Mohon tunggu...
Any .
Any . Mohon Tunggu... -

Warna-warni kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menanti Hingga Mengerti

14 September 2014   02:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:46 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_359019" align="aligncenter" width="300" caption="Illustrasi: Shutterstock"][/caption]

*

Burung sejajar terbang ramai riuh rendah,

Pulang ke helai-helai daun dekat tambak,

Cintamu pun turut bersama kepak-kepak,

Menumpang lewat sejenak tanpa toleh.

*

Serangga malam ramai beradu merdu,

Menyaksikan bersoleknya satu malam,

Cintamu pun ikut bersama genggam alam,

Hening gelap tanpa pernah berpadu.

*

Gesekan batang bambu mengharu biru,

Lekat ingat pesan di kala purnama,

Larangan berbicara jika tak tahu makna,

Maka aku pun menjelma jadi patung beku.

*

Setetes embun pagi menetes di tiara,

Engkau boleh berkisah walau tanpa mengerti,

Karna selamanya paham kan tinggalkan tanya

Maka bertuturlah selama bersulur santun.

*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun