Buat sebagian orang mengingat kenangan masa lalu, bagian memulihkan ingatan dari bagian yang terlupakan. Walaupun tidak semua ingatan harus dipulihkanÂ
Gali di rantau bajalan malam merupakan judul sebuah lagu berbahasa berau. Sebuah lagu yang menggambarkan seorang putra banua yang hidup di perantauan jauh dari kedua orang tua.
Jauh dari sanak keluarga. Menanggung serba keterbatasan dan kekurangan hidup di tengah keterasingan di tanah rantau. Hidup berhasil dan sukses ditengah perantauan menjadi harapan setiap anak berau menggapai cita-citanya.
Apa maksud dengan Gali di Rantau bejalan Malam?
Menurut bahasa berau "Gali" mengandung arti pantangan. Kearifan lokal masyarakat Kalimantan pada umumnya ada istilah "Pantangan". Pantangan biasa juga dikenal dengan istilah "Kepuhunan". Pantangan juga mengandung makna sesuatu yang harus di jauhi dan larangan untuk tidak dilanggar.
Gali di Rantau yang merupakan sebuah lagu ciptaan seniman terkenal di berau. Pak Kamaruddin yang menciptakan lagu tersebut syairnya dituangkan oleh beliau dari perenungan setiap kampung yang ia lalui. Dan kemudian dituangkan dalam setiap kalimat di dalam lagu.
***
Bagi orang berau dan bukan lahir di tanah batiwakal ini, lagu Gali di rantau menyimpan kenangan ketika pernah melalui kampung-kampung yang disebutkan di lagu tersebut.
Bagi saya sendiri, yang bukan asli orang berau namun menjadikan berau sebagai tanah dan kampung kedua. Karena hampir 11 tahun saya bertugas di sana sebagai guru yang hidup di perantauan.Â
Setiap kampung yang disebutkan dalam syair lagu Gali di Rantau pernah saya lalui, bahkan berdiam dan bermukim di sana sekian tahun.
Suaran atau kampung Suaran merupakan kampung pertengahan jalan menuju kampung biatan dan talisayan yang berada di ibukota kecamatan. Kampung yang pernah berjaya di saat perusahaan kayu masih beroperasi. Pekerja-pekerja perusahaan kayu silih berganti menuju lokasi kerja di jalan logging yang dilalui.
***