Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bisnis Tokek

16 April 2024   19:13 Diperbarui: 17 April 2024   14:10 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mohon maap, Pak!, kami tidak jadi membeli tokek ini. Tokek ini tidak lulus uji pembelian." 

"Ya ampun!." Ibu Siti Nazarotin merasa aneh, dan tidak percaya.

"Kok bisa berat badan tokek ini menyusut, padahal sudah kami pastikan tiga koma enam kilogram Pak." sahut Ibu Siti Nazoratin dengan suara serak.

Semua yang hadir juga menjadi linglung dengan penglihatan mereka saat penimbangan tokek, tidak sesuai dengan harapan. 

"Gedebuk!." tiba-tiba tubuh Ibu Siti Nazoratin, ambruk. 

"Bu, Ibu, bangun bu!." Ujar Pak Wakidi, melihat tubuh isterinya terkulai lemas. 

Semua pengintip dan pencuri dengar, dibalik dinding-dinding rumah Pak Wakidi, juga tak kalah kagetnya. Mereka bergumam, Pak Wakidi dan isterinya, tidak menjadi orang kaya baru.

Dan gembar-gembor, bakal selamatan dan syukuran tujuh hari tujuh malam, yang akan digelar oleh Pak Wakidi dan Ibu Siti Nazoratin, dipastikan gagal total. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun