Libur sekolah selama bulan Ramadan bisa dikatakan sudah menjadi tradisi di Indonesia. Sayangnya, sejak tahun 1978, tradisi itu dihapuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Presiden Soeharto.
Daoed Joesoef, sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu mengubah libur Ramadan hanya beberapa hari di awal bulan puasa. Â setelah itu di akhir Ramadan menjelang lebaran.
Sempat keputusan itu ditentang Majelis Ulama Indonesia (MUI) di era tersebut. Namun Pemerintah Orde baru tetap saja menjalankannya.
 Sehingga tradisi libur sekolah sebulan penuh sejak zaman kolonial belanda sampai orde lama tidak ada lagi sepanjang bulan Ramadan di bawah kepemimpinan soeharto.
***
Baik buruknya libur sekolah sebulan penuh selama bulan Ramadan
Libur bulan puasa sebulan penuh selama bulan Ramadan sebelumnya sudah menjadi tradisi di Indonesia. Kebijakan libur sekolah sebulan penuh itu berawal dari kebijakan Belanda di masa penjajahan kolonial.Â
Namun di era Orde baru di hapuskan. Menurut Doed, menteri pendidikan di zaman itu kebijakan belanda tersebut hanyalah meninabobokan rakyat Indonesia.Â
Beliau menganggap libur sebulan penuh akan membuat anak-anak muslim menjadi tertinggal dari segi intelektualnya. Yang dirugikan menurut beliau adalah kita sendiri bukan Belanda.
Pendapat tersebut, beliau tuliskan dalam bukunya berupa memoarnya, Dia dan Aku : Pencari kebenaran.
***
Dari segi kultur dan tradisi orang-orang tua sejak dulu mempunyai kebiasaan menghentikan dan mengurangi aktivitas bekerja selama bulan Ramadan. Aktivitas rutinnya yang dikurangi.Â