Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

4 Fakta Guru Dulu yang Banyak Tidak Diketahui Guru Sekarang

17 November 2023   09:14 Diperbarui: 17 November 2023   09:23 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa SD di sekolah Penulis mengikuti ANBK 2023 berbasis teknologi | Dokumen pribadi : Riduannor

Bicara tentang guru yang dijuluki "Oemar Bakrie", karena populernya lagu Iwan Fals. Lekat dengan hidup sederhana, mengabdi penuh keiklasan. Dari dulu sampai sekarang tak lepas dengan urusan kesejahteraan.

Guru merupakan profesi mulia dan sampai diberikan gelar "Pahlawan tanpa tanda jasa". Sampai sebegitunya di masa Orde baru (Orba) memberikan gelar itu bagi tenaga pendidik.

Dulu, guru hidup penuh dengan kesederhanaan dengan keterbatasan ekonomi kini berubah menjadi guru yang hidup lebih memadai. Adanya tunjangan profesi guru (TPG) dan tambahan penghasilan yang diberikan oleh daerah berbeda dan tidak sama di masing-masing Kabupaten/Kota.

Lambat laun, guru tahun 1960-an banyak yang purna tugas. Saya sendiri meru pakan guru yang berada di rentang tahun 70-an. Diangkat dimasa berakhirnya kejayaan orde baru. Menjelang peristiwa tahun 1998, di saat lahirnya orde reformasi.

Dari catatan yang saya buat, ada 7 fakta yang tidak dirasakan dan dialami oleh guru di zaman sekarang. Saat ini yang dilihat menjadi guru ASN banyak kelebihannya. 

1. Tempat tugas yang jauh dan terpencil, bila ingin menjadi Guru PNS

Menjadi guru sekitar tahun 1980-an dikenal dengan istilah wiyata bakti. Seorang guru mengabdikan diri di sekolah yang akses jalan dan tempat tugasnya jauh dan terpencil. 

Baca juga: Guru-guru Perantau

Setelah mengabdikan diri dengan penghasilan gaji yang sangat kecil, selama beberapa tahun barulah diangkat menjadi CPNS. Gaji yang didapat berkisar Rp.25-40 untuk guru yang baru diangkat sebagai CPNS.

Screnshoot SK Cpns penulis, saat pertama diangkat dengan gaji masih 80 persen (Dokpri)
Screnshoot SK Cpns penulis, saat pertama diangkat dengan gaji masih 80 persen (Dokpri)

Barulah ditahun 1990-an keatas, gaji seorang pns guru ada sedikit kenaikan. Saya sendiri ketika diangkat menjadi cpns (80%) dengan gaji sekitar Rp.163.840. Dan bisa menjadi guru pns, harus mau ditugaskan ditempat yang jauh dan terpencil. Biasa disebut Guru daerah terpencil (Gudacil).

Guru dacil diangkat dari lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Dan sebelum bertugas kedaerah yang jauh dan terpencil, para Gudacil diberikan pembekalan oleh Pemerintah Daerah ala semi militer. Dan diberikan peralatan memasak berupa panci, wajan, piring, gelas, sendok dan kebutuhan lainnya. 

Diberikan juga uang transportasi untuk menuju ketempat tugas. Bahkan Gudacil untuk mengambil gaji perbulan pun sulit. Gaji yang kecil hanya habis buat ongkos transportasi. Biasa gaji dikumpulkan sampai 3-6 bulan, baru Kepala Sekolah mengambilnya ke kota yang ada di Kabupaten.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Gudacil sepulang mengajar berkebun ataupun bertani. Dan yang tempat tinggalnya berada di pinggir sungai biasanya memancing ikan. Kalau kebutuhan sayuran dan beras, biasa bila musim panen ada saja siswa dan orang tua murid yang memberikannya pada guru.

***

Selain guru daerah terpencil (Gudacil), ada juga istilah Guru Transmigrasi (Gutrans). Gutrans di tempatkan dipemukiman warga dari luar daerah yang mengikuti program transmigrasi di era orde Baru.

Daerah transmigrasi merupakan hutan-hutan yang jauh dari pemukiman masyarakat dan ibu kota Kabupaten yang dibuka oleh Pemerintah secara besar-besaran di Kalimantan sekitar tahun 1980-1990.

Untuk formasi guru transmigrasi diambil dari lulusan guru setara diploma dua (D2) dari berbagai lulusan Universitas dan Institut Keguruan dan pendidikan.

Gutrans dan gudacil mempunyai kesamaan yaitu ditempatkan di daerah yang jauh dari Ibukota kabupaten dan akses jalan yang sulit. Saya sendiri termasuk Gutrans dari sebuah Universitas ternama di Kalimantan Timur. Dan kedua jenis guru ini biasa disebut dengan Guru Perintis.

Gutrans disiapkan oleh Pemerintah untuk bertugas di SD Inpres yang didirikan di daerah pemukiman transmigrasi. Medan jalan yang masih berlumpur dan tanah merah. Terkadang melalui alur sungai yang berbahaya berupa jeram-jeram dan batu karang yang tajam menjadi tantangan tersendiri bagi gudacil dan gutrans .

2. Penghasilan yang masih rendah diantara profesi lainnya

Guru dulu tidak mempunyai penghasilan yang sah lainnya diberikan oleh Pemerintah selain gaji. Tidak ada yang namanya Tunjangan perbaikan penghasilan (TPP), Insentif, tunjangan profesi bagi guru sertifikasi  (TPG) dan tambahan penghasilan (tamsil) bagi guru non sertifikasi.

Berbeda dengan sekarang, guru telah menerima berbagai aneka tunjangan di luar gaji yang diberikan secara sah oleh Pemerintah pusat maupun daerah. Tujuannya memang untuk mensejahterakan guru dan perbaikan penghasilan dari segi ekonomi. 

Dan kabar gembira selalu dinanti oleh para PNS, ABRI, dan keluarganya termasuk guru saat pemerintah memberikan pengumuman kenaikan gaji pegawai negeri sipil, TNI/Polri. Biasa kenaikan gaji, diumumkan bersamaan penyampaian rancangan APBN.

Kenaikan demi kenaikan gaji setiap tahunnya, memperbaiki kesejahteraan guru. Apalagi di era gus dur, pasca terpilih menjadi Presiden RI ke-4. Gus Dur menaikkan gaji PNS secara umum baik guru, TNI/Polri dan pensiunan hampir 3 kali lipat, mencapai 270%. Sungguh luar biasa, kenaikan ini tertinggi sepanjang sejarah.

Berikutnya, kenaikan pada era Megawati dari 2001-2004 mencapai 15%. Dilanjutkan presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudoyono (SBY) terhitung sebanyak 9 kali kenaikan gaji dengan besaran yang berbeda-beda. Sedangkan di era presiden Joko Widodo (Jokowi) tercatat ada 2 kali kenaikan di tahun 2015 dan 2019.

***

Ditahun 2024, Presiden Jokowi kembali menaikkan gaji PNS, TNI/Polri sebesar 8 persen, melalui pidato pengantar RAPBN 2024 dan nota Keuangan di Gedung DPR/MPR RI. Selain itu para pensiunan PNS di naikkan sebesar 12 persen pada tahun 2025.

Dan terakhir dan tengah hangat dibahas adalah akan diberlakukannya sistem Single Salary (Gaji tunggal). Perubahan sistem penggajian Aparatur Sipil negara (ASN). Yang menggabungkan berbagai aneka penghasilan menjadi satu dari berbagai komponen penghasilan.

Berdasarkan pengalaman saya sendiri, ketika bertugas di daerah transmigrasi ditahun 1997an dengan gaji yang kecil untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, teman sesama guru dulu ada yang berkebun dan bertani di sekitar lahan yang ada di samping atau didepan rumah. 

Ada juga teman yang ikut bekerja mencari gaharu di hutan. Gaharu merupakan pohon yang tumbuh liar di hutan Kalimantan. Bahkan harganya mencapai Rp.650.000 sampai dengan Rp.400 juta perkilogram. 

Seorang teman sampai berjualan baju, kedesa-desa sekitar sepulang mengajar. Saya sendiri waktu itu memilih berjualan kebutuhan sekolah seperti buku, pensil warna, dan lainnya. Saya berbelanja di grosir alat tulis dan kebutuhan sekolah ketika pulang kampung ke Samarinda, saat liburan.

3. Tidak adanya Alat Komunikasi canggih seperti sekarang

Guru dulu masih terbatas untuk berkomunikasi, apalagi yang bertugas di daerah pedalaman dan terpencil. Termasuk juga yang bertugas di daerah transmigrasi.

Alat komunikasi satu-satunya berupa Single Side Band (SSB) yang dimiliki oleh Kantor unit pemukiman transmigrasi (UPT). Alat tersebut digunakan untuk menerima informasi dari Kota Kabupaten berupa pengumuman mengenai kegiatan prajabatan sebagai persyaratan menjadi PNS, panggilan mengikuti penataran, pelatihan ataupun workshop yang di adakan dinas pendidikan di ibu kota Kabupaten.

Bahkan kalau kita jarang memantau berita dan informasi yang disampaikan melalui SSB akan ketinggalan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Dinas pendidikan ataupun dinas transmigrasi. Itu sebabnya SSB selalu aktif 24 jam dengan dikelola seorang operator dari stap UPT daerah transmigrasi.

Selain alat komunikasi yang belum secanggih sekarang. Akses jalan pun masih sulit. Jalan yang digunakan pun masih numpang dengan jalan logging. Jalan perusahan kayu untuk mengangkut kayu gelondongan. Resiko tabrakan di jalan dengan truk-truk kayu pun sangat besar, bila sopir taksi tidak berhati-hati.

4. Alat mengajar yang tradisional tanpa teknologi seperti sekarang

Guru dulu, mengandalkan kapur dan penghapus sebagai senjata andalan dalam mengajar. Di bantu dengan papan tulis sebagai media menyampaikan pelajaran tanpa bantuan teknologi apapun.

Berbeda dengan guru sekarang dalam mengajar menggunakan berbagai media teknologi yang canggih saat mengajar. Bisa menggunakan sofware, powerpoint, proyektor. 

Tangkapan layar saat penulis mengajar menggunakan media youtube saat pandemi covid-19 (Dokpri)
Tangkapan layar saat penulis mengajar menggunakan media youtube saat pandemi covid-19 (Dokpri)

Bahkan di saat pandemi covid-19, guru sekarang dituntut mengajar secara jarak jauh. Sehingga terjadi inovasi mengajar dengan menggunakan media sosial secara daring. Baik melalui zoom meeting, google meet, whatsaap, sampai dengan media visual menggunakan chanel youtube.

***

Sebuah perubahan baik dulu dan sekarang tidak bisa dihindari. Sebagai guru tantangan menyesuaikan diri menghadapi berbagai inovasi dan kemajuan teknologi menjadi bagian hidup yang harus diikuti dan juga dikuasai.

Apalagi seorang guru muda yang mengajar ditengah gempuran kemajuan teknologi tidak ada alasan tidak bisa, tidak mampu, sulit menggunakan aplikasi ini dan itu. 

Harus terus belajar dan berusaha menguasai berbagai perubahan baik secara teknologi maupun cara mengajar yang membiasakan diri menggunakan media sosial lainnya. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun