Samarinda, Bulan Agustus 2011, ditahun menjelang kritisku, berada di Kampus Biru
Sudah berapa kali, Aku berkonsultasi dengan Dosen Pembimbing. Dari pengajuan judul dan Proposal Skripsi, kuhitung ada tujuh kali, baru bisa maju menyusun skripsi.
Sedang, untuk skripsinya hampir sepuluh kali, belum juga bisa ikut pendadaran. Benar-benar hari terberat buatku. Overthinking, mulai mengelayuti pikiranku.
"Inikan saya bilang salah!, kenapa belum kamu ganti!." Kata  Pak Denny, disaat Konsultasi.
"Kemaren, sudah saya ganti Pak, yang baru ini memang saran dari Bapak juga?." Aku mengingatkan.
"Kamu perbaiki lagi!, saya tidak mau tahu!. Setelah itu bawa lagi ke Saya. Ada lagi yang mau ditanyakan?."
"Baik Pak, mungkin cukup dulu. Saran dari Bapak untuk revisi, akan saya laksanakan."
Sesaat kemudian, Pak Denny beranjak dari teras rumahnya. Dosen Pembimbing tersebut masuk kedalam rumah, tanpa berpamitan sebelumnya.
Aku menghela napas dalam, sambil mengumpulkan lembaran Skripsi yang penuh coretan. Menyusun dan menjepitkan di  binder clip. Dan memasukkannya kembali ke dalam ransel yang kubawa.
"Kok susah banget ya, menyusun Skripsi ini. Selalu disalahkan dan direvisi, ahh..benar-benar!." gumamku pelan, setengah jengkel dengan Pak Denny, sambil meninggalkan rumah dosen pembimbing Killer tersebut.