Instrumen Pemetaan Kompetensi Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan panduan teknis menyusun program kebutuhan profesionalisme guru, terutama yang berada di Kalimantan timur. Selama 3 hari penulis, terlibat secara langsung mengikuti workshop penyusunan Instrumen pemetaan Kompetensi guru dan tenaga kependidikan.Â
Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari di Hotel Swiss-Belhotel Borneo Samarinda, yang diikuti beberapa kabupaten/ kota yang ada di kaltim. Masing-masing kabupaten/kota mengirim perwakilannya sebanyak 1 orang di setiap jenjang yaitu PAUD/TK, SD, SMP, SMA/SMK yang terdiri dari guru dan Kepala Sekolah.
Turut hadir juga pengawas dan Penilik sekolah di tiap jenjang perwakilan setiap kabupaten/kota yang ada di Kaltim, yaitu Kota Samarinda, Balikpapan, Bontang, Kutai kertanegara (Kukar), Paser, Penajam Pasir Utara (PPU) dan Kutai Timur.
Ada beberapa kabupaten lain yang ada di kaltim tidak di undang. Di sebabkan jaraknya yang jauh dari pusat kegiatan di Kota Samarinda, yaitu Berau dan Mahakam Hulu (Mahulu), tidak mengikuti workshop penyusunan Instrumen pemetaan Kompetensi GTK dan PTK tersebut.
***
Mengapa harus diadakan penyusunan Instrumen Pemetaan Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan?
Â
Instrumen Pemetaan Kompetensi guru dan tenaga kependidikan mempunyai peran strategis dilakukan oleh pemangku kebijakan, dalam hal ini Balai Guru Penggerak (BGP) Kaltim mengadakan kegiatan tersebut selama 3 hari di Hotel Swis-Belhotel Borneo Kota Samarinda. Dan dukungan berbagai stakeholder Kabupaten/kota untuk memajukan pendidikan di daerah ini harus bersinergi satu sama lainnya.
Berdasarkan data yang disampaikan Ibu Wei (panggilan beliau) dan Pak Erwan Ismarudin, yang membersamai para guru, Kepala Sekolah, Pengawas, penilik, sebagai Instuktur dari BGP Kaltim, ada sekitar 55.000 guru di kaltim yang telah diukur kompetensinya hanya mencapai 20 persen, sekitar 1.800 guru. Selebihnya belum mengikuti kompetensi.
Bu wei, menyampaikan materi dengan interaktif, disertai dengan Ice breaking yang membuat peserta penyusunan Instrumen pemetaan kompetensi GTK dan PTK bersemangat. Beliau menyampaikan materi yang harus dilakukan sebelum menyusun instrumen pemetaan dengan mudah dipahami peserta.
Pentingnya bagi guru, kepala sekolah dan pengawas/penilik dalam pemenuhan kebutuhan sesuai dengan sekolah masing-masing dengan melakukan Training Need Analysis (TNA) atau Diskusi kelompok.
***
Apa itu TNA atau diskusi Kelompok dalam penyusunan Instrumen pemetaan Kompetensi GTK dan PTK
Training Need Analysis (TNA) adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi jenis pelatihan apa yang diperlukan dan memberikan rincian yang terkait dengan pelaksanaan pelatihan.
Dengan mengadakan TNA dapat membantu sebuah organisasi mengidentifikasi dan mengetahui kesenjangan dalam keterampilan dan pelatihan untuk mengetahui kebutuhan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dan tenaga kependidikan yang satu sekolah dengan sekolah lain berbeda.Â
Misalnya guru-guru yang berada di daerah pedesaan dan pegunungan berbeda dengan kebutuhan guru diperkotaan. Itu sebabnya perlu dipetakan kebutuhan model kompetensi guru dan PTK sesuai dengan perdirjen GTK nomor 2626/B/HK.04.01/2023.
Letak geografis, sumber daya manusia tiap sekolah, kemampuan digital, semuanya bagian yang mempengaruhi indikator instrumen pemetaan kebutuhan kompetensi GTK dan PTK.Â
TNA merupakan sebuah proses tahapan yang dilakukan terdiri dari analisis organisasi (satuan pendidikan), analisis personel ( PTK di satuan pendidikan), analisis tugas (Anjab ABK), pemilihan metode, pelaksanaan TNA, Evaluasi dan validasi.Â
Kegiatan dilaksanakan dengan penyampaian materi secara komunikatif, dan bermain (game) yang harus di jawab oleh peserta melalui sebuah aplikasi joinmyquiz.com oleh masing-masing kelompok.
***
Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Kebutuhan Kompetensi Guru dan PTK
Workshop penyusunan Instrumen Pemetaan kompetensi GTK dan PTK, yang dilaksanakan selama 3 hari di hotel swiss-belhotel borneo kota Samarinda, dilakukan juga masukan, pendapat masing-masing kelompok dari 7 kabupaten/kota yang telah disusun.
Perlunya perbaikan, hal yang perlu ditambahkan dengan kaitannya indikator pemetaan kebutuhan kompetensi masing-masing daerah. Peserta workshop berkeliling kesetiap meja kelompok, untuk memberikan masukan, perbaikan, tambahan yang perlu diperbaiki atau tidak dari indikator yang telah di susun.
Selain itu setiap kelompok juga menjelaskan pilihan indikator tersebut dengan kaitan instrumen pemetaan kompetensi guru dan tenaga kependidikan sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan.
***
Setelah saling memberikan tambahan komentar, perbaikan atau revisi bila diperlukan berkenaan Instrumen pemetaan kompetensi GTK dan PTK sesuai Dirjen GTK nomor 2626, menurut kebutuhan kabupaten dan kota masing-masing daerah dengan memperhatikan karakteristik, geografis, dan berbagai ciri kekhususan daerah lainnya.
Setelah workshop penyusunan Instrumen pemetaan Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan yang dilaksanakan selama 3 hari di Swiss-Belhotel Borneo Kota Samarinda, selesai dan ditutup oleh BGP Kaltim, para peserta tetap secara berkelompok sekembali ke daerahnya masing-masing membuat rencana tindak lanjut (RTL).
RTL tersebut dan perbaikan dari beberapa indikator, instrumen yang telah dibuat sesuai kebutuhan selama satu minggu ke BGP Kaltim oleh masing-masing kelompok yang mewakili kabupaten/ kota dari berbagai jenjang dari Paud, SD, SMP, SMA/SMK, SLB dan juga dari Paket A,B, dan C. Terdiri dari kelompok guru, kepala sekolah, pengawas, penilik. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H