Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Minggu Pertama Bertugas sebagai Kepala Sekolah yang Menyandang Calon Guru Penggerak

24 Juni 2023   09:17 Diperbarui: 24 Juni 2023   09:37 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat memimpin kegiatan pertemuan orang tua murid dan pemberian beasiswa PIP oleh Ibu Dr.Ir. Hetifah, Anggota DPR RI Kalimantan Timur (Dokpri)

Baru hari ini, saya berkesempatan menuangkan tulisan pertama tentang minggu pertama menjadi Kepala Sekolah. Saya rasakan jadi seorang leader memang tidak semudah berkata-kata.

Sejak dilantik Walikota Samarinda tanggal 23 Mei 2023, kemudian di sertijabkan di Dikdisbud dengan Kepala Sekolah lama saya langsung bertugas di sekolah baru sebagai Kepala Sekolah.

Sebuah sekolah yang berada dipinggiran kota Samarinda. Dengan jumlah siswa yang mencapai 144 orang, dan guru beserta tenaga kependidikan yang genap selusin dengan Kepala Sekolah.

Sebagai Kepala sekolah yang belum seumur jagung, tugas ini sebagai wadah menempa jiwa kepemimpinan. Ilmunya sudah didapat di Pendidikan Calon guru penggerak (CGP) selama 6 bulan. Saatnya menerapkan praktik baik dan budaya positip dalam artian sebagai pemimpin pembelajaran.

Sejak tulisan ini saya buat dan dilantik sudah berjalan 31 hari sebagai kepala sekolah. Langkah awal yang saya lakukan adalah mengevaluasi diri. Tidak ada pemimpin yang sempurna. Tidak ada pemimpin yang baik tanpa mendengar. Dan tidak ada pemimpin yang gagal bila mau belajar dan tidak gampang menyerah.

Seorang Kepala Sekolah senior memberikan nasihat kepada saya. Jadi Kepala Sekolah itu harus banyak mendengar keluhan dari orang-orang yang dipimpinnya. Jangan menutup telinga, dan bersikap tidak mau tahu. Bahkan cenderung Otoriter.

Beliau mengkritik Kepala Sekolah dari Guru penggerak.  Guru penggerak memang mumpuni dalam penguasaan Ilmu Teknologi, dan komunikasi digital. Sehingga masih muda dan baru golongan 3b seorang guru penggerak sudah diangkat menjadi Kepala Sekolah.

Bahkan kata beliau ada yang baru 5-6 tahun jadi guru sudah menjadi Kepala Sekolah. Ibarat pilot, jam terbangnya mengendalikan pesawat masih sedikit. Turbelensi udara pun belum begitu dikenali secara praktik. Walaupun teorinya, bisa jadi sudah dikuasai.

Entah kepada guru penggerak yang mana kritikan itu beliau tujukan. Saya merasa itu lebih baik ditujukan kepada diri saya sendiri. Kritikan menjadi intropeksi diri sekaligus refleksi diri. 

Tapi apakah secara kematangan emosional guru penggerak yang masih berusia muda itu bisa mengendalikan dirinya. Kemampuan memimpin dalam kondisi dan keadaan apapun (habitual leader). Atau hanya sekedar "situation leader".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun