***
Tiba-tiba tubuh nenek Jamah bergetar hebat. Napasnya seperti ayam yang digorok. Matanya melotot keatas. Sesaat tubuh renta itu diam. Dan tidak bergerak lagi. Lalu Julak Shaleh menutupnya dengan sarung bahalai.
Tak berapa lama tubuh nenek Jamah bergerak-gerak dibalik sarung bahalai. Julak memberi isyarat mata ke Haji Ilung. Sejurus kemudian Haji Ilung menancapkan jarum emas diujung kaki nenek Jamah.
Nenek tua itu seakan meraung hebat, saat jarum emas menancap dijari tengah kakinya. Ritual jarum emas dilakukan untuk membuang ilmu hitam yang dianut oleh nenek Jamah.
***
Tubuh Nenek Jamah ingin bangkit lagi dari kematiannya. Namun upaya itu diredam oleh Julak Shaleh dibantu Haji Ilung.
Sambil merapal mantra dibantu haji Ilung menancapkan jarum emas dijari kaki nenek Jamah, Julak Shaleh berusaha membuang ilmu hitam nenek renta itu.
Tubuh nenek jamah yang sudah duduk, kembali jatuh kelantai.
“Gedebuk!,” tubuh nenek Jamah kembali terbaring kaku dikasur lusuhnya.
“Syukurlah Pak Haji, nenek Jamah sekarang sudah meninggal. Haji Ilung, Amat tali, dan beberapa Bapak yang berjaga dirumah nenek Jamah bernapas lega.
***