris di dalam proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar),meskipun tidak all English. Tentunya hal ini memiliki tujuan yang sangat baik,yaitu agar siswa memiliki kecakapan bertindak tutur kata Bahasa Inggris dalam kemampuan mendengarkan dan membaca (receptive skill) atau menulis dan berbicara ( productive skill ), mulai dari tingkat dasar, terampil dan mahir. Secara umum pendidikan Bahasa Inggris di negara kita belum seperti yang diharapkan. Pada kenyatannya,pendidikan masih berorientasi untuk mendapatkan nilai yang bagus, tanpa memperhatikan tujuan yang lebih esensial dari pembelajaran suatu bahasa yaitu penguasaan bahasa itu sendiri. Coba kita lihat betapa minimnya English Club atau tempat para siswa bisa mempraktekkan diri mereka berbicara Bahasa Inggris dengan teman-temannya. Merekakesulitan untuk melatih dan mempraktekkan  keterampilan Berbahasa Inggris yang sudah mereka pelajari, sehinggamereka kurang percaya diri dan sering malu ketika Berbicara dengan Bahasa Inggris. Menurut pandangan saya, banyak Guru Bahasa Inggris yang prihatin dalam mutu kwalitas anak didiknya. Mereka merasa bingung  dalam memberikan nilai rata-rata kelas KKM karna umunya lifeskill Bahasa Inggris siswanya jauh dari pada kenyataan yang diharapkan, sehingga mereka cenderung untuk menganjurkan siswanya mengikuti kursus Bahasa Inggris diluar sekolah atau memalsukan nilai, karena kalau tidak berbuat seperti itu maka hasil proses pembelajaran di kelas tersebut  bisa dikatakan tidak berhasil atau tidak mampu mencapai standar outcome yang diharapkan, apalagi dengan diterapkannya standar mutu (kualitas) dan standar kelulusan, dengan bukti pencapaiannya berbentuk laporan/dokumentatif dan angka. Apakah hal ini dapat dipertanggung jawabkan secara moral?

1385612169812941728
1385612169812941728

Grafik Kompentensi Siswa terhadap KTSP

Dalam figure di atas jelas menunjukan konflik yang terjadi secara umum pada saat pertama siswa belajar dikelas.   Umumnya skill berbahasa Inggris mereka bisa dikatakan rendah atau ada di angka nol. Namun pada saat mereka dihadapkan pada muatan/isi kurikulum disekolah,mereka harus sudah siap untuk memposisikan diri pada level  yang seharusnya, sehingga hal ini menimbulkan konflik baik itu secara transactional maupun intransactional.  Seperti yang terlihat pada figure diatas, ketika siswa mengejar ketinggalannya, mereka tidak mampu mengejarnya, bahkan padalevel yang dianggap dasar sekalipun. Adanya kewajiban siswa SMA/SMK dalam mengikuti latihan dan uji kompetensi Toefl/Toeic hal ini justru semakin menambah konflik, sehingga diakhir tahun pembelajaran disekolah, kemampuan berbahasa Inggris mereka umumnya tenggelam. Mereka berjuang keras dengan berbagai macam cara dan upaya hanya untuk bagaimana menyelamatkan nilai mata pelajaran Bahasa Inggris.Sebagai efek dari kondisi tersebut, diakhir masa sekolah hal yang berkaitandengan Bahasa Inggris banyak menimbulkan efek traumatis. Lebih jauh lagi memiliki dampak fisiologis yang mengakibatkan rasa frustasi terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris.Tentunya mata pelajaran Bahasa Inggris ini dianggap sulit dan menakutkan yang akan terbawa terus kemasa depan. Kondisi diatas sangat Ironis sekali. Lalu apakah ini yang menjadi tujuan yang sebenarnya dari pemerintah dengan diselenggarakannya mata pelajaran Bahasa Inggris disekolah? Tentu kita semua tahu akan manfaat dan kepeluan berbahasa Inggris di era globalisasi ini,terutama guna keperluan pekerjaan, jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan pergaulan. Idealnya kalo kita mempelajari figure diatas, seharusnya sistem kurikulum disesuaikan dengan kompetensi siswa secara  proporsional. Jelasnya dengan  mengurut kembali materi yang benar-benar dasar dan sesuai dengan kenyataan dilapangan, sehingga konflik itu tidak terjadi.Hanya kalau kita berfikir kearah tersebut, hal itu mustahil untuk bisa dilaksanakan, karena sistem nya sudah berdiri tegak dan kokoh serta dirancang sedemikian rupa dengan sasaran outcome yang jelas. Apalagi ini mungkin akan mempengaruhi berbagai pihak yang berkepentingan, baik itu secara politis maupun ekonomis. Kendala lainnya adalah akibat padatnya muatan mata pelajaran Bahasa Inggris yang diberikan disekolah. Dilain pihak mata pelajaran  tersebut harus selesai dalam durasi yang sudah ditetapkan dalam kurikulum. Namun kenyataannya,tidak cukup waktu, sehingga akhirnya dilimpahkan dalam bentuk tugas. lainnya seperti kompetensi dan kedisplinan guru, seperti contohnya guru tidak masuk kelas melainkan hanya memberikan tugas kepada siswanya, kompetensi guru yang belum mencapai standar yang diharapkan dalam penguasaan skill berbahasa Inggris nya, kurangnya inovasi metoda , masih banyak guru yang menyampaikan materi dikelas dengan menggunakan metoda  konvensional , sehingga cara penyampaian nya cenderung monoton dan membosankan. Selanjutnya kelas yang selalu berpindah pindah (moving class ) bisa menimbulkan keterlambatan, bahkan durasi pertemuan menjadi sedikit karena terkorup oleh kondisi tersebut. Apakah tidak ada cara lain dalam membenahi kurikulum Bahasa Inggris sehingga hasilnya menjadi lebih efektif dan efesien? Padahal pendidikan itu merupakan hak semua warganegara Indonesia tanpa terkecuali.Seharusnyapendidikan formal yang menjadi tujuan utama masyarakat mampu membawa ruh pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang sebenarnya.Jadi tidak semata-mata hanya menggulirkan trend atau membuat mata pelajaran Bahasa Inggris itu seolah-olah terkesan tinggi dan berkualitas, jika semakin sulit, rumit dan kompleks. Menyikapi hal tersebut diatas tentunya harus dengan suatu imbangan atau melaui suatu konsep metoda yang tepat dan inovatif. Analoginya adalah :

  • Bahasa dikendalikan oleh pikiran melalui umpan balik (feedback) dari pendengaran dan posisi mulut. Jika ingin fasih menguasai Bahasa Inggris, sangatlah penting untuk melatih kembali lidah anda secara bersamaan,akibatnya secara otomatis pendengaran dan memori juga bisa terlatih.
  • Konsep metoda yang tepat adalah bagaimana siswa bisa secara serentak melatih memori (organ of memorizing), pendengaran (organ of hearing), pengucapan (organ of speech) secara  bersamaan. Hal ini dimaksudkan agar mampu mencapai sasaran yang sebenarnya. Selalu ada pembekalan skill berbahasa Inggris yang dibawa pulang setiap anak didik pada setiap jam-jam pertemuanya di kelas dan  indikator keberhasilannya  bisa dirasakan. Bukan setumpuk tugas yang akan menambah beban belajar dan tidak inspiratif, yang sebenarnya hal tersebut tidak melatih apapun dalam penguasaan skill berbahasa Inggris mereka. Ini berarti, pendidikan Bahasa Inggris hanya berjalan dalam aspek kognitif dan psikomotorik peserta didik.

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun