Memang, kemungkinan menang masih ada, terutama jika Ganjar dan PDI Perjuangan mampu memanfaatkan 'perseteruan' Bibit Waluyo dengan Hadi Prabowo, sambil menata ulang konsolidasi di kalangan massa nasionalis. Tapi, sepertinya PDI Perjuangan lebih gampang dipancing oleh rival politiknya, yang 'menjual' kekecewaan Rustriningsih sebagai amunisi menggerogoti soliditas di level akar rumput. Rustriningsih menjadi tampak besar, justru oleh 'kegagalan' PDI Perjuangan mengelola isu. Termasuk, pernyataan Puan Maharani dalam sebuah acar di Solo (16/3), yang bernada 'menghukum' Rustriningsih dibanding mencoba merangkul kembali, sembari mengobati kekecewaannya yanng gagal menjadi calon gubernur.
Dalam hemat saya, akan jauh lebih cantik dan elegan jika tokoh-tokoh PDI Perjuangan merangkul kembali Rustriningsih yang sudah menyusun jaringan relawan hingga level kabupaten/kota, sebagaimana sudah dilakukan Bibit dan Hadi Prabowo. Selain itu, PDI Perjuangan akan dianggap 'sombong' jika hanya mengandalkan mesin dan dukungan warga PDI Perjuangan semata untuk pemenangan Ganjar/Heru.
Yang saya bayangkan adalah sikap rendah hati PDI Perjuangan dalam mengelola komunikasi politiknya di hadapan warga Jawa Tengah, dan bukan sebaliknya, menjaga jarak. Akan lebih cantik misalnya, PDI Perjuangan memilihkan wakil terbaiknya (muda, bersih, cerdas, visioner) dan dipersembahkan kepada seluruh warga Jawa Tengah tanpa terbatasi oleh sekat primordial, sosial dan budaya.
Masih banyak faktor yang bisa dimanfaatkan oleh Ganjar/Heru dan PDI Perjuangan, yang selama ini tidak disentuh/digarap dengan baik oleh pasangan Bibit/Sudjiono maupun Hadi/Don.
Satu hal lagi, Ganjar/Heru bukanlah sosok seperti Jokowi dan Hadi Rudyatmo, yang relatif lebih mudah bersosialisasi dengan beragam kalangan. Untuk pemilihan gubernur mendatang, bahkan mengandalkan Jokowi dan Megawati sebagai vote getter bisa jadi blunder jika pasangan itu tidak membangun di level basis. Jokowi dan Rudy sama-sama low profile, dan mudah menembus sekat kelompok/jaringan. Sebaliknya, Ganjar dan Heru harus mengejar 'ketinggalan' itu dalam waktu yang sangat pendek.
Entah kelak siapa yang bakal memenangi pertarungan di Jawa Tengah. Sampai sekarang, penulis masih meyakini potensi pasangan Ganjar/Heru membawa perubahan di Jawa Tengah, dan karena itu akan menyumbangkan suara untuk mereka. Mungkin satu-dua suara tak seberapa, tapi saya meyakini bahwa itu pun masih berguna. Semoga pembacaan saya keliru atas situasi politik di Jawa Tengah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H