Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penyair Tua

4 April 2024   21:47 Diperbarui: 4 April 2024   22:25 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover story Penyair tua, diolah menggunakan Ai Bing (Dokumen pribadi)

Pagi ini Pak Raja tak terlihat kesekolah. Pintu-pintu kelaspun belum terbuka. Bunga-bunga, dan berbagai tanaman yang ada dihalaman sekolah belum disiram.

"Ibu Elen, ada melihat Pak Raja?," tanya Guru Merza, Kepala Sekolah di kampung Kaki bukit Olale.

"Belum Pak, Kemana ya Pak Raja?. Tidak biasanya, beliau datang terlambat kesekolah." jawab Ibu Elen.

"Coba kasih tahu Pak Akmal untuk mendatangi rumah Pak Raja, siapa tahu beliau sakit."

"Baik, Pak. Saya akan mengasih tahu Pak Akmal untuk mendatangi rumah Pak Raja."

Ibu Elen, segera menuju ke rumah Pak Akmal yang tidak jauh dari bangunan sekolah. Pak Akmal tinggal tidak jauh dari sekolah tersebut.

***

Pak Akmal mencari kemana-mana. Dirumahnya juga, Pak Raja juga tidak ada. Lampu minyak tanahpun tidak menyala, yang biasa digunakan sebagai lampu penerangan di kampung kaki bukit Olale. 

"Bagaimana Pak Akmal, sudah bertemu dengan Pak Raja?." tanya Guru Merza.

"Tidak ada Pak!, saya sudah mencari kemana-mana, tapi tidak bertemu juga." Jawab Pak Akmal bercampur kuatir.

"Pak Akmal, sudah mencari di puncak bukit Olale, yang terlihat sebuah batu besar, tempat Pak Raja, bila sore hari menghabiskan waktu disana bersama si Jeki, kucingnya yang berwarna orange.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun