Teman tapi mesra, " Friends with benefits" adalah hubungan tanpa status yang biasa terjadi dilingkungan kerja. Pernahkah  Anda mengalaminya?. Pasrah ketika terjebak di situasi tersebut, atau mencari solusi?.Â
Kadang dalam kondisi seperti ini, membuat setiap orang menemui jalan buntu. Seakan terkungkung dalam sebuah labirin yang tak menemukan jalan keluarnya.Â
Anda bisa saja dengan mudah bernasihat, "Apa sih yang Anda cari dari sebuah perselingkuhan?". Tidak kasihankah Anda dengan keluarga di rumah yang selalu setia?".
"Perbuatan itu melanggar etika dan moral. Dan juga di larang oleh agama, Apa Anda tidak merasa berdosa melakukannya?." Begitulah biasanya yang terjadi, ketika seseorang menghakimi teman dilingkungan kerja yang terjebak pada pergaulan yang tidak biasa.Â
Awal mula perselingkuhan di lingkungan Kerja
Biasanya, kejadian perselingkuhan karena curhat yang intens dengan rekan kerja. membuat rasa kasihan, terbawa perasaan (baper), dan perhatian yang berlebih.
Situasi tambah runyam karena perasaan itu hadir pada saat yang salah dan tidak tepat. Penulis sendiri pernah mengalaminya. Perlu waktu yang cukup lama untuk memperbaiki sebuah hubungan yang salah menjadi normal kembali.
Cari perhatian (Caper) dan curahan hati (curhat) menjadi bahan bakar utama mempercepat terjadinya perselingkuhan di lingkungan kerja yang tak dapat dihindari.Â
Merasa nyaman dan tenang di sisi teman sekerja menjadi titik-titik awal yang bila dibiarkan akan menjadi friends with benefits yang akan terus berjalan. Menjadi "Bucin". Apa itu bucin?. Kita sering mendengarnya. Karena ini termasuk bahasa gaul dalam KBBI, Bucin merupakan kepanjangan dari budak cinta.
***
Istilah bucin disematkan kepada orang-orang yang rela melakukan berbagai macam cara demi kebahagiaan pasangan.Â