Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mau Jadi Guru Penggerak atau Guru Pendiam, Semua di Tangan Anda!

10 Februari 2023   14:27 Diperbarui: 18 Maret 2023   19:48 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tren Guru Penggerak sudah menjadi tuntutan pendidikan. Dimana-mana di bahas. Di ruang lingkup sekolah baik dalam ruang diskusi kecil sesama guru. Atapun di kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tidak afdol rasanya tanpa membahas Guru Penggerak.

Semua pihak di sekolah banyak menaruh harapan untuk kemajuan sekolah. Paling tidak inilah yang sampai ketelinga saya, selama menjadi bagian dari Guru Penggerak. 

Setidaknya inilah yang terlontar dari sambutan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah saat pengimbasan Aksi nyata Budaya Positif di Sekolah. Adanya Guru Penggerak di sekolah bisa menularkan ilmu-ilmu yang didapatkannya dari Pendidikan Guru Penggerak (PGP) kepada sesama guru. 

Guru penggerak jangan hanya sibuk dengan dirinya sendiri. Tidak memberikan informasi apapun yang didapatnya. Baik itu berkenaan Kurikulum Merdeka, metode pembelajaran, dan berbagai inovasi belajar yang didapatkan. 

Guru penggerak, harusnya bergerak-gerak, jangan hanya diam saja. Sehingga guru-guru lainnya, bisa juga ikut bergerak. Sehingga guru penggerak bukan malah menjadikan teman guru yang lainnya menjadi guru pendiam.

Itulah beberapa kalimat yang diinginkan oleh Kepala Sekolah kepada Guru Penggerak. Pesan yang disampaikan merupakan catatan penting buat seorang guru penggerak. 

Guru Penggerak dianggap serba bisa

Anggapan Guru Penggerak serba bisa rasanya terlalu berlebihan. Yang tepat mendadak "serba bisa". Kok bisa seperti itu?. Persepsi sesama guru disaat pengimbasan dan diskusi kecil dengan teman sejawat, Kepala Sekolah dan pendampingan individu yang dilakukan Pengajar Praktik banyak harapan, dan keinginan para guru bisa membantu dan berperan aktif di sekolah. 

Bisa mentransfer ilmu yang didapatkan dari Pendidikan Guru Penggerak, mengajarkan berbagai hal yang berhubungan dengan IT. Dan berbagai budaya positif yang bisa dikembangkan di sekolah berkolaborasi dengan semua warga sekolah. 

Pada dasarnya tidak semua guru Penggerak memiliki berbagai Kompetensi yang diharapkan oleh warga sekolah. Seperti harapan-harapan yang di sampaikan oleh Pengawas Sekolah, Kepala sekolah dan rekan sejawat.

Memang pada program pendidikan guru penggerak semua potensi yang dimiliki oleh seorang Calon guru Penggerak (CGP) digali dan diaktifkan. Misalnya bisa membuat video pembelajaran, video diskusi, pengimbasan, membuat poster, power poin, mengolah dan mengedit video biar layang tayang dan nyaman dilihat. 

Begitupula penggunaan berbagai aplikasi pengedit video, audio visual juga harus dikuasai oleh calon guru penggerak untuk mempermudah mengerjakan tugas yang dikirim melalui Learning Management System (LMS). 

Selain itu juga mempunyai cukup kemampuan menulis berupa artikel pada media cetak atau online seperti halnya pada Kompasiana. 

***

Beberapa kemahiran yang mesti dimiliki oleh guru penggerak diatas hanyalah kemahiran dasar yang memang harus ada, dan mampu dikerjakan. Bila tidak, akan terjadi kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas mandiri yang terdapat pada modul selama pendidikan guru penggerak.

Belum lagi berbagai kompetensi lain yang harus ada pada diri seorang calon guru penggerak. Namun berbagai kompetensi tersebut akan digali dan di kembangkan selama mengikuti Pendidikan calon guru penggerak. 

Beberapa Kompetensi guru penggerak yang harus ada dan akan digali selama pendidikan, sebagai berikut : 

1. Pengembangan diri dan orang lain

Pengembangan diri dilakukan oleh seorang guru penggerak  menunjukkan praktik pengembangan diri berdasarkan kesadaran dan kemauan pribadi.

Bagaimana seorang guru penggerak bisa mengembangkan dirinya dan orang lain dalam keadaan terpaksa dan tanpa kesadaran penuh untuk memperbaiki diri lebih baik lagi berupa praktik mengajar, kelebihan dan kekurangan guru penggerak dalam mengajar, perbaikan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru penggerak  dengan berkolaborasi dengan teman sejawat, Kepala Sekolah, dan juga murid.

Pengembangan pada orang lain secara kongrit berpartisipasi aktif dalam jenjang dan organisasi yang relevan dengan kepemimpinan sekolah untuk mengembangkan karier seperti KKG Sekolah, MGMP, baik di sekolah sendiri, gugus, maupun di luar sekolah.

2. Kepemimpinan Pembelajaran

Pada kompetensi ini seorang guru penggerak memang harus bisa memimpin upaya pengembangan lingkungan belajar yang berpusat pada murid.  Mampu melibatkan orang tua/ wali murid sebagai pendamping dan sumber belajar di sekolah. 

3. Kepemimpinan Manajemen Sekolah

Pada kompetensi ini seorang guru penggerak mampu memimpin manajemen sekolah. Artinya seorang guru penggerak di harapkan dapat mewujudkan program sekolah yang berdampak luas dan positif bagi warga sekolah.

Guru penggerak bisa mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berorientasi pada murid. Memimpin dan mengelola program sekolah yang berdampak pada murid.

4. Kepemimpinan Pengembangan Sekolah

Pada katagori ini kompetensi guru penggerak mampu memimpin program pengembangan sekolah untuk mengoptimalkan proses belajar murid dan mendukung kebutuhan masyarakat sekitar sekolah yang relevan. Dan melibatkan orang tua/ wali murid dan masyarakat dalam pengembangan sekolah.

Untuk mengukur kemampuan dari 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru penggerak dan terus mengembangkan dan meningkatkan kearah yang baik perlu adanya umpan balik dari rekan sejawat, kepala sekolah, murid dan orang tua murid. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun