Sebagai seorang guru yang berada di perantauan, pesan dan petuah orang tua harus menjadi pegangan. Pantangan dalam bahasa berau " Gali", harus ditaati dan di jalankan. Jangan sombong, menghargai orang lain, dan menjauhkan perbuatan jahat menjadi mantra sakti yang menjaga diri.
Bila kita melanggar petuah tersebut, bisa saja kita pulang hanya tinggal nama. Ada istilah pribahasa " Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya".
Itu sebabnya lagu Gali di rantau menjadi inspirasi bagi orang berau, untuk menjaga diri. Begitupula bagi orang luar yang pernah hidup dan tinggal di berau seperti halnya ketika saya menjadi guru disana. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!