Mohon tunggu...
Nani Kusmiyati
Nani Kusmiyati Mohon Tunggu... Guru - English teacher, Trainer, Writer and Woman Navy

I love teaching, writing and reading

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bersilaturahmi di Kediaman Bapak Thamrin Dahlan

30 November 2024   10:04 Diperbarui: 30 November 2024   10:04 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya pribadi berpendapat yang terpenting jadi buku terlebih dahulu dan keberanian menulis harus segera diwujudkan.  Tidak mudah untuk menuangkan apa yang ada dalam pikiran kita walau sangat mudah bagi kita menceritakan pengalaman kita kepada orang lain seperti kepada keluarga atau sahabat kita melalui telepon yang bisa satu jam menceritakannya. Ketika kita hendak menuangkannya dalam suatu naskah, kita akan sedikit berfikir apakah pesan yang hendak disampaikan dapat dimengerti oleh pembacanya.

Menulis menjadi mudah ketika kita bercerita tentang pengalaman atau profesi pribadi karena kita mengalaminya sendiri sehingga tanpa terasa kita telah mengeksplor secara mengalir pengalaman atau profesi kita tersebut. Buku yang ditulis dr. Irsyal Rusad Sp. PD. juga berdasarkan pengalaman pribadi ketika menangani pasien Diabetes dan keluhan-keluhan mereka.

Selesai mendengarkan ulasan dari dr. Irsyal Rusad Sp. PD. kami lanjut berbincang-bincang ringan dengan bapak Thamrin Dahlan dan beberapa teman baru, dilanjutkan dengan makan siang bersama. Makan siang yang telah disiapkan oleh ibu Enida Busri Thamrin Dahlan dan keluarganya menghadirkan rendang daging, mie goreng, ayam goreng, sambal balado petai, karedok dan beberapa pelengkap seperti tahu tempe juga rujak buah dan puding sebagai makanan penutupnya. Sungguh komplit apa yang tersedia di atas meja. Saya tidak bisa mencicipi semua makanan karena perut saya cukup untuk nasi putih, sedikit mie goreng karena sudah sama-sama mengandung karbohidrat, ayam goreng, dan sedikit sambal balado petai.

Sedangkan beberapa tamu sangat menikmati rendang daging karena memang khas makanan Padang yang sudah go internasional. Saya tidak khawatir untuk tidak dapat mencicipi rendang daging buatan ibu Enida Busri karena kami para tamu juga dibungkuskan rendang untuk dibawa pulang. Benar-benar undangan spesial. Pukul 14.00 setelah sholat dzuhur kami berpamitan pulang.  Bapak Thamrin dan ibu Enida Busri turut menghantar kami hingga di depan rumah dan melihat mobil kami pergi.

Rasa syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena dengan bersilaturahmi saya mendapatkan banyak wawasan dari orang-orang baru juga menikmati kebersamaan dengan keluarga Bapak Thamrin Dahlan dan sahabat-sahabatnya, terlebih mendapat buku gratis dari dr. Irsyal Rusad Sp. PD.

Sumber: catatan harian Nani, tanggal 17 November 2024.

Jonggol, 30 November 2024

Nani Kusmiyati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun