Mohon tunggu...
Nurul Amin
Nurul Amin Mohon Tunggu... Penulis - founder travelnatic dan peatland coffee

Penikmat kopi garis miring. Menyukai kegiatan riset, perkebunan, pertukangan, sains, sejarah, literasi, perjalanan, organisasi.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Motivasi dan kesuksesan anda...!!!

29 November 2010   12:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:12 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seberapa besar motivasi akan mempengaruhi kekuatan tekad kita? Seberapa besar motivasi akan membuat kita tetap konsisten? Mari kita telusuri bersama...!!! [caption id="attachment_77570" align="alignright" width="192" caption="Belajar berdiri sendiri. Motivasi yang diterima anak ini dari luar membuat dia dapat berjalan setelah sekian kali jatuh. sumber foto:http://www.conectique.com/tips_solution/parenting/growth/article.php?article_id=4732"][/caption] Motivasi sangat penting artinya bagi manusia. Tidak hanya untuk generasi muda, tetapi juga bagi orang tua-tua. Motivasi memberi kita dorongan untuk terus maju dengan apa yang kita perjuangkan. Motivasi memberi arti dan makna tentang apa yang kita perjuangkan. (Perjuangan disini bisa berarti "usaha kita", bisa berarti sebagai jalan yang kita tempuh untuk mencapai sesuatu, tidak berarti hanya perjuangan bersenjata, pertempuran dll) Ketika anda kecil/balita, saat anda belum bisa berjalan. Anda melihat orang tua, kakak anda, atau ibu anda berjalan menghampiri anda. Mereka dapat berjalan lebih cepat dari anda. Mereka dapat menggunakan kaki mereka. Ketika itu mungkin anda berusaha mencontoh mereka. (Walaupun saya tidak mengerti apakah anak kecil memikirkannya seperti apa yang kita pikirkan, tentu tidak). Proses belajar pertama kita untuk berjalan adalah melihat orang berjalan, lalu anda juga ingin bisa berjalan. Saat itu anda termotivasi. Lalu dengan kemampuan berpikir pada saat itu (balita.pen), anda pun mulai berusaha mencobanya. Pelan-pelan anda mengangkat badan anda dengan kaki yang gemetar, tetapi tidak bisa. Anda terduduk kembali dengan paksa karena ternyata kaki anda masih belum cukup kuat untuk menopang badan anda. Dan anda dengan tingkat pemikiran waktu itu, belum mengetahui teknik berjalan/berdiri yang baik. Pada saat yang sama, atau jauh sebelum itu, beberapa bulan sebelumnya. Ayah, ibu, dan/atau kakak-kakak anda telah menanti-nanti masa dimana anda mulai belajar berjalan. Dengan suka cita, canda tawa, dan harap-harap cemas mereka melihat dan mengawasi anda belajar.Lalu ketika anda jatuh, dan wajah anda mulai mengkerut ingin menangis,mereka berkata : " tidak apa sayang, ayo coba lagi...!!" sambil tersenyum tulus bahagia, membantu anda berdiri kembali. (tentunya anda saat itu hanya mengerti tindakan mereka, mungkin belum memahami bahasa dengan baik). Kakak anda memberi semangat juga : "Ayo, sayang....kamu pasri bisa, ayo coba lagi..." sambil tertawa-tawa kegirangan melihat adiknya belajar. berjalan. Dan Nenek anda berkata : "Adduu duu...cakit ya chayank...cini Nenek bantu..." (bahasa anak-anak, yang menurut orang tua begitu, padahal jika anak anda diajari bahasa yang salah itu, dia malah susah memahami). Dengan kasih sayang tulus dia mengangkat anda untuk berdiri kembali. Nyaris tidak anda yang mematahkan semangat anda untuk bisa berdiri dan berjalan ketika itu. Semua tersenyum, semua memberi semangat. Walaupun anda terjatuh ketika itu, mereka tetap memberi motivasi terus menerus. dan tidak henti-hentinya membantu anda berjalan, mengenalkan pada teman-teman bahwa anda mulai berjalan. Anda pun menjadi tambah bersemangat. Akhirnya setelah jatuh bangun selama 6 bulan, dan terjatuh mungkin lebih dari seribu kali. Memanfaatkan pinggiran kursi, dinding, kaki ibu/bapak, atau apa saja yang anda pegang untuk membantu berdiri, akhirnya anda sukses juga. Anda bisa berjalan cepat, namu belum secepat orang tua atau kakak anda. Setelah proses bertahun-tahun, anda pun bisa...!!! [caption id="attachment_77572" align="alignleft" width="300" caption="Orang tua mengenalkan anak pada lingkungan luar, dengan ada orang disampingnya, anak akan lebih percaya diri. Sumber foto:http://kjoey.blogdetik.com/2010/01/25/panduan-cara-belajar-jalan-balita-ala-maboy/"]

12910335351679207614
12910335351679207614
[/caption] Dari contoh sederhana, yang hampir dialami setiap orang diatas. Kita akan menarik beberapa hal yang tersirat. Motivasi terus menerus akan membantu mendorong orang untuk terus bersemangat meraih cita-cita/keinginan. Bayangkan jika ketika itu, saat anda terjatuh, orang tua anda marah-marah dan mengatakan anda bodoh...? Barangkali anda tidak bisa berjalan sampai sekarang. Anda menjadi takut untuk belajar. Anda menjadi pesimis, karena anda pikir anda tidak mampu. Anda tidak menjadi tidak berani mencoba hal baru, yaitu belajar berjalan. Bayangkan lagi jika ketika itu, semua orang mengejek anda, dengan wajah mencibir. (Tentunya anda akan menangis melihat wajah mereka yang jelek). Tidak ada yang mau membantu anda ketika anda jatuh, anda dibiarkan menangis sendirian. Saat itu, saat anda sedang bersemangat untuk belajar, tapi dipatahkan oleh kurangnya dukungan motivasi. Apa yang terjadi? Semangat yang patah akan meluluhkan keinginan untuk mencoba, akibatnya anda menjadi pesimis. Motivasi sangat penting. tidak hanya bagi balita yang baru belajar berjalan. Namun juga untuk kita, yang sudah remaja, dewasa, atau bahkan tua. Bayangkan jika, jika ketika itu Albert Einsten tidak dimotivasi untuk terus melakukan penelitian? mungkin tidak ada rumus "E" sama dengan "M" dikali "C" kuadrat. Tidak ada hukum relativitas yang terkenal itu. Bayangkan jika Hitler tidak memiliki motivasi untuk membalas dendam kepada Ayahnya, seorang yahudi yang kejam pada Ibunya? Mungkin tidak ada pembantaian umat Yahudi di Eropa. (INI MOTIVASI YANG BERDAMPAK NEGATIF, JADI JANGAN DI CONTOH YA...!!!) Hubungannya dengan masa kini Generasi sekarang sangat miskin akan perolehan motivasi dari lingkungan sekitarnya. Pendidikan formal sangat kurang memberi motivasi. Hal ini mengacu pada pemerintah, regulasi, ataupun cara penyampaian pendidik yang kurang baik. Sebagian besar sekolah formal kurang memperhatikan masalah motivasi. Kebanyakan hanya mengajarkan materi ajar, memenuhi target pengajaran dan atau menaikkan nilai peserta didik. Sedikit yang menyentuh sampai ke tingkat mental dan emosi peserta didik. Menumbuhkan motivasi dalam diri peserta didik, berarti seorang guru telah menanam bibit di dalamdiri perserta didik itu untuk mengembangkan diri pribadinya. Lihat saja, Sistem UAN. Secara tidak langsung telah terjadi kesalahan yang terstruktur dalam cara pendidikan kita. Siswa yang gagal UAN akan frustasi karena dianggap bodoh dan tidak mampu. Lihat saja masih ada guru yang memarahi siswa karena tidak mengerti dengan materi ajar, atau karena tidak mampu menjawab 10 soal saat ulangan lalu dianggap bodoh. Generasi sekarang lebih sering mendapat makian, hinaan, dibandingkan mendapakan motivasi. Era sekarang. Dimana kita tidak mampu menghasilkan orang-orang muda yang memiliki daya cipta tinggi. Dimana Negara masih banyak mengandalkan barang impor untuk memenuhi kebutuhan. Mutlak, kita membutuhkan perubahan. Kita perlu orang-orang dengan daya cipta dan daya saing tinggi. Untuk itu perlu motivasi yang tinggi juga. Sudah menjadi tugas kita semua (Pemerintah, Swasta, Lembaga akademik, Masyarakat, Pribadi, dll) untuk memberi motivasi pada hal-hal positif disekitar kita. Agar mereka yang diberi motivasi menjadi lebih bersemangat lagi. Di kampus-kampus dapat anda lihat, mahasiswa yang IPK-nya rendah juga akan dianggap bodoh oleh dosen atau teman-temannya. Jarang yang melihat sisi lain dari angka-angka itu. Sama halnya dengan yang terjadi di hampir setiap jenjang pendidikan kita, terfokus pada angka-angka. Waktu kecil, 1000 kali jatuh untuk bisa berjalan, tetapi terus diberi semangat. Tetapi ketika menginjak usia remaja, salah sepuluh soal saja sudah dibilang bodoh dan kena marah. Sebuah realita yang dapat kita jumpai dimana-mana. Ketika dewasa, satu kesalahan saja dapat membuat orang lain tidak percaya. Bayangkan jika ketika kecil, saat sekali anda jatuh orang tua anda langsung tidak percaya bahwa anda akan bisa berjalan? Bagaimana menumbuhkan motivasi? [caption id="attachment_77574" align="alignleft" width="200" caption="Senyum dan dorongan seperti ini yang dibutuhkan setiap manusia untuk terus bersemangat. Siapapun dia,akan tetap membutuhkan motivasi. Sumber foto:http://www.detikhealth.com/read/2010/10/25/142500/1474217/764/penyebab-anak-telat-berkembang?browse=frommobile"]
12910336301232884539
12910336301232884539
[/caption] Pada dasarnya motivasi muncul dari dua cara. Pertama datang dari luar diri sendiri (orang lain, lingkungan sekitar).  Kedua, muncul dari diri sendiri (ini disebut memotivasi diri sendiri). Salah satu cara memotivasi diri sendiri adalah dengan tetap berpikir positif (positive thinking) dan memupuk percaya diri. Percaya bahwa dengan usaha yang keras dan sungguh-sungguh, apa yang dicita-citakan akan terwujud. Memotivasi diri sendirsangat penting dikala kita tidak memiliki tumpuan untuk bersandar. Hal ini sangat dibutuhkan, terutama pada usia setelah Remaja. Dimana pada usia itu kita telah dianggap dewasa dan dianggap mampu mengurus diri sendiri. Siapa yang akan menolong diri anda, selain Tuhan dan diri anda sendiri. Tidak perlu berharap terlalu banyak dari orang lain, Percayalah pada kemampuan diri anda...!!! Beberapa Jenis pemberian motivasi Pemberian motivasi dapat berupa apa saja. apakah itu berbentuk barang, kata-kata, pengajaran, surat, dll. Kita dapat memilih media yang cocok untuk memotivasi orang lain, atau untuk memotivasi diri sendiri. Secara garis besar, saya golongkan pemberian motivasi ini kedalam 3 bagian. Pertama pemberian motivasi lisan, kedua pemberian motivasi tulisan, dan yang terakhir pemberian motivasi barang dan jasa. Contohnya, seorang anak laki-laki berusia 8 tahun yang hobi sepakbola, lalu dibelikan sepatu sepakbola oleh bapaknya. Dia akan menjadi tambah bersemangat, dengan adanya fasilitas pendukung latihan tersebut. Demikianlah, semoga bermanfaat untuk semua yang membacanya. (by: orang indonesia-sedikit coretan. Yogyakarta, 29 November 2010. 0824 pm)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun