Mohon tunggu...
Amanda Ratih Pratiwi
Amanda Ratih Pratiwi Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu dari 2 anak, mencintai hutan, gunung, lautan dan negrinya

Amanda Ratih Pratiwi, Penulis 5 Buku solo, dan 18 Antologi ini adalah Istri dari Lukman Hakim,S.Hut.Msi. Selain aktif di kepengurusan Forum Lingkar Pena Bekasi selama 15 tahun,j uga sering mengerjakan artikel-artikel pesanan. Main2 ke blog saya ya, www.catatanamanda.com, makasih ^^

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tempe dan Pariwisata Indonesia

5 Desember 2017   22:17 Diperbarui: 10 Agustus 2019   13:31 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Jadikan tempe sebagai makanan yang ciamik di meja

Agar nutrisi tempe tidak banyak berkurang, sebaiknya kita pintar dalam mengolah tempe, salah satu upayanya adalah mengurangi tempe goreng. Nah loh, jadi tempe harus dibikin apa? Karena tempe bahan makanan yang multifungsi sebaiknya lakukan perebusan atau pengukusan, tempe dapat diolah menjadi banyak sumber makanan tanpa harus digoreng, misalnya saja tempe bacem, sup tempe, atau dibuat berbagai macam olahan lain misalnya steak tempe, burger tempe, brownies tempe dll

Btw, Tempe punya hubungan yang erat dengan Serat Centhini loh

Serat Centhini itu film ya? Iyes, film yang diperankan Dewi Persik, tapi tahukah kamu bahwa Serat Chentini merupakan kisah perjalanan putra-putri Sunan Giri sesudah Sunan Giri dibunuh oleh Sultan Agung, buku ini ditulis oleh juru tulis keraton Surakarta, R Ng Ronggo Sutrasno pada awal abad ke-19. Di dalam Serat Chentini ini memuat masalah ada istiadat, humaniora Jawa, kuliner dll, yah.. boleh dikatakan ini adalah kitab antropologi Jawa. Lalu hubungan antara Serat Chentini dan tempe apa? Di dalam bab ke 3 dan bab ke 12 disebutkan bahwa tempe sudah menjadi bahan panganan orang jawa sejak dulu

Menurut Sakti Wibowo penulis sekaligus budayawan,  dahulu sekali keahlian membuat tempe itu diwariskan turun temurun lewat proses mistik. Tidak seperti sekarang, saat ilmu pengetahuan sudah bisa merekayasa jamur rhizopus, dan siapa saja bisa bikin tempe asal tahu ilmunya. Pengrajin tempe tradisional Jawa sangat unik, termasuk cara mereka memperbarui dan menyimpan bibit tempe, namanya laru. Laru itu bibit jamur tempe yang didapat dari daun jati sisa membungkus tempe. Tempe yang dibuat jaman dulu dibungkus dengan paku daun. Pada saat pembuatan ada beberapa jamur yang menempel di daun saat tempe sudah jadi. Jamur yang menempel tadi digiling kembali untuk merontokkan jamur tempe, lalu dikeringkan. Disimpan baik-baik di tempat kering,pada suhu ruangan, itulah asal mula laru. Saat mau digunakan, laru yang telah disimpan tadi dicampur tepung. Ditaburkan di kedelai yang sudah direbus.. Menyampurkannya pun harus pada saat tempe sudah dingin. Zaman sekarang, laru sudah digantikan dengan starter jamur yg diproduksi pabrikan. Bentuk starter itu seperti garam, dicampur tepung lalu ditabur di atas bahan tempe.

Mengingat salah satu janda yang diselingkuhi Raden Mas Cebolang, tokoh di serat Centhini, adalah seorang pengrajin tempe ini membuktikan tempe memang makanan lokal Indonesia. Dalam jilid 3 Serat Centhini digambarkan perjalanan Cebolang dari Candi Prambanan menuju Pajang. Dalam perjalanannya, ia mampir di dusun Tembayat wilayah Kabupaten Klaten dan langsung dijamu makan siang oleh Pangeran Bayat dengan lauk seadanya. "Brambang jae santen tempe.. asem sambel lethokan,"tutur Pangeran Bayat. Sambel lethok sendiri diolah menggunakan bahan dasar tempe yang telah difermentasikan lebih lanjut. Kedelai dan tempe bahkan disebut secara bersamaan pada jilid 12 dengan bunyi, "..kadhele tempe srundengan..". Nah, besar kemungkinan tempe pertama kali memang dihasilkan di daerah Klaten mengingat cerita di atas. Tapi tidak menutup kemungkinan ada pengrajin tempe sebelum ini di tanah Jawa.


Bumikan tempe sebagai salah satu makanan lokal agar mendunia dari negri sendiri

Mengingat tempe betul-betul makanan lokal yang diproduksi secara turun temurun, tidak inginkah kita mulai menjaga kelestarian tempe sebagai salah satu makanan pribumi. Jangan sampai bangsa-bangsa asing mulai mempelajari bagaimana tempe dibuat kemudian meng-hak patenkan buatan mereka, apa yang terjadi? Bangsa kita kembali gigit jari.

Jika kita datang ke Bogor yang terbayang adalah talas, kalau datang ke Ambon yang terbayang adalah sagu, jika kita datang ke Padang yang terbayang adalah rendang, datang ke Palembang yang terbayang adalah mpek-mpek, lalu tempe? Pernahkah kita membayangkan ketika menyebut tempe yang terbayang adalah sebuah tempat di Indonesia? Saya rasa belum ada, padahal tempe adalah makanan nenek moyang, dibandingkan mpek-mpek dan rendang, tempe lahir lebih dulu. Tempe bisa saja menjadi salah satu icon sebuah kota jika, masyarakat setempat mulai berani mengeksplor tempe lebih jauh lagi seperti :

  • Memunculkan banyak industri tempe yang lebih moderen, dan mulai mengenalkan keberadaanya melalui media sosial, karena semua lini kehidupan tak lepas dari media sosial,
  • Mengedukasi masyarakat pembuatan tempe yang lebih moderen agar tempe tidak lagi dipandang sebelah mata oleh masyarakat sendiri.
  • Memunculkan varian-varian baru makanan olahan berbahan dasar tempe yang belum pernah ada dijumpai di daerah lain. Daerah yang paling banyak industri tempenya harus berani membuat varian baru misalnya lapis legit tempe, brownies tempe, pizza tempe, crackers tempe dll, sehingga pengunjung yang datang ke Klaten mengenali bahwa Klaten adalah penghasil tempe terbesar se-Indonesia
  • Bekerja sama dengan instansi terkait untuk mulai mengangkat nama tempe sebagai salah satu panganan lokal terbaik di daerah Klaten
  • Mulai memunculkan tempe sebagai makanan utama pada event-event festival ke-pariwisataan dimana banyak sekali turis asing berdatangan
  • Memang tidak dikeahui persis daerah mana di dalam kitab Serat Chentini asal mula tempe pertama kali di buat, jika memang benar daerah Jawa tepatnya di Klaten, maka daerah yang belum mempunyai icon makanan khas harus berani maju menduniakan tempe. Dan Klaten sebagai salah satu daerah yang mempunyai industri tempe  terbaik bisa memulainya, kenapa tidak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun