Mohon tunggu...
arthur
arthur Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

manusia biasa yang belum masak dan senang menulis..berharap bisa berbagi informasi lewat kacamata sempit, yang tersimpan diruang kecil di bagian otak saya....mencoba meramu masakan hidup dalam aliran kata-kata, dari bahan berupa mata, telinga, hidung, mulut, dan hati....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ulang Tahun Kota Pontianak Ke-239

23 Oktober 2010   12:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:10 2005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, Sabtu (23/10), merupakan hari ulang tahun Kota Pontianak ke-239. Semarak perayaan menyambut hari jadi kota yang didirikan Syarif Abdurrahman Alkadrie pada 14 Radjab 1185 H atau 23 Oktober 1771 lalu, dikabarkan banyak teman melalui tulisan status di facebook. Seperti acara lomba sampan hias di Sungai Kapuas dan pawai obor di Taman Alun Kapuas. Sayang, saya tidak bisa melihat secara langsung.

Berdasarkan cerita, Syarif Abdurrahman Alkadrie yang dikukuhkan menjadi Sultan Pontianak pada 1192 H, melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu Kuntilanak yang sering mengganggu masyarakat yang melewati Sungai Kapuas. Tempat jatuhnya meriam yang ditembakkan, menjadi lokasi pendirian wilayah kesultanan. Bahkan, Masjid Jami’ Sultan Abdurrahman Alkadrie yang ikut dibangun, masih ada hingga kini di Kampung Beting.

Tembakan meriam untuk mengusir hantu masih dilakukan hingga sekarang. Bukan menggunakan meriam seperti zaman perang, tapi menjadi dentuman keras meriam karbit yang saling bersahutan di sisi kiri dan kanan aliran Sungai Kapuas. Bila Anda ada waktu, mampirlah ke Kalimantan Barat, khususnya Kota Pontianak, menjelang lebaran tiba. Dentuman meriam memekakkan telinga yang dipertontonkan, akan menjadi hiburan tersendiri yang penuh sensasi bagi Anda dan menjadi kebanggaan Kota Pontianak untuk menyuguhkannya.

Masih ada kebanggaan lain yang dimiliki oleh Kota Khun Tien (bila dilafalkan dengan lidah Tionghoa). Kota Pontianak dilewati oleh garis lintang nol derajat bumi hingga disebut Kota Khatulistiwa. Sebagai penanda, dibangun satu tugu kokoh yang awalnya dibangun menggunakan tancapan tiang kayu Belian (Meranti). Silakan berkunjung ke tugunya dan merasakan sendiri kehilangan bayangan diri setiap tanggal 21-23 pada bulan Maret dan September. Sebabnya, terjadi titik kulminasi dimana matahari akan berada tegak lurus di atas kepala orang yang berada di sana.

Sensasi Kota Pontianak di malam hari tak kalah menarik. Jejeran warung kopi bisa menjadi tempat pilihan kunjungan Anda. Mampirlah. Nikmati segelas kopi manis murah meriah bersama teman, di warung pinggir jalan. Dua warung kopi yang menjadi tempat favorit saya, di Jalan Gajah Mada dan Jalan Tanjungpura.

Bila di Jalan Gajah Mada, ada kudapan pisang goreng khas Pontianak yang dilumuri selai Srikaya yang manis. Setiap malam, pasti banyak pengunjung yang datang ke tempat ini. Kicau diskusi dan gelak tawa pengunjung akan Anda temui di sini. Harga untuk segelas kopi saring manis Rp 2.000 dan satu pisang goreng lezat seharga Rp 1.000. Paling sering, saya menghabiskan waktu menikmati malam Kota Pontianak bersama teman ‘kenthir’ seperti Daefvi “Tamara”, Chai “Jendol”, Dedex “Bieber”, Wira “Paman Gober”, Iin “Bekantan”, Dika “Wak Cik”, Uli “Paus”, dan Galih “Beruang Kutub”, di Jalan Tanjungpura. Selain karena faktor hiburan selalu pusing Erna (pelayan warung kopi), pemilik toko akan sabar menunggu menutup pintu warung sampai kelompok ‘kenthir’ beranjak pulang hingga pukul 03.00 pagi.

Selamat ulang tahun Kota Pontianak. Maju terus dalam pembangunan di segala bidang. Saya ikut merayakan ulang tahunmu dengan segelas kopi manis, semanis suasana di Pontianak yang aman. Semoga rencana pindahnya ibukota negara segera terwujud.

[caption id="attachment_300254" align="alignleft" width="300" caption="Foto diunduh dari http://zona-orang-gila.blogspot.com/2009/12/sejarah-tugu-khatulistiwa.html di Google."][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun