Kata seorang teman yang baru beberapa bulan menulis di kompasiana, coba cek di bagian K-Reward di akun sampeyan.
"Oh ngono to?, jawab saya sambil mengintip pitur K-Reward di akun saya.
"Kosong mas, gak ada gaji secuil acan".Â
***
K-Reward itu tak lebih hanya sebagai penghargaan atau apresiasi yang diberikan oleh Kompasiana di dasarkan perolehan view yang di dapat kompasianer dengan perhitungan Google Analytics. Bukanlah gaji.
Saya jadi ingat perkataan Pak Harto, ketika mau lengser jadi Presiden di tahun 1998. "Ora Patheken". Saya juga ikut-ikutan mengutip kata-kata beliau "tidak dapat K-Reward, Ora Patheken".
Karena begini mas bro, kalau kita berpatokan menulis di kompasiana berharap k-Reward yang diberikan adalah gaji layaknya diterima setiap bulan dengan banyaknya tulisan dibaca, maka kita siap-siap "Kecewa".
Bahkan bisa jadi menurunkan semangat menulis kompasianer, membuat ngopi gak enak, makan pun tidak nyaman. Belum lagi hanya gara-gara mengejar K-Reward, tulisan dikirim terus layaknya minum obat. Mau dibaca tidak dibaca, pokoke kirim.
Sehingga kualitas sebuah tulisan dinomor duakan. Yang penting banyak tulisannya, biar keluar masuk wc, keluar masuk warung juga ditulis. Berakhir dengan penghapusan artikel atau gambar oleh Admin-K, karena lupa mencantumkan dari mana mengambil sumber gambar.
***
Menulis di kompasiana bergantung niat si Kompasianer. Saya sendiri menganggap hanya sebatas kegemaran (Hobby). Bisa dilihat dari banyak tulisan saya. Selama 12 tahun, cuman 246 Artikel, dan masih menyandang lencena "taruna".
Sementara, ada yang baru 2-3 bulan di kompasiana sudah lencena "penjelajah". Istilah saya, saya jualan di warung ini jarang bukanya, lebih banyak tutupnya.Â