Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Komitmen Guru Penggerak Angkatan 7 Kota Samarinda

22 September 2023   16:42 Diperbarui: 22 September 2023   16:49 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bersama rekan satu kelompok CGP saat mengikuti Pengukuhan Guru Penggerak (Dokumen Pribadi : Riduannor/Istimewa)

"Perubahan tidak menuntut waktu, yang terpenting dari perubahan adalah Komitmen. Dan sebuah Komitmen akan diuji ketika masa-masa sulit datang" 

Di Balai Guru Penggerak (BGP) Kalimantan Timur, 51 guru penggerak Angkatan 7 Kota Samarinda mengikuti pengukuhan. Perjalanan mengikuti Pendidikan sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) juga didasarkan niat yang kuat, serius mengikuti pendidikan.

Kalau diingat, awal penulis mengikuti Seleksi CGP berawal dari rasa ingin tahu, apa itu guru penggerak?. Ada dua angkatan sebelumnya saya tidak tertarik sama sekali. Baik itu Angkatan 2 dan 5, untuk kuota Kota Samarinda. 

Angkatan 2, pendidikannya mencapai 9 bulan. Baru angkatan 5 di mulai waktu pendidikannya 6 bulan. Dan dilanjutkan di Angkatan 7 yang durasi pendidikannya juga 6 bulan.

***

Ikut seleksi, karena tertarik dengan Angka Tujuh

Ya, Angka tujuh yang membuat saya mengikuti seleksi Calon Guru Penggerak. Rasa ada "Chemistry" diangka tujuh. Mungkin angka tujuh, boleh jadi membawa hoki.

Atau Angka 7 sebagai lucky number seven, angka "pembawa keberuntungan". Nomor Induk pegawai saya pun pertama kali diangkat, berujung angka 7. Begitupula di nomor handphone. Dan ada Angkatan 7 Guru Penggerak membuat saya yakin saya lulus seleksi diangkatan ini.

Kalau dihubung-hubungkan, angka 7 banyak menjadi warna kehidupan manusia. Misalnya tujuh warna pelangi, tujuh keajaiban dunia, tujuh hari dalam seminggu, not musik juga terdiri dari tujuh. Konon, katanya Angka 7  juga disebut "angle number" yaitu angka malaikat. 

Dan Angkatan 7 juga menjadi angkatan guru penggerak yang paling banyak diminati. Dari peserta yang mengikuti seleksi mencapai 200 ribu, hingga yang lulus pun menjadi angkatan terbanyak. 

Kalau ikut seleksi diangkatan 8, 9 dan 10, apa bisa lulus?. Nah itu dia, saya belum pernah mencobanya. Dari segi budaya dan kearifan lokal, memang orang Indonesia tidak pernah jauh dari hari baik, waktu baik, bilangan baik. Dan katanya setiap orang mempunyai bilangan yang berbeda. 

***

Komitmen Guru Penggerak

Guru Penggerak di saat mengucapkan ikrar dan komitmen bersama menjadi katalis perubahan pendidikan di Kota Samarinda (Dokpri)
Guru Penggerak di saat mengucapkan ikrar dan komitmen bersama menjadi katalis perubahan pendidikan di Kota Samarinda (Dokpri)

Dari rangkaian pengukuhan guru penggerak Angkatan 7 kemaren, ada rangkaian yang harus diucapkan, dan diikrarkan bersama oleh Guru Penggerak.

Sebuah Komitmen bersama guru penggerak seangkatan. Dengan dipimpin oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud), bapak H.Dr.Asli Nuryadin, S.Pd.,MM. Beliau memimpin semua Guru Penggerak yang hadir dan mengikuti pengukuhan mengucapkan bersama.

Kami, Guru Penggerak Kota Samarinda, siap menjadi Katalis Perubahan Pendidikan di Kota Samarinda dengan cara :

1. Menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di kota Samarinda.
2. Menjadi pengajar praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah.
3. Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah.
4. Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaboratif antar guru dan pemangku kepentingan di dalam dan di luar sekolah.
5. Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong "Weil-being" bagi ekosistem pendidikan di Kota Samarinda.

Kelima komitmen tersebut, terasa mudah diucapkan dilidah, tapi menjadi beban berat dan penuh tanggung jawab yang besar untuk dilaksanakan oleh setiap guru penggerak.

Diantara Kisah Guru Penggerak

Foto bersama Pak Pur yang datang di lokakarya 7 dan panen hasil pendidikan Guru Penggerak (Dokpri)
Foto bersama Pak Pur yang datang di lokakarya 7 dan panen hasil pendidikan Guru Penggerak (Dokpri)

Penulis mempunyai anggota kelompok yang telah ditetapkan sejak awal mengikuti pendidikan calon guru penggerak. Kami biasa berkolaborasi, baik diskusi, mengerjakan tugas, baik daring maupun luring.

Terkadang dikolaborasikan dengan kelompok lain. Namun setiap guru pengerak mempunyai kelompok induk. Kelompok saya terdiri dari guru SD, SMP dan SMK. 

Saya dan bu Ari Kusuma dari jenjang SD. Sedangkan bu Hanik dari SMP, seorang guru Bimbingan dan Konsling (BK). Dan dua guru SMK, Pak Musleh yang juga seorang guru dan pengasuh pondok pesantren Syekh Syaikhona Kholil. Dan Ibu Juli Alfiah Nurliani dari SMKS Muhamadiyah. Biasa dipanggil Bu Juli.

Entah bagaimana, kelompok ini orangnya rada-rada gokil, susah serius. Karakternya rada-rada mirip. Ditambah dengan pengajar praktiknya yang berasal dari guru SMP. Biasa dipanggil Pak Ari. Yang mudah mengikuti gaya dan maklum dengan anggota kelompok ini.

Cuman sayang, saat pengukuhan kelompok ini tidak lengkap. Selama pengukuhan pun tak terlihat pengajar praktiknya. Hanya saya, Pak Musleh dan bu Ari yang hadir. Sedangkan dua orang plus pengajar praktik tidak menghadiri.

***

Saat mengerjakan tugas bersama di Lokakarya Pendidikan Guru Penggerak (Dokpri)
Saat mengerjakan tugas bersama di Lokakarya Pendidikan Guru Penggerak (Dokpri)

Saat berjuang bersama, tetap lengkap. Saat mengikuti pendidikan selalu kompak. Baik daring maupun luring. Sering juga ditegur Fasilitator, Pak Purwanto, biasa dipanggil Pak Pur karena ngumpul tugas diujung due date. 

Begitupula saat lokakarya 7 dan panen hasil semua hadir berkolaborasi. Dan tentunya, tetap susah serius. Kala bersama mengikuti Pendidikan Guru Pengerak, selama 6 bulan ada yang tidak hadir. Pasti sedihlah. Kalaupun ngumpul jadinya heboh sendiri.

Di pengukuhan Guru Penggerak, rasanya ada yang kurang lengkap. Kami hanya bertiga berpoto bersama hanya bertiga, tidak berenam seperti biasanya. Semoga Bu Juli, bu Hanik, Bu Ari, Pak Musleh, dan Pak Ari Arifin, selalu sehat semuanya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun