Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Pekerja di Hari Lebaran

10 April 2024   13:29 Diperbarui: 11 April 2024   00:30 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Suasana lebaran. (Foto: KOMPAS/PRIYOMBODO)

Memasak makanan, menyajikan dengan sempurna kepada pelanggan. Dan mengantarkannya dengan penuh senyuman. Dulu, aku sempat bekerja di Angkringan yang menjual tempe mendoan, selama 3 bulan. 

Bekerja dari siang, sampai jam sepuluh malam dengan gaji 1 juta perbulan. Itupun dicicil sebanyak 3 kali, karena alasan pemilik angkringan dagangan lagi sepi. Dan capaian pembelian menurun. 

Dan-akhirnya, aku resign dari karyawan angkringan. Sempat nganggur setengah bulan, akhirnya diterima di restoran cepat saji. Melalui seleksi berkas, tertulis dan wawancara. Sampai akhirnya diterima bekerja di restoran cepat saji terkenal di kotaku.

***

Ilustrasi Cerpen Pekerja di Hari Lebaran diolah menggunakan Ai Bing (Dokumen Pribadi)
Ilustrasi Cerpen Pekerja di Hari Lebaran diolah menggunakan Ai Bing (Dokumen Pribadi)

Aku tidak bisa berhenti bekerja. Karena roda ekonomi keluarga ada di tanganku. Aku harus tetap menggali sumur kekuatan. Dan bisa menyemai ladang tenaga. 

Dihari lebaran ini, aku bekerja dari jam lima sore, hingga ketemu jam lima pagi. Menjelang sholat Subuh, dan mendekati takbiran di pagi bulan syawal.

Pernah juga aku ingin resign, karena sangking lelahnya bekerja direstoran cepat saji. Dan meminta tolong Pak Harun, untuk menjadi guru disekolahnya. Pak Harun, hanyalah seorang operator sekolah yang digaji honor dari dana sekolah.

"Gak usah mas Randa, gaji jadi guru honor itu kecil."

"Berapa Pak Harun, kalau pertama masuk menjadi guru honor di sekolah?."

"Ah, paling sampeyan bisanya digaji sebesar Rp.500 ribu perbulan. Itupun terkadang dirapel tiga bulan sekali. Karena gaji honor sekolah dibayarkan menggunakan dana Bosda (Bantuan operasional sekolah) mas!." Jelas Pak Harun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun