[caption id="attachment_393756" align="aligncenter" width="480" caption="Akun Twitter @jokowi_do2 milik Presiden Joko Widodo"][/caption]
Saya terkejut membaca pernyataan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto bahwa Pak Jokowi tidak memiliki akun Twitter atau Facebook seperti dilansir VivaNews. Setahu saya, akun @jokowi_do2 benar-benar milik Pak Jokowi. Konon, akun tersebut dibuatkan oleh putra lelakinya. Berikut sekelumit cerita mengenai kepemilikan akun Twitter mantan Walikota Solo yang kini menjabat Presiden:
Suatu malam sekira jam 21-an, saya dikagetkan oleh kicauan dari akun Twitter @jokowi_do2. Di bawah kicauan terdapat catatan mesin, bahwa tweet itu menggunakan aplikasi Twitter for iPad. Ketika itu awal-awal pencalonan Pak Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta. Seketika, saya mengontak ajudan dan keluarga dekatnya, menanyakan apa benar Pak Jokowi ngetweet (lupa kalimat/temanya) pakai iPad, mengingat setahu saya Pak Jokowi hanya memegang telepon genggam flip warna hitam, yang belum menggunakan tombol model qwerty.
Baik ajudan maupun keluarga beliau menyatakan Pak Jokowi tidak memakai iPad. Namun salah satu anggota keluarga menyebut salah satu anak Pak Joko memiliki iPad, tapi jarang digunakan untuk twitteran. Malah, iPad tersebut banyak tergeletak di kamar. Singkat cerita, sang keluarga itu mengonfirmasi bahwa tweet tersebut tidak dilakukan anak beliau.
Keesokannya saya memberanikan diri menanyakan kepada Pak Jokowi. Kebetulan, saya pernah melihat beliau menggunakan tablet merek Samsung dan beliau menyatakan tidak memiliki/menggunakan iPad. Lalu, sampailah pada obrolan, bahwa Pak Jokowi sempat memberi ijin pada seseorang (tinggal di Solo) membantunya menjadi admin. Karena nama yang disebut saya kenal (pernah follow akun saya), maka orang tersebut saya beri pesan lewat jalur pribadi (direct message/DM) menanyakan betul/tidaknya membantu jadi admin akun Pak Jokowi, yang dijawab YA.
Saya menyarankan agar hati-hati ngetweet dengan akun orang lain. Apalagi Pak Jokowi seorang walikota dan sedang dalam proses pencalonan sebagai gubernur. Apapun pernyataannya, akan memiliki dampak yang tak sederhana.
Hingga beberapa hari saya perhatikan malah banyak retweet-an kicauan-kicauan sejumlah akun remaja yang menurut saya tidak mencerminkan kepribadian dan sifat Pak Jokowi. Tak hanya itu, akun tersebut malah banyak mem-follow akun-akun 'ABG', jumlahnya belasan, bukan akun-akun yang mendukung kerja/profesi Pak Jokowi.
Saya kembali menanyakan ke Pak Jokowi dan dijawab sudah menegur yang bersangkutan. Saya, kalau tak salah, lantas meminta yang bersangkutan tidak lagi ngetweet pakai akun tersebut kecuali atas sepengetahuan pemilik akun. Kekuatiran saya, jika 'si admin' ngetweet sesuatu pada saat Pak Jokowi sedang menerima tamu atau ada kesibukan dinas, maka dampaknya akan buruk bagi Pak Joko sebagai pemilik akun. Singkatnya, berhentilah itu.
Lalu, saya kembali berbincang soal pengelolaan akun Twitter. Sebaiknya, Pak Joko tak usah menyerahkan pengelolaan akun kepada orang lain. Jika mau ngetweet ya ngetweet saja, kalau tidak ingin ya tidak usah. Demikian kira-kira obrolan kami. Soal membalas mention pun tak usahlah jadi beban, sebab pekerjaan seorang walikota bukan hanya ngetweet.
Asal tahu saja, dari obrolan saat itulah baru saya tahu, Pak Joko itu seorang KasKuser, member situs populer KasKus. Beliau biasa berselancar malam hari, saat santai selepas kesibukan menerima atau menemui tamu. Banyak isu yang ramai di Internet, hampir dipastikan beliau update dan bisa cerita panjang lebar.
