Mohon tunggu...
Nani Kusmiyati
Nani Kusmiyati Mohon Tunggu... Guru - English teacher, Trainer, Writer and Woman Navy

I love teaching, writing and reading

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berjuang untuk Hidup

28 Februari 2024   11:45 Diperbarui: 28 Februari 2024   11:46 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bu Ani kadang-kadang membantu bu Sinar dengan membeli dagangan yang ditawarkan ke dirinya. Hati bu Ani turut sedih ikut merasakan penderitaan yang dialami bu Sinar. Bu Ani yang sudah ditinggal suami karena meninggal tiga tahun lalu sudah mulai bangkit dari rasa sedih. Bu Ani berjuang untuk tetap tegar dan sehat agar putra semata wayangnya segera mendapatkan pekerjaan.

Lulus dari S1 bahasa Inggris dan menganggur selama 2 tahun bukan berarti putranya tidak mau bekerja namun karena kesempatan kerja yang ditawarkan melalui media sosial belum menerima dirinya untuk menempati posisi yang ditawarkan. Putra pertama bu Ani meninggal 14 tahun lalu kemudian suaminya tiga tahun lalu. Apa yang dialaminya adalah ujian dan suratan bagi dirinya.

Ketika dia melihat perjuangan bu Sinar yang sehari-hari mengumpulkan receh (kata orang) untuk membayar biaya kontrakan juga menikmati kesendiriannya, bu Ani mendapatkan banyak pelajaran. Bu Ani masih lebih beruntung daripada bu Sinar. Dia masih punya putra yang mendampingi. Bisa tinggal di rumah sendiri dan memiliki mobil pribadi walau dia tidak mengendarai sendiri. Hidupnya sudah berlebih walau mungkin untuk biaya perawatan mobil dan rumah harus dia sisihkan dari gaji yang pas.

Bus terus melaju menuju Cilangkap. Cuaca diluar mendung tapi tidak hujan. Beberapa penumpang sudah jatuh tertidur. Mereka menggunakan waktu perjalanan ke kantor untuk beristirahat. Hanya bu Ani dan bu Sinar yang masih terjaga dan menikmati pemandangan di luar.  Sesekali bu Ani memvidiokan motor-motor dan mobil yang mendahului busnya. Hasilnya tampak indah jika dia putar ulang vidionya karena lampu-lampu motor dan mobil yang menyala.

Pukul 06.00 bus memasuki kawasan Mabes. Para penumpang sudah terbangun dan beberapa bersiap-siap untuk turun dari bus. Barisan berbaret biru berseragam peace keeping force terlihat jelas dari dalam bus. Mereka pasukan yang akan menyambut kedatangan bapak presiden.

Bus berhenti menurunkan penumpang yang berdinas di Mabes TNI dan jalan kembali menuju pintu gerbang Mabes TNI AL. Pemberhentian terakhir bus di depan pintu gerbang Mabes TNI AL. Para penumpang turun. Demikian juga dengan bu Sinar dan bu Ani. Bu Ani ingin membantu bu Sinar membawakan barang dagangannya namun bu Sinar menolak karena dia melihat bu Ani juga sedang membawa banyak bawaan.

Bu Sinar yang bertubuh langsing mengangkat seluruh barang dagangannya menuju penjagaan. Teman pria sekantor dengannya membantu membawakan hingga tempat tujuan. Bu Ani memandang bu Sinar hingga bu Sinar lenyap dari pandangan matanya.

Bu Ani melangkah perlahan menuju gedung kantornya sambil berdoa di dalam hati semoga hari ini adalah hari yang pernuh berkah dan menyenangkan bagi dirinya dan teman-teman kantornya. Dia melintasi lorong dan menunggu lift bersama-sama personel gedung lainnya. Lift terbuka dia memasuki lift menuju lantai 3 dan keluar lift menuju ruangannya.

Pintu ruangan kantor dia ketuk dan dia buka dan ternyata masih sepi. Dia letakkan tentengan yang berisi kolang-kaling ke dalam kulkas agar nanti anggotanya bisa mengolah kolang kaling yang sudah direbus menjadi minuman segar yang dapat dinikmati bersama-sama di siang hari.

Itulah cara bu Ani berjuang dan menikmati hidup yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Berusaha menjalin persahabatan dengan teman-teman di bus dan di kantornya.  Melalukan pekerjaan yang bermanfaat untuk dirinya dan orang lain disekitarnya.  Perjuangan bu Sinar senantiasa menjadi pelajaran baginya.

Jakarta, 28 Februari 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun