Mohon tunggu...
arthur
arthur Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

manusia biasa yang belum masak dan senang menulis..berharap bisa berbagi informasi lewat kacamata sempit, yang tersimpan diruang kecil di bagian otak saya....mencoba meramu masakan hidup dalam aliran kata-kata, dari bahan berupa mata, telinga, hidung, mulut, dan hati....

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Venice Ala Kalbar dan Anggrek Hitam

17 Agustus 2010   04:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:58 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota air terkenal seperti Venice, bisa Anda temukan di Kalimantan Barat. Bukan keindahan bangunan abad Rennaisance yang disuguhkan. Melainkan panorama keindahan alam, kemolekan negeri ini. Tak percaya?, silakan berkunjung ke Danau Sentarum, di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Danau Sentarum berada sekitar 700 km dari muara menuju laut Cina Selatan. Selain itu, daerah yang terletak di Kabupaten paling hulu di Kalbar ini, termasuk daerah yang sangat dekat sekali dengan Malaysia Timur. Menuju Danau Sentarum dari ibukota Provinsi, dibutuhkan waktu sekitar 14 jam perjalan melalui darat dan air.

Saat musim penghujan, air akan menggenangi hutan dan menyisakan pucuk pohon. Kedalaman air mencapai 6-8 meter. Namun, saat kemarau, Danau Sentarum seperti disulap menjadi lahan kering. Seperti dua sisi sebuah koin, keindahan alam dari dua musim ini tetap bisa menghadirkan decak kagum.

Kawasan Danau Sentarum menyimpan pesona Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) yang tumbuh alami di hutan sepanjang aliran Sungai Kapuas. Bila Venice menyediakan gandola yang akan menemani Anda menikmati eksotisme kota air itu, penduduk Danau Sentarum akan menemani Anda menggunakan long boat (sampan motor).

Jenis anggrek alam di danau Sentarum yang telah teridentifikasi oleh tim peneliti sebanyak 135 jenis. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan taman nasional di Kanada yang hanya memiliki 28 jenis anggrek. Desa yang mengembangkan wisata anggrek di lahan gambut terbesar kedua di Kalimantan Barat itu adalahPelaik dan Selimbau. Masyarakat menjaga tanaman anggrek alami yang tumbuh parasit di pohon. Setiap hari mereka selalu berkeliling di sepanjang aliran sungai menggunakan sampan. Bila ada tanaman anggrek yang jatuh ke air, akan diletakkan kembali ke pohon. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelestarian tanaman anggrek di hutan.

Wilayah Pelaik memiliki sekitar 50 jenis anggrek. Sedangkan Selimbau memiliki sekitar 40 jenis anggrek. Jenis anggrek yang tumbuh alami tersebut memiliki potensi untuk dijadikan objek wisata di danauSentarum. Wisata anggrek dapat menjadi pilihan utama pengunjung yang datang ke wilayah Danau Sentarum, yangsebagian besar didominasi oleh perairan. Transportasi yang digunakan masyarakat kebanyakan adalah sampan, sampan motor, ataupun motor Bandong (home boat).

Melihat tanaman anggrek yang hidup di pohon di pinggir sungai menggunakan long boat, memberikan kenikmatan tersendiri. Kicau burung Murai Batu, kelebatan burung Bangau dan Elang, menambah penyusuran sungai menjadi tidak membosankan.

Apalagi, rindangnya hutan memberikan kesan teduh kepada pengunjung. Alternatif lain bila pengunjung tidak menyukai tanaman anggrek adalah memancing. Jenis ikan yang ada di sungai desa mereka adalah ikan Baung, Lais, Toman, dan Patik.

Selain anggrek yang tumbuh alami di sepanjang aliran sungai, masyarakat Selimbau juga menjaga anggrek di daratan yang mempunyai luas sekitar tiga hektar.

Keelokan tanaman lain yang disuguhkan taman anggrek alami Selimbau adalah berjenis tanaman Kantung Semar (Nepenthes sp). Tanaman ini tumbuh menyebar di tanah yang terbuka dan cukup matahari, serupa dengan habitat anggrek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun