Saya adalah silent reader yang senang sekali mengikuti perkembangan kompasiana dari hari ke hari. Begitu banyak artikel-artikel yang memberi pengetahuan, wawasan baru dan memberi pencerahan untuk diri saya yang masih hidup dalam keduniawian ini. Biasanya begitu buka kompasiana saya langsung membaca artikel di kolom terekomendasi dan ter- lainnya
Namun beberapa hari ini ada yang menarik dari kolom ter- ini karena sedang membahas masalah salah satu kandidat Gubernur DKI Jakarta yang di'tuduh' oleh  kompasianer yang saya anggap paling 'suci' dalam artikelnya dengan melakukan penghinaan terhadap salah satu suku asli Jakarta dalam statement yang saat ini ramai dibicarakan mengenai koko dan kopiah.
Orang 'suci' kompasiana ini mengambil tulisan berita dan mencampurnya dengan opini sendiri sehingga terciptalah artikel yang sangat tendesius tersebut. hebatnya lagi orang 'suci' ini bisa menebak bahwa akan ada cap stempel darah untuk mendukung salah satu cagub DKI Jakarta. Lebih luar biasa lagi hari ini dia bisa menulis dua artikel yang 'teraktual' dan dalam tulisannya lagi-lagi semakin memperkeruh suasana..cape deh
Untungnya ada beberapa rekan kompasianer yang bisa membalas kelakuan orang 'suci' tersebut dengan membuat artikel penyeimbang dan tidak bersifat menyudutkan bahkan terasa membela. Bahkan kompas.com juga menurunkan berita tentang Ridwan Saidi (budayawan betawi) yang mengatakan Jokowi tak perlu minta maaf.
Dalam salah satu komentarnya dilapak lain dia mengatakan "Satu hal yang Anda Salah Bung, Saya tidak terkait sama sekali dengan Tim Suksesnya HNW-DIDIK, Anda boleh telusuri mau RING Berapapun sampe Ring Tinju, Saya tidak termasuk dalam Tim Sukses Siapapun, Saya hanya menilai dari Sudut Pandang Saya, Siapapun Kandidat jika ada hal yang perlu saya sikapi maka akan Saya sikapi." Kalimat ini menyatakan bahwa orang 'suci' ini membenarkan opini lain yang disampaikan oleh penulis. Tapi tetap saja dia tidak menerima opini penulisnya dalam komentar yang lain. Lebih lengkap silakan membaca ini
Akhirnya saya mengambil kesimpulan bahwa orang 'suci' ini adalah orang yang susah untuk dihadapi oleh warga kompasiana. Sudah banyak artikel yang dia tulis menyudutkan dan ketika berusaha untuk dibantah dia tidak menerima sama sekali. Yah inilah orang 'suci' yang saya maksud yang namanya tidak boleh disebutkan dengan sembarangan. Tapi biar bagaimanapun kita membutuhkan orang ini sebagai penghibur untuk tulisan-tulisannya yang penuh dengan humor dan kepolosan.
salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H