***
Ini sekelumit gambaran mess atau perumahan pabrik kayu lapis yang memproduksi plywood sebagai andalannya, 33 tahun yang lalu. Rumah mess tersebut sekarang sudah banyak yang rusak dan usang dimakan usia.
Walaupun begitu, masih banyak warga yang dulu bekerja di perusahaan plywood itu menghuni mess bersama keluarganya.
Perusahaan Plywood sudah lama tutup. Bahkan merata tidak ada lagi yang beroperasi. Seiring dengan makin sulitnya mencari kayu mentah sebagai bahan pembuatan triplek.
Dan larangan Pemerintah untuk mengeksploitasi hutan. Mempercepat tutup dan bangkrutnya perusahaan dan pabrik kayu yang ada di seantero tanah borneo. Masa kejayaan pabrik kayu pun berakhir.
***
Diantara penghuni mess usang yang berjejer disekitar jalan umum yang sudah di cor tersebut adalah teman saya waktu masa kecil. Namanya Ilham yang juga menghuni rumah mess tersebut sejak kecil. Dulu orang tuanya merupakan karyawan tetap diperusahaan plywood.
Dan rumah mess itu, menjadi rumah peninggalan orang tuanya. Karena keduanya sudah meninggal dunia. Kata Ilham sebelum perusahaan Plywood tersebut bangkrut, banyak karyawan yang belum di gaji berbulan-bulan. Bahkan sampai bertahun.Â
Bahkan beberapa kali mantan karyawan mendemo perusahaannya minta dibayarkan gajinya yang tertunggak. Karena tidak didengar, para karyawan berdemo minta perhatian Pemerintah di Kantor Gubernur.
Segala daya dan upaya mereka lakukan. Yang terpenting hak-hak mereka berupa gaji terbayarkan. Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari para sisa karyawan yang tinggal mess ada yang bekerja serabutan. Ikut menjadi tukang membangun rumah.