Mohon tunggu...
arthur
arthur Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

manusia biasa yang belum masak dan senang menulis..berharap bisa berbagi informasi lewat kacamata sempit, yang tersimpan diruang kecil di bagian otak saya....mencoba meramu masakan hidup dalam aliran kata-kata, dari bahan berupa mata, telinga, hidung, mulut, dan hati....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melihat ‘Rumah’ Marga Lim Pontianak

26 Juli 2010   16:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:35 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bangunan bertingkat tiga, dengan dua buah lampion besar yang tergantung pada langit-langit teras di lantai atas, dan empat buah tiang kokoh berwarna putih.Masuk ke bangunan yang beralamat di jalan Gajah Mada No. 63A Pontianak, kita disambut dengan tulisan YAYASAN HALIM, yang tergantung di atas pintunya. Tulisan bertinta emas dengan background hitam pada sebuah papan, sangat mencolok dengan pintu yang terbuat dari kaca berwarna hitam, tembus pandang.

Yayasan Halim merupakan sebuah yayasan yang menaungi seluruh masyarakat Tionghoa bermarga LIM. Yayasan ini didirikan sejak tahun 1875, di jalan Tanjungpura No.20. Sejak tahun 1985, yayasan ini pindah ke jalan Gajah Mada.

Sebelah kiri bagian dalam pintu masuk, terdapat dua buah papan tulis yang berfungsi sebagai papan pengumuman. Salah satu papan pengumuman dipenuhi dengan potongan-potongan kertas memanjang berwarna merah muda, berisi tulisan mandarin, di susun berjejer.

Dinding ruangan berwarna krem, dengan empat buah jendela tiap sisinya. Bentuk jendela terdiri atas sembilan kotak berukuran sama, dengan teralis besi, menampilkan pola bergambar bunga. Bagian kelopak bunga, terdapat tulisan LIM dalam lingkaran dengan tulisan mandarin, yang dikelilingi oleh lima helai bunga. Sebelas kipas angin menggantung di langit-langit ruangan. Masing-masing empat buah di bagian kiri dan kanan, ditengah berjumlah tiga, yang disusun berbaris.

Ruangan tengah dibatasi oleh sebuah papan pembatas, dengan dua buah huruf Hong Hi. Bila diartikan, huruf tersebut berarti Yayasan Lim. Dibalik papan pembatas, terdapat sebuah meja panjang dari kayu berbentuk oval, dengan kaki meja berbentuk bulat sebanyak empat buah. Sekeliling meja terdapat enam buah kursi lipat berwarna merah pada sandarannya. Berdekatan dengan meja oval, terdapat pula sebuah meja dari kayu berbentuk bulat yang juga dikelilingi oleh lima buah kursi yang senada pula.

Sudut kiri bagian dalam rumah tersebut, terdapat sebuah lemari kaca yang digunakan untuk menyimpan benda kenang-kenangan dari para kolega dan perkumpulan yang sama, yang berada di luar Pontianak. Antara lainThe Lin’s Association in Japan, The World Lin’s Association, Himpunan Keluarga “LIM” (Kioe Liong Tong) Padang, Ikatan Naturopatis Indonesia di Kalimantan Barat, miniatur Twin Towers Malaysia, dan beberapa hiasan berbentuk piringan lainnya.

Sudut kanan bagian dalam, terdapat sebuah lemari kaca yang digunakan untuk menyimpan alat-alat musik tradisional Tionghoa seperti kecapi dan alat musik petik lainnya. Lemari tersebut berdempetan dengan sebuah podium berukuran 3x4 meter, yang digunakan sebagai tempat latihan bersama setiap hari Sabtu dan Minggu, pukul 19.30 WIB. Tak jauh dari podium, terdapat empat buah meja dari kayu berwarna putih yang disusun merapat, dan deretan kursi yang tersusun rapi. Sisi kiri podium, dekat tiang dalam rumah, sebuah gendang tampak pada dudukannya. Musik hanya akan tampil apabila ada undangan yang meminta kelompok pemain musik tradisional Tionghoa. Selain itu juga, yayasan ini memiliki krematorium, yang digunakan untuk proses pembakaran jenazah. Tempat penyimpanan abu jenazah juga dimiliki oleh yayasan, yang terletak pada lantai atas rumah di jalan Gajah Mada.

Samping jendela, kedua dari sisi kiri, terdapat foto para pengurus yayasan. Pengurus dari yayasan ini berlaku untuk tiga tahun masa kerja, dan dipilih berdasarkan pemungutan suara oleh kepengurusan yang akan mengakhiri masa kerjanya. Kepengurusan berjumlah 40 orang. Kepengurusan tersebut terdiri atas beberapa bidang kerja.Antara lain : humas, kesenian, penasehat, seksi umum, dan tiga orang anggota pengurus non jabatan.

Kegiatan yang dilakukan di tempat ini antara lain, memberikan beasiswa, sumbangan untuk korban bencana alam dan kebakaran, pembelian konsoi (peti mati) bagi warga yang tidak mampu. Kegiatan tersebut menggunakan dana yang diperoleh dari hasil swadaya anggota, dengan tidak menentukan jumlah nominal.

Sebelum menuju tangga, di bawah burung garuda dan diapit foto presiden dan wakil presiden Republik Indonesia, terdapat tulisan berhuruf mandarin “Shi ho Lim shi chong chin we” yang bila di Indonesiakan berarti “Disinilah tempat berkumpulnya marga LIM”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun