Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menjelang Bulan Ramadhan

21 Maret 2023   20:37 Diperbarui: 21 Maret 2023   20:46 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Genap satu bulan saya tidak membuat artikel, puisi, ataupun cerpen di Kompasiana. Seakan menjadi Ghostwiter. Tapi sebenarnya, banyaknya kegiatan Pendidikan Guru Penggerak yang harus dikerjakan dan di selesaikan.

Tak terasa bulan Ramadhan tinggal menghitung hari. Bulan yang ditunggu-tunggu oleh Umat Islam di seluruh dunia. Orang zaman dulu, ketika memasuki bulan Ramadhan, ada yang berziarah kesanak keluarga yang sudah meninggal dunia. 

Pergi ke Makam orang tua, kakek dan nenek, ataupun sanak keluarga lainnya. Ziarah memang merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan ketika memasuki bulan Ramadhan.

Saya sendiri, sudah tidak bisa melihat Ibunda tercinta, sejak mulai merebaknya pandemi Covid-19 di Samarinda.  Beliau berpulang menghadap sang pencipta. Dan sudah tiga Ramadhan tidak pernah berjumpa lagi.

Kehilangan orangtua tercinta, apalagi yang melahirkan kita sesuatu yang meninggalkan kesedihan mendalam. Biasa, setiap bulan Ramadhan, setahun sekali bisa merasakan masakan bunda tercinta ketika menjelang Sahur. Sungguh masakan yang istimewa.

***

Biasa, beliau menelpon untuk mengambil makanan kerumah yang jarak antara rumah saya dengan beliau kurang lebih 4 Kilometer. Karena memang saya tinggal berbeda desa dengan orang tua. 

Dan ketika menjelang berbuka puasa, beliau menelpon meminta dibelikan jajanan kesukaannya di pasar Ramadhan yang menyediakan berbagai jenis kue yang hanya ditemukan disaat bulan Puasa.

Memang segala sesuatu yang sudah pergi selama-lamanya dari dunia, tidak akan kembali lagi. Waktupun tidak bisa di putar kembali. Semuanya maju kedepan, tidak bisa dimundurkan walaupun hanya satu detik.

Dan kini bulan penuh keberkahan ini datang kembali. Banyak orang yang ingin berharap bisa bertemu dengan bulan Ramadhan. Bisa berpuasa di siang harinya, dan beribadah di malam harinya. Menjalankan Sholat Tarawih bersama keluarga. Dan makan sahur pada malam hari.

Di bulan Ramadhan, ada satu malam yang penuh dengan kemuliaan, keagungan dan tanda-tanda kebesaran Sang Pencipta yaitu Allah Subhana Wata Ala. Malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Malam tersebut dinamakan malam Lailatul Qodr. Dan di malam itu pula Alqur'an pertama kali di turunkan.

***

Saya jadi ingat waktu masa kecil, kampung masih sunyi dan penduduknya juga masih sedikit. Bila malam bulan Ramadhan, saya bersama teman sepermainan tadarusan Alqur'an di Surau yang terletak dekat dengan rumah.

Tadarusan biasa dilakukan setelah mengikuti sholat tarawih, selepas sholat Isya. Dan saya bersama teman juga terbiasa berkeliling kampung berpindah-pindah surau untuk menamatkan Alqur'an.

Saat menjelang remaja pun, saya ikut bergabung dengan pemuda Ashor. Sebuah organisasi kepemudaan di bawah naungan Nahdatul Ulama (NU). 

Kegiatan yang dilaksanakan adalah berceramah selama tujuh menit yang biasa disebut Kultum yang dilaksanakan menjelang sholat isya. Pemuda Anshor waktu itu di kampung saya, berceramah keliling dari surau ke surau. Jadwal disusun dan diisi secara bergantian.

Kampung yang masih sunyi, yang masih dikelilingi hutan terasa menjadi ramai dengan kegiatan selama Bulan Ramadhan. Dan sampai saya pergi merantau ke luar daerah setelah ditugaskan menjadi guru di kabupaten berau pada tahun 1997.

***

Bulan Ramadhan bagi umat islam adalah bulan penuh ampunan. Karenanya bulan Ramadhan merupakan momen yang tepat untuk lebih mendekatkan diri pada yang kuasa. 

Selain itu juga menjadi waktu yang sangat bermanpaat memperdalam ilmu agama. Melunasi hutang puasa tahun lalu, melakukan doa ziarah dan berlatih menahan diri.

Umat Muslim sangat merugi ketika bulan Ramadhan datang, tidak bisa memanpaat waktu tersebut sebaik-baiknya. Karena tahun depan belum tentu kita bertemu kembali dengan bulan suci dan penuh kemuliaan ini.

Selamat berpuasa, Sahabat Kompasianer yang beragama Islam. Semoga kita selalu diberikan kesehatan, dan umur yang panjang dan penuh keberkahan. Sehingga setiap langkah dan perbuatan yang kita lakukan menghasilkan sebuah kebaikan bagi sesama manusia (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun