1. Gambaran Umum
Kampung Landeuh adalah sebuah kampung yang terletak di Desa Bojong Menteng, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Kampung ini dijadikan sebagai tempat bagi warga baduy yang telah menganut agama Islam atau mualaf. Kampung Landeuh yang ditinggali warga Baduy mualaf itu difasilitasi oleh Yayasan At Taubah 60 yang berada di BSD Tangerang. Yayasan itu membangun 45 rumah dengan 27 Kartu Keluarga. Mereka tinggal di yayasan itu sudah enam tahun terakhir dengan lahan seluas lima hektar. Kampung ini menawarkan berbagai fasilitas wisata edukasi yang menarik untuk dikunjungi. Fasilitas wisata edukasi yang tersedia di Kampung Landeuh antara lain area camping ground, homestay, ekonomi kreatif Baduy, serta perternakan madu.
Selain itu, kampung ini sudah sangat modern dibanding kampung baduy luar karena masyarakatnya menerima modernisasi bahkan mereka ingin sekali mengalami kemajuan dan sifat masyarakatnya sudah terbuka dengan perkembangan dunia luar. Tidak lagi memegang adat istiadat tertentu yang ada didalam baduy luar ataupun dalam. Hanya memegang nilai-nilai dan prinsip agama islam baik perintahnya maupun larangannya.
Kampung Landeuh, merupakan sebuah permukiman yang baru didirikan sekitar tahun 2017. Landeuh menjadi tempat tujuan bagi masyarakat Baduy yang memutuskan untuk memeluk agama Islam. Perpindahan masyarakat Baduy Muallaf ke Kampung Landeuh bukan hanya perubahan geografis, tetapi juga transformasi sosial dan budaya yang mendalam.
Perpindahan masyarakat Baduy ke Kampung Landeuh membuka babak baru dalam sejarah mereka. Ini bukan hanya tentang perubahan tempat tinggal, tetapi juga tentang bagaimana mereka menavigasi identitas mereka di tengah perubahan yang dinamis. Proses ini menggambarkan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi masyarakat Baduy dalam menghadapi tantangan baru, sambil tetap mempertahankan esensi budaya mereka.
Kampung Landeuh juga menjadi cerminan bagaimana masyarakat Baduy berinteraksi dengan dunia luar. Sebagai komunitas yang dikenal sangat tertutup, perpindahan ini memperlihatkan bagaimana mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan baru tanpa sepenuhnya melepaskan identitas mereka. Ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana masyarakat tradisional dapat bertransformasi dalam konteks modernitas.
Dalam konteks yang lebih luas, perpindahan ini menggambarkan dinamika perpindahan masyarakat adat di Indonesia. Banyak komunitas adat yang menghadapi dilema serupa ketika berhadapan dengan perubahan agama, modernitas, dan tekanan sosial lainnya. Studi kasus Kampung Landeuh memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana perpindahan semacam ini dapat terjadi dan bagaimana masyarakat adat dapat beradaptasi tanpa kehilangan jati diri mereka.
Kampung Landeuh, dengan segala dinamikanya, menjadi bukti nyata bagaimana masyarakat adat dapat beradaptasi dengan lingkungan baru tanpa kehilangan identitas mereka. Ini juga menggambarkan bagaimana nilai-nilai tradisional dan agama dapat hidup berdampingan dalam harmoni, menciptakan komunitas yang kuat dan berdaya. Akhirnya,artikel ini mengajak kita untuk merenung tentang makna identitas dan perubahan dalam konteks masyarakat adat. Bagaimana mereka menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam dunia yang terus berubah? Jawaban atas pertanyaan ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi kita semua.
2. Proses Perpindahan Agama dari Sunda Wiwitan Menjadi Islam
a. Faktor Yang Mendorong Menganut Agama Islam
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa narasumber dapat kita ketahui bahwasannya warga kampung landeuh memeluk agama islam dikarenakan 2 faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang dimana faktor eksternal dari lingkungan warga kampung landeuh sebelum menempati kampung landeuh yang mana lingkungan dan pergaulan warga tersebut dekat dengan kaum muslim hal ini menyebab adanya dorongan internal dari batin warga yang tergerak hatinya untuk memeluk agama Islam.
b. Awal Mula Warga Kampung Landeuh Memperoleh Pengetahuan Tentang Agama Islam
Warga kampung landeuh memperoleh pengetahuan agama Islam dari lingkungan yang sering dikunjungi oleh mereka sebelum menempati kampung landeuh sehingga mereka memiliki rasa penasaran akan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kaum muslim  di wilayah tersebut yang akhirnya mereka mengikuti kegiatan tersebut dan mulai tertarik memeluk agama islam. Dalam kegiatan tersebut ada seorang tokoh agama yang bernama H.Memet yang membimbing mereka dalam proses mengenal ajaran Islam lebih dalam.
c. Proses Mualaf Warga Kampung Landeuh
Proses mualaf warga kampung landeuh ini dibantu oleh yayasan At-Taubah 60 dengan dibantu Ustad Mahdi dan Kiyai Mayah untuk melakukan syahadat kepada mereka agar dapat diakui secara agama telah memeluk islam. Setelah melewati proses ini mereka secara langsung telah meninggalkan segala ritual-ritual dan kepercayaan sunda wiwitan yang sebelumnya mereka anut.
Secara keseluruhan, interaksi sosial dengan komunitas Muslim, lingkungan yang mendukung, dan pengalaman pribadi memainkan peran penting dalam menarik minat warga Kampung Landeuh Baduy untuk memeluk agama Islam. Proses mualaf biasanya dibantu oleh tokoh agama dan yayasan, sementara pengetahuan tentang ajaran Islam sering diperoleh sejak kecil melalui orang tua dan interaksi dengan lingkungan Muslim. Setelah menjadi Muslim, mereka umumnya meninggalkan praktik ritual Sunda Wiwitan dan berfokus pada ajaran Islam.
Dengan demikian, artikel ini dibuat untuk menginformasikan terkait adanya identitas warga kampung Landeuh sebagai wilayah pemukiman yang ditempati oleh masyarakat Baduy Mualaf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H