Bapak Roland Yudan Balang seorang gembala mengajak penulis berlibur kekampung halamannya di Krayan. Krayan merupakan sebuah kecamatan yang terdiri dari 23 desa.Â
Akses satu-satunya ke sana adalah menggunakan transportasi udara melalui bandara nunukan ke bandara perintis di Long Bawan. Uniknya krayan berbatasan langsung dengan negara tetangga Serawak, Malaysia di bagian barat dan utaranya.
Pak Yudan, biasa dipanggil menjadi gembala sebutan pemuka agama Kristen Protestan di sebuah desa yang ada di kabupaten berau. Beliau bersama keluarganya tinggal dan menetap di samping gereja.Â
Saya sangat tertarik mendengar cerita beliau, mengenai keindahan alam dan suasana Krayan yang masih asli dan dikelilingi hutan rimba. Letaknya memang berada di dataran tinggi. Dan masih terisolir dari transportasi darat.
Jalan akses darat perbatasan Malinau-Krayan mencapai kurang lebih 200 Kilometer, masih dalam proses pengerjaan dan diperkirakan rampung 2022.Â
Bila jalan darat ini bisa tembus akan mempermudah warga krayan dan sebaliknya untuk berpergian keluar daerah. Dan laju pembangunan di daerah terisolir ini juga akan lebih cepat.Â
Karena selama ini pembangunan krayan sangat tertinggal dengan negara tetangga yaitu Malaysia. Dan warga masyarakat pun sangat merindukan percepatan pembangunan yang menyentuh daerah mereka.
Hasil Alam yang berkualitas
Penduduk Krayan kebanyakan menjadi petani dengan cara berladang karena daerahnya yang berada di dataran tinggi. Daerah Krayan terkenal subur. Warga mengolah ladang mereka dengan cara organik. Sehingga menghasilkan produk beras yang berkualitas seperti beras Adan Krayan.