"Belum bu, saya tidak tahu kalau Pak Raja sering berada disana. "
"Ayo kita kesana, panggil Pak RT dan Kepala kampung, untuk ikut bersama kita!." perintah Guru Merza,kepada kedua anak buahnya.
***
Ketiganya, buru-buru menuju kerumah Pak RT, selanjutnya searah jalan menuju rumah Pak Raja, mereka memberitahu Kepala Kampung. Lalu bersama-sama berjalan kaki menuju kaki bukit Olale, yang berada diujung sebelah utara kaki bukit Olale.
Beramai-ramai warga kampung juga ikut mencari Pak Raja. Mereka mendaki puncak bukit Olale. Tidak ditemukan juga Pak Raja, dipuncak bukit tersebut. Biasa dia duduk membacakan syairnya dengan penuh semangat seakan melupakan usianya yang sudah renta.
"Apakah Pak Raja disembunyikan hantu bariaban?."
"Ah tidak mungkin. Pak Raja orang yang pemberani. Waktu mudanya beliau juga seorang pejuang, yang pernah menjadi kurir mata-mata menyampaikan pesan kepada pejuang Indonesia di hutan bergerilya, dimasa penjajahan Jepang.Â
***
Akhirnya setelah berkeliling kampung, Pak Raja ditemukan di pemakaman umum warga kampung Olale. Ia tertelungkup memeluk batu nisan didepan gundukan makam isterinya.Â
Pak Raja telah meninggal dunia. Disamping Pak Raja, si Jeki Orange, menggoyang-goyangkan tangan Pak Raja dengan kakinya yang kecil. Terlihat kucing kesayangan Pak Raja, berwarna orange tersebut mengeong.
"Meong-meong." suaranya terdengar pelan. Sambil menantap wajah guru Merza yang berdiri dihadapannya. Kucing Orange tersebut terlihat bersedih. Terlihat juga matanya berkaca-kaca. Ia mengerti, kalau Pak Raja sudah pergi meninggalkannya. (*)