Negara mana yang tidak mau menjadi tuan rumah pesta sepak bola terbesar di dunia, yaitu Piala Dunia? Tidak ada yang tidak mau, termasuk juga Indonesia. Beberapa waktu yang lalu saya sempat berselancar di dunia maya, dan menemukan wacana bahwa Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah piala dunia tahun 2026 dan 2030. Wacana tersebut banyak mengundang reaksi dari netizen lokal, ada yang pro dan ada yang kontra, ada yang optimis dan ada yang pesimis. Saya sendiri setuju jika Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia pada tahun tersebut, pasalnya tingginya antusiasme rakyat Indonesia terhadap sepak bola, juga pada tahun tersebut, Indonesia sudah menjadi negara yang kuat, sehingga akan menjadi lebih mudah dalam membangun infrastruktur penunjang turnamen yang berstandar internnasional. Namun ada baiknya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA lainnya sebelum menjadi tuan rumah Piala Dunia utama. Mengapa demikian?
Saat ini ada 9 kategori Piala Dunia yang dikelola Federasi Sepak Bola Dunia, FIFA, dan 1 turnamen kecil khusus yang mempertemukan juara turnamen tingkat benua dan tim juara dunia, yang disebut Piala Konfederasi. 9 turnamen tersebut diantaranya adalah Piala Dunia untuk timnas senior, U-20, dan U-17 untuk timnas putra maupun putri lalu Piala Dunia Futsal, Piala Dunia Sepakbola Pantai, dan Piala Dunia khusus untuk klub sepakbola diseluruh dunia, yang saat ini masih hanya ada untuk tim putra. Namun, rakyat Indonesia masih terus menuntut Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia untuk timnas senior putra. Ya memang tidak ada salahnya juga sih, karena itu memang cukup realistis bagi Indonesia. Tapi akan lebih realistis lagi bagi Indonesia jika menggelar Piala Dunia lainnya terlebih dahulu, terutama Piala Dunia Junior (U-20 dan U-17) untuk timnas putra. Selain bisa dapat menambah jam terbang tim junior kita di level Internasional, juga biaya untuk menyelenggarakan Piala Dunia junior jauh lebih murah dibandingkan biaya untuk menyelenggarakan Piala Dunia utama, ditambah lagi penyelenggaraanya lebih singkat. Selain itu, di Indonesia sekarang juga sudah mulai menjamur stadion-stadion sepakbola berstandar Internasional, dengan ukuran menengah, tidak besar, tapi tidak juga kecil. Stadion-stadion “tanggung” inilah yang sangat sering digunakan sebagai venue pertandingan di ajang Piala Dunia Junior Putra, dan Piala Dunia Wanita, untuk segala lapisan.
Bagaimana dengan Piala Dunia Antar Klub? Saya rasa ini juga sangat memungkinkan untuk di gelar di Indonesia, mengingat jumlah stadion yang dipakai hanya 2 buah, dan waktu penyelenggaraannya termasuk yang paling singkat diantara Piala Dunia lainnya. Disamping itu popularitas tim eropa di Indonesia sangat tinggi.
Lalu ada Piala Dunia Sepak Bola Pantai. Sebagaimana yang kita tahu, bahwa Indonesia merupakan negara maritim, dengan jumlah pantai yang salah satunya terbanyak di dunia. Belum lagi pantai Indonesia yang sudah terlanjur terkenal di dunia Internasional akan keindahannya. Jadi bukan hal yang tidak mungkin lagi bagi Indonesia untuk tidak bisa menyelenggarakan Piala Dunia Sepakbola Pantai. Piala dunia yang satu ini juga lebih mudah terelealisasi, karena Indonesia hanya perlu membangun 1 – 3 stadion pantai berstandar internasional saja. Ajang ini juga bisa menjual pariwisata Indonesia yang terkenal akan pantainya, terutama di Bali, dan di kepulauan Nusa Tenggara.
Untuk Piala Dunia Futsal sendiri tidak terlalu sulit untuk terealisasi, karena prestasi timnas futsal Indonesia terus meningkat semenjak menjuarai piala AFF Futsal tahun 2010 lalu. Peringkat Dunia Indonesia juga tinggi, saat ini (September 2016) Timnas Garuda bertengger di peringkat 45 dunia dari 114 negara yang timnas futsalnya masih aktif, atau peringkat ke-8 di Asia. Satu-satunya pengganjal Indonesia untuk menggelar turnamen futsal terbesar di dunia minimnya fasilitas olahraga indoor yang berstandar internasional di Indonesia yamg dapat menampung ribuan penonton.
Dan untuk piala dunia wanita di segala lapisan usia, ini mungkin lebih sulit untuk terealisasi, meskipun sarana dan prasarana seperti venue pertandingan sudah bisa dibilang OK. Sebabnya, untuk saat ini, Indonesia masih belum mempunyai timnas sepakbola wanita. Yang ada saat ini hanyalah timnas futsal wanita yang diplot menjadi timnas sepakbola wanita kita, dan itu pun hanya untuk tim senior. Jika PSSI mau membenahi tim sepakbola wanita kita, mungkin suatu saat, kita bisa menyelenggarakan Piala Dunia Wanita dari level senior, U-20, hingga U-17.
Memang tidak ada salahnya jika Indonesia mau mencalonkan diri menjadi tuan rumah piala dunia senior putra, namun Indonesia juga seharusnya berani mencalonkan diri menjadi tuan rumah piala dunia FIFA lainnya, seperti Malaysia yang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 1997, dan Thailand yang menjadi tuan rumah Piala Dunia Futsal tahun 2012. Selain bisa menambah pengalaman Indonesia untuk menyelenggarakan turnamen-turnamen FIFA, biaya penyelenggaraannya juga lebih murah, dan durasi turnamennya lebih singkat, juga bisa dapat menambah jam terbang Timnas kita yang lainnya seperti timnas senior dan junior putri, timnas junior putra, timnas futsal dan timnas sepakbola pantai, bahkan juga klub-klub lokal kita di level internasional, yang nantinya dapat berdampak positif bagi perkembangan olahraga Indonesia di masa depan, terutama untuk sepakbola, futsal, dan sepakbola pantai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H