Mohon tunggu...
Hanya Opini
Hanya Opini Mohon Tunggu... -

Tukang komentar yang tengah bergulat mencari jati diri..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Antrilah

8 November 2013   10:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:27 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marilah berbaris baris yang manis
Cobalah turut budaya semut
Satu persatu berjejer berurut
Tuhan sayang orang sabar

Cuplikan lirik lagu tersebut mengingatkan kita untuk antri.

Antri mengajarkan banyak hal. Sabar, menghargai, mengendalikan emosi, rajin, sosialisasi dan masih banyak lagi.
Bukti betapa merosotnya moral bangsa ini. Antri absen saja bisa saling serobot. Bahkan di klinik, pasien ingin menyerobot, wajah tidak sabar, mengintip nomer antrian menjadi hal yang mengkhawatirkan bagaimana merosotnya nilai kesabaran.
Jalan raya apalagi. Hanya sekali dua kali saya melihat motor berbaris rapi. Selebihnya, semerawut, merugikan orang lain, tidak peduli menjadi pemandangan biasa.

Sudah banyak artikel tentang antri, namun mungkin hanya orang yang melek teknologi, itu pun tidak sengaja membaca artikel ini. Bagaimana cara nya agar himbauan mengantri ini samapai ke seluruh lapisan masyarakat?

Dunia pendidikan kita juga masih berdasarkan nilai pelajaran eksak. Bagaimana pelajaran moral masih seperti pelajaran nomer dua dibawah matematika dan sains.
Negara seperti australia sudah sangat concern terhadap pelajaran moral. Mereka lebih khawatir warga negara nya tidak bermoral daripada khawatir tidak bisa matematika.

Marilah antri. Budaya dasar yang mengajarkan banyak hal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun