Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Pengalaman Menjadi Petugas KPPS di Pesisir Laut, Kampung Nelayan Tabalar Muara Berau

12 Februari 2024   19:23 Diperbarui: 14 Februari 2024   04:24 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi petugas KPPS  bukanlah hal yang mudah. Apalagi menjadi KPPS di daerah pesisir laut. Sebuah perkampungan nelayan yang berada di atas air laut yang letaknya tidak jauh dari daratan. 

Walaupun dekat daratan, tapi itu hanya berupa hutan magrove dan bakau, yang tidak  berpenghuni. Terdapat rawa-rawa yang dihuni binatang buas sejenis buaya yang tentu sangat berbahaya bagi penduduk sekitarnya

Kampung nelayan tersebut bernama Tabalar Muara yang berada di Kabupaten berau. Dari tempat tinggal penulis, jaraknya sekitar 66,7 Kilometer bila melalui jalur darat. Namun tidak sepenuhnya melalui jalan raya, sebagian perjalanan harus ditempuh menggunakan kapal perahu Dompeng, kendaraan transportasi yang biasa digunakan di Kalimantan.

Setelah melalui jalur darat, saya bersama KPPS lainnya mengangkut logistik Pemilu berupa kotak suara, kertas pemilihan dengan menggunakan kapal perahu Dompeng.

Perahu Dompeng merupakan satu-satunya alat transportasi menuju kampung nelayan yang ada dipesisir laut. Sepanjang perjalanan menuju kampung terkadang dihempas ombak besar dan mencekamnya sungai air yang tenang dengan jajaran buaya ditepi yang seakan mengintai.

***

perjalanan lewat jalur daratpun akan tambah terasa sulit kala turun hujan. Petugas KPPS mengendarai roda dua  berkompoi menuju kepelabuhan kecil yang ada di tabalar muara. Sedangkan logistik pemilu diangkut menggunakan kendaraan truk. 

Jalur air ditempuh sekitar 45 menit menuju kampung nelayan tabalar muara, tempat pemungutan suara. Uniknya kampung ini ada sebagian bermukim di daratan yang tidak jauh dari pelabuhan dan lebih banyak berada dikampung yang dipesisir laut.

Mata pencarian penduduk didaratan ada yang bertani, berkebun dan perdagangan. Sedangkan yang tinggal dipesisir laut menjadi nelayan. Tinggal dirumah diatas air laut untuk memenuhi air bersih diangkut menggunakan kapal perahu Dompeng seminggu sekali, bergantung keperluan warga.

Saat saya tanyakan kepada kepala kampung, harga satu drum air bisa mencapai ratusan ribu. Sebelum pemungutan suara, petugas KPPS sudah bermalam disana sehari sebelumnya. Untuk mempersiapkan tempat pemungutan, pengaturan kotak suara dan biliknya. 

Petugas KPPS bersama petugas keamanan bahu membahu menyiapkan tempat pemungutan suara dan pengamanan surat suara supaya tidak menimbulkan masalah. 

***

Para petugas KPPS dan petugas keamanan bermalam dirumah Pak RT yang juga merupakan tokoh masyarakat disana. Jumlah penduduk nelayan di Tabalar Muara pada tahun 2004, saat penulis menjadi KPPS sekitar 300 orang. Dengan Jumlah pemilih sekitar 150-an orang lebih.

Walaupun tidak begitu banyak peserta pemilih saat itu, satu suara yang diberikan dibilik suara sangatlah berharga menentukan arah kepemimpinan dan pembangunan lima tahun kedepan. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun