Mohon tunggu...
Mohammad Wiyanto
Mohammad Wiyanto Mohon Tunggu... -

seorang manusia yang selalu belajar dari proses hidupnya, MENJADI TUA ITU PASTI, TETAPI JADI DEWASA ADALAH PILIHAN

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kawan, Sisi Nestapa Itu

27 Mei 2012   11:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:43 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sungguh masih ku ingat ...
Sunggingan senyuman tipis menghias wajah seorang kawan
Tak biasanya ...
Kau datang ke petak kami yang sederhana
menyapa dengan hangat tak seperti biasanya
Kemudian pergi berlalu begitu saja
Seakan isyaratkan sebuah rahasia

Empat tahun sebelumnya ...
Kau ikut ukirkan cerita
Tentang sebuah perkenalan alam raya
Dalam pekan yang penuh nuansa cerita
Ikut kuatkan raga dan teguhkan jiwa
Dalam bentukan pegangan prinsip yang nyata

Hari berlalu dalam lautan ilmu
Mencoba berlaku jujur pada kalbu
Bahwa sisi hidup yang satu ini juga sangat perlu
Sbagai bekal torehkan cerita seru dalam hidupku
Bersama kita baca hari-hari itu
Menapakkan langkah menggapai cita-cita kita bersama
Untuk besarkan GAPADRI kita

Ketika hari itu tiba ...
Rencana tinggal lah rencana
Tuhan berkuasa atas segalanya
Engkau kembali hadir dihadapanNya
Dengan perantara sesuatu yang engkau cinta
Kami semua terhempas dalam pilu yang nyata
Seakan tak percaya kau telah tiada

Kawan berduka ...
Sahabat berduka ...
Adik-adik berduka ...
Gapadri merana ...
Begitu cepat engkau berlalu
Tinggalkan kami dalam haru biru

Inikah yang engkau sebut "berkorban untuk sebuah prinsip ?"
Inikah yang engkau maksud "berjuang sampai akhir hidup ?"

Kak, Kawan, adik ...
Begitu besar pengorbanan bagi kemajuan Gapadri kita
Begitu hebat proses goresan ceritanya
Akankan rela kita biarkan menguap sia-sia
Kemudian, dibiarkan hilang tak berbekas walau dalam angan kita
Berlakulah adil pada dia yang sudah tiada
Tetap kenang semangatnya
Sebagai tonggak yang slalu menyangga cita

Kawan, tujuh tahun sudah
Tetap terlindung disisi hati
Dalam keabadian yang hakiki
Doa kami slalu menyertai
Semoga engaku bahagia disisi ILAHI ROBBI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun