KISAH PENGENDARA MOTOR
Bekerja jauh dari rumah itu bukan pilihan namun itu suratan. Bukannya mengeluh tapi sekedar bercerita agar hati lega. Siapa yang akan mendengar? Tak perlu di dengar hanya di simak saja. Jika cerita ini dapat menyentuh pembaca berarti kita memiliki kisah serupa. Â Serupa bukan berarti sama namun mungkin dapat saling melengkapi menjadi cerpen kehidupan. Jika cerita ini dapat menggerakkan hati berarti anugerah karena dapat menjadikan wacana. Wacana bagi pemilik jalan dan entah itu siapa.
Pernahkah engkau merasakan sebagai seorang pengendara roda dua, ketika mencari sela-sela jalan itu penuh keberanian. Karena faktanya semakin banyak truck dan mobil melintasi, hingga tak ada ruang untuk dipilih. Maafkan jika kadang-kadang kami terkesan merajai jalan tapi itu bukan niat kami. Terkadang kami berhenti mendadak karena di depan kami ada penghalang, tentu pengendara lain. Karena kami ingin selamat dan cepat sampai di tempat kerja.
Ketika tiba-tiba hujan, kami harus segera menepi. Berteduh dan mengenakan jas hujan untuk melanjutkan perjalanan. Namun jika hujan itu menjadi sangat deras kami terpaksa menunggu hingga reda dengan hati sedikit gundah. Gundah tidak dapat mencapai kantor tepat waktu imbasnya berkurangnya tunjangan kerja. Â
Anehnya kami masih bisa tersenyum, karena kami tidak sendiri. Saling berbagi cerita penghibur kekesalan. Banyak ilmu yang di dapat. Pengalaman mereka, para pengendara motor yang memiliki nasib lebih beragam menambah cerita pendek kehidupan.
Terkadang kami masih bisa melihat pengendara motor lain sedang menikmati sebatang rokok ditangannya. Berteduh di depan kiost yang belum buka. Mereka tampak tidak terlalu terganggu dengan hujan. Ada yang sedang menggigit roti dan sesekali meminum air mineral dengan mata menerawang memandangi hujan yang semakin lama semakin deras. Tiba-tiba mobil melesat melintas, genangan air terurai menyembur mengenai mereka diseberang sana  yang sedang berteduh. Membuyarkan kerumunan dan lamunan mereka yang mengembara.  Suara teriakan terdengar bersama-sama seperti ada yang memberi komando. Ada yang mengumpat dan ada yang menggerutu. Â
Tiba-tiba seseorang yang berteduh bersama kami menyeletuk , "Ah sudah biasa! Â Basah kuyup dan kering sendiri." Tanpa ekspresi. Beberapa saling berpandangan mencerna perkataannya. Beberapa mengangguk-angguk sembari tersenyum.
Nah, kejadian keseharian itu memiliki arti yang berbeda-beda bagi setiap pengendara motor. Cara menyikapinyapun berbeda. Ada pengendara motor yang pasrah, ada yang gelisah, ada yang marah dan ada pula yang berdoa. Â Mereka bebas memilih mana yang dapat melegakan hati mereka.
Bagaimana menurut anda jika anda menjadi salah satu dari pengendara motor seperti kami?
Berharap cerita yang sedikit ini dapat menjadi pelajaran dan pengingat kami pribadi akan makna kehidupan, berjuang, dan bersikap lebih bijaksana dalam menyikapi kondisi apapun. Seantiasa bersyukur karena dibalik kesedihan pasti ada cerita kebahagiaan.
Senantiasa positive thingking kepada Allah SWT Sang Pencipta. Kehidupanmu, rejekimu pasti di mudahkan. Tidak hari ini pasti nanti.
NANI KUSMIYATI
Jonggol, 20 September 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H