(Update) Maaf, kelupaan. Usai obrolan singkat itu, lantas ditindaklanjuti dengan penggantian kata sandi akun Twitter Pak Joko. Saya memandu salah seorang staf di rumah dinas walikota untuk membuka akun beliau melalui personal computer dan me-revoke seluruh perangkat yang pernah digunakan untuk penggunaan akun @jokowi_do2.
Jadi, jika Andi Widjajanto menyatakan, "Presiden tidak memiliki atau memegang akun apapun baik itu Twitter atau facebook," menurut saya sudah kebablasan. Saya sebut 'kebablasan' sebab sebagai Sekretaris Kabinet, mestinya dia harus mempelajari A-Z mengenai gaya, sifat dan berbagai hal terkait Pak Jokowi, apalagi dengan posisinya itu, dia bisa disebut punya peran 'melekat' dengan Presiden.
Andai yang dimaksud adalah pernyataan atau informasi resmi (official) Presiden hanya lewat Sekterais Kabinet atau Sekretaris Negara, masih bisa diterima. Seperti penegasannya melalui kutipan dari berita VivaNews berikut:
Menurutnya, informasi terkait kegiatan Presiden secara resmi disampaikan melalui situs sekretariat negara dan sekretariat kabinet.
"Dari pihak istana menggunakan secara resmi menyalurkan berita kegiatan presiden itu di Setneg/Setkab," ujarnya.
Jika itu yang dimaksud, saya sangat paham sepaham-pahamnya, karena 'eksistensi dan kewibawaannya' sebagai Sekretaris Kabinet tentu butuh pengakuan publik. Tapi, satu hal yang dia lupakan, jika sewaktu-waktu Pak Jokowi ngetweet pakai akun @jokowi_do2, maka bakal memiliki konsekwensi itu dianggap publik sebagai pernyataan palsu, enggak jelas, 'tertedjo' (hahaha...), dan seterusnya. Pada poin itulah, Andi Widjajanto sebagai Sekretaris Kabinet teledor.
Kalimat penutup dalam pemberitaan berikut, menurut saya juga menunjukkan ketidaktegasan, yang artinya inkonsisten.
Meski begitu, kata Andi, keberadaan akun-akun tersebut sejauh ini tidak merugikan sehingga tidak perlu diramaikan.
"Tidak ada larangan juga?, sejauh ini tidak ada pernyataan dari pemilik akun itu bahwa mempresentasikan presiden," ujarnya.
Jika akun @jokowi_do2 memang dinyatakan palsu alias bukan milik Pak Jokowi, tentunya juga ada penegasan. Adalah tanggung jawab saudara Andi Widjajanto menjaga martabat Pak Jokowi, baik sebagai pribadi, terlebih dalam kapasitasnya sebagai Presiden Republik Indonesia.
Bahwa kicauan Pak Jokowi di Twitter tidak seperti semasa masih di Solo atau pada awal-awal menjadi Gubernur DKI, itu hak beliau. Saya menduga, Pak Jokowi sudah dibantu seorang (atau lebih) admin sejak menjabat Gubernur dan apalagi sejak proses pencalonan presiden, meski saya yakin sepenuhnya di bawah kontrol beliau. Buktinya, hingga tulisan ini dibuat, kicauan terakhirnya tertanggal 21 Agustus 2014 dengan kicauan berbunyi: Alhamdulillah Mahkamah Konstitusi telah mengumumkan Keputusan hasil sidangnya. Semoga menjadi berkah dan manfaat bagi Bangsa Indonesia.
Soal akun Facebook, saya tidak tahu persis, sehingga tidak bisa cerita di sini. Namun dugaan saya, ada yang membuat dan mengelola, atas sepengetahuan dan seijin beliau.
Demikian cerita sedikit, sekaligus melengkapi berita VivaNews hasil wawancara dengan saya pada Rabu (28/1) pagi berjudul Blogger Pastikan Twitter @jokowi_do2 Milik Jokowi.
Tulisan ini dimaksudkan untuk mendudukkan soal pada yang seharusnya. Sebagai pendukung Pak Jokowi, saya jelas tak rela jika dari pernyataan Andi Widjajanto tersebut membuat banyak orang menafsir secara keliru kepada beliau. Beginilah cara saya 'menemani' beliau, meski saya bukan apa-apanya Pak Jokowi. Kebetulan saja kenal dan mengenal sifat dan watak beliau.
Catatan:
Silakan baca Akun Jokowi Diverifikasi Facebook, Dipegang Eks Tim Kampanye sebagai referensi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H