Kebersamaan Membawa Kebahagiaan
Pagi di awal bulan November, seperti biasa aku berkunjung ke tempat peristirahatan terakhir suami dan putra pertamaku di Pondok Rangon. Tidak lupa aku membawa kursi kecil dan payung agar ketika berdoa tidak kepanasan dan menjaga lutut agar tetap sehat. Aku juga membawa tiga botol air mineral 600 ml untuk aku dan putraku Galaxy dan untuk disiramkan di atas makam setelah berdoa.
Putra keduaku, Galaxy telah siap dengan mobil hitamnya. Aku memasuki mobil dan memastikan barang-barang yang harus aku bawa untuk berziarah ke makam sudah siap. Kami berangkat dengan tidak lupa untuk berdoa agar perjalanan ke makam dan kembali ke rumah selamat dan melihat hal-hal yang menyenangkan.
Di dalam perjalanan aku mengirim pesan ke petugas makam yang merawat makam suami dan putra keduaku kalau aku dalam perjalanan menuju makam. Berharap makam suami sudah dibetulkan karena bulan lalu ada yang patah di pojok nisannya. Dia membalas pesanku dengan jawaban, "Siap ibu."
Jalanan cukup ramai namun lancar. Dari Citra Indah, Jonggol ke makam Pondok Rangun memakan waktu sekitar satu jam. Alhamdulillah kami sampai di Pondok Rangon tidak terlalu terik. Awan menutupi matahari menjadikan langit tampak teduh.Â
Doa di dalam hati agar aku dan putraku bisa berdoa lebih lama di dekat nisan orang-orang tersayang terkabulkan. Allah SWT Maha Kasih. Putraku Galaxy melanjutkan menebalkan tulisan-tulisan yang ada di makam agar tampak jelas karena grafir nama dan tanggal lahir dan meninggal mulai pudar. Dia sengaja membawa spidol emas permanen. Berharap setiap huruf yang dia tebali tidak mudah hilang karena hujan dan terik.
Sementara dia melanjutkan goresannya aku bisa melanjutkan berdoa. Air minum yang telah aku buka dan sudah aku beri doa kemudian aku guyurkan ke makam kekasih-kekasih tercinta. Doaku di dalam hati semoga mereka yang saat ini telah tiada mendapatkan ketenangan dalam kehidupan bersama kasih sayang Tuhan Yang Esa.
Tidak berapa lama angin sepoi-sepoi menerbangkan dedaunan dan berserakan diatas makam. Aku melihat keatas, awan semakin gelap. Putraku juga sudah selesai dengan goresan-goresannya. Walau tidak persis seperti aslinya namun tulisan-tulisan itu sudah dapat terbaca lebih jelas. Petugas makam menghampiriku dan menyapaku. Aku berikan insentif tiap bulan untukknya karena telah menjaga dan merawat nisan keluargaku.
Aku dan putraku berpamitan kepada suami dan putra pertamaku sambil mengusap batu nisannya. Berharap bisa terus mendoakan dan berkunjung. Kami juga berpamitan ke penjaga makam dan berpesan agar terus merawat makam keluargaku. Mobil kami meninggalkan lokasi makam secara perlahan-lahan. Aku lambaikan tanganku ke arah nisan mereka, orang-orang tercinta.
Mobil melaju ke arah Metland Mall Cilengsi. Kami berencana untuk makan siang dan membeli buku di Gramedia. Kegiatan jalan-jalan untuk healing bersama putra keduaku menjadi jadwal setiap bulan selesai berziarah ke makam.
Mobil sampai di parkiran Metland Mall. Kami menuju lantai dua dan memesan makanan di Resto langganan kami. Aku memesan ketan dengan topping ayam dan flavor sea food. Aneh ya tapi aku memang ingin mencoba seperti apa rasanya. Sementara putraku lebih memilih mie goreng sea food. Kami juga memesan ayam bumbu saus padang dan minuman lemon tea.
Kami menunggu selama lima belas menit dan menu tersaji satu persatu. Kami lebih suka makan berbagi artinya makanan yang sudah kami pesan dimakan bersama. Porsi tidak terlalu banyak, cukup dapat kami nikmati berdua sambil berbincang-bincang tentang rencana ke depan yang harus segera terealisasi. Kebersamaan dengan putraku membuatku amat bahagia. Aku teramat beruntung ada dia yang menemani dan menyemangati. Di dunia yang serba digital  masih ada putra putri yang masih perduli terhadap orang tuanya.
Ketika menikmati lunch, kami melihat beberapa pengunjung Mall bersama keluarga atau bersama teman-teman mereka. Tidak terlalu banyak pengunjung karena tidak hari libur atau weekend. Sengaja aku memilih ke makam dan ke Mall tidak di hari libur atau weekend karena aku menghindari macet juga lebih leluasa berkeliling di dalam Mall dan melihat-lihat barang tanpa tergesa-gesa.
Selesai makan aku lanjut ke Gramedia. Disana aku membeli tiga buku motivasi yang berjudul, "Philosophy of Overthingking, Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat dan Menikmati Hidup". Judul buku-buku yang tampak aneh di telinga, membuatku tertarik untuk membelinya. Walau aku bisa membaca ringkasan buku di cover belakang, namun aku ingin tahu bagaimana penulis menyajikan ide-idenya tentang judul-judul tersebut. Â
Selesai dari toko buku kami lanjut pulang ke rumah karena tidak ingin ketinggalan sholat dzuhur. Sebenarnya bisa sekalian sholat di Mall, tepatnya di lantai teratas di dalam Mall. Karena merasa baju yang aku kenakan tidak terlalu bersih juga karena ada kegiatan lain di rumah, maka kami memutuskan untuk segera pulang. Berlama-lama di Mall membuat lapar mata dan pasti ingin beli sesuatu yang semula tidak dianggap penting.
Dalam perjalanan pulang putraku menyarankanku untuk membaca buku yang sudah aku beli sesuai urutan yang aku sebutkan diatas. Menurutnya buku-buku itu akan memberikan ide atau masukan atas sikap dalam keseharianku yang ternyata dia perhatikan.Â
Di dalam hati aku ingin tertawa karena ternyata putraku menilai apa yang aku lakukan selama ini. Dia juga bilang kalau aku terkadang overthinking  menghadapi kondisi saat ini dan masih terpengaruh dengan penilaian orang lain terhadapku. Rasanya segera sampai rumah dan membaca buku-buku itu.
Sebenarnya aku bisa membaca di mobil, namun mataku mulai mengantuk. Pengendara motor yang berseliweran tidak lagi tertangkap oleh indera penglihatanku karena aku jatuh tertidur. Aku terbangun ketika suara gerbang rumah dibuka oleh putraku. Aku bergegas turun dari mobil dan membawa tas serta buku yang aku beli. Putraku bilang kalau aku harus hati-hati naik tangga lantai dua. Dia tahu kalau aku ngantuk berat. Aku mengucapkan terima kasih ke putraku atas reminder-nya.
Alhamdulillah akhirnya aku sudah sampai kamar dan segera menuju kamar mandi untuk berwudhu, kemudian sholat dzuhur. Sementara itu putraku juga kembali ke kamarnya setelah memastikan mobil dan pintu rumah terkunci.
Kegiatan membaca ketiga buku dimulai setelah sholat dzuhur. Bagaimana dengan isi dari buku yang aku baca, akan aku ceritakan di artikel selanjutnya.
Jonggol, 13 November 2024
Nani Kusmiyati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H