Danesh, celingak-celinguk, mencari kedua lelaki, pelaut tua yang tersesat di masa depan. Sehingga keduanya, sampai secangkir kopi kong Djie dihadapannya, mendingin.
Terlihat dua orang kakek tua, tertidur dibangku panjang, yang berada di bundaran komplek perdagangan ini. Bundaran tersebut merupakan pusat komplek perdagangan.Â
Dan udara di sekitar bundaran tersebut, terasa sejuk seperti berada di ruangan ber-AC. Tidak terlihat atap, atau pembatas diatasnya, padahal matahari bersinar terik.
"Oh, disini mereka berdua!."Â
"Pak, Pak, bangun Pak!." tegur Danesh sambil mengerakkan tangan, salah satu Pelaut tersebut. Keduanya tertidur pulas, karena merasakan nyamannya berada di bundaran tersebut.
"Ouhhmm, oh, siapa?."Â
"Saya Danesh Pak, ayo Pak segera pulang. Segelas kopi Kong Djie, pengantar bapak berdua dari masa kini, kemasa depan sekarang sudah mulai dingin.
"Oh iya, astaga!."
"Daeng, Daeng, ayo bangun!, Kita harus segera kembali!." panggil Pelaut tua, membangunkan temannya.Â
Keduanya bergegas menuju Kafe Kopi Kong Djie, diikuti oleh Danesh. Lelaki muda berkacamata tersebut, tersenyum melihat polah keduanya.
"Syukur, aku tidak terlambat." gumam Danesh.