Ada 3 ciri khusus Kabupaten berau yang beribu kota Tanjung redeb yaitu sebagai Kota Sanggam, Bumi Batiwakal, dan logo daerahnya berupa hewan penyu. Ketiganya mempunyai arti dan makna sebagai ciri khas daerah tersebut. Di sini pula terletak Pulau Derawan, yang sering di kunjungi oleh para turis mancanegara, artis, bahkan pelancong lokal untuk berlibur bersama keluarga.
Kota Sanggam
Berau dikenal dengan slogan kota Sanggam. Sebenarnya slogan ini lebih disematkan kepada ibu kotanya yaitu Tanjung Redeb. Sanggam dalam bahasa berau artinya cantik nan indah.Â
Julukan Sanggam bagi Kota Tanjung Redeb mempunyai kepanjangan dari Sehat, Anggun, Gairah, Aman dan Manusia. Kata tersebut juga berarti Indah, elok maupun bersih.
Kota Tanjung Redeb, sebagai pusat ibukota Berau terus berbenah. Sebagai kota destinasi wisata, Kabupaten Berau berkembang dengan pesat. Kotanya kecil saja, tidak terlalu luas. Kalau kita ingin berjalan kaki, dan mengelilingi kotanya tak lebih dari 1-2 jam sudah selesai.
Saya sering berjalan kaki, dari satu jalan ke jalan lainnya yang ada di Kota Tanjung Redeb. Dulu transportasi utamanya adalah becak. Namun seiring kemajuan kota, perlahan transportasi becak berkurang dan berganti dengan angkot.Â
Selain itu transportasi online juga sudah merambah di Kota Tanjung Redeb. Sehingga untuk bepergian dari satu jalan ke jalan lainnya bisa menggunakan sepeda motor ataupun mobil.
Sekarang daerah Kota Berau pada siang hari memang terasa sepi. Karena pusat aktivitas dan keramaian berpusat pada daerah yang agak jauh dari ibu kota yaitu di Kecamatan Bedungun. Jaraknya lumayan jauh kalau jalan kaki. Kalau berkendaraan sekitar 14-20 menit.
Tanjung Redeb sebagai ibu kota Berau terasa ramai pada malam hari. Banyak warga yang berjualan di sepanjang sisi jalan yang tepat berada di tepi sungai Segah. Baik berupa angkringan dan pedagang kaki lima lainnya yang menjual minuman seperti STMJ, kopi hangat, dan berbagai jenis makanan dan juga jagung bakar.Â
Sekitar 5 kilometer dari Kota berau, tepatnya Kecamatan Bedungun terdapat sebuah pasar tradisional yang menggunakan konsep modern yang menjual berbagai kebutuhan pokok dan kelengkapan lainnya.
Disinilah pusat keramaian, dan aktivitas warga masyarakat Kabupaten Berau pada siang hari yaitu berbelanja, dan juga berjualan di Pasar Sanggam Adji Dilayas. Pasar ini merupakan pasar tradisional yang berkonsep modern yang menyediakan berbagai kebutuhan warga masyarakat.Â
Tak jauh dari pasar ini juga terdapat terminal taksi yang mencari penumpang untuk bepergian ke Samarinda ataupun daerah Bulungan, dan Malinau. Posisi Kota Berau memang berada di tengah-tengah yang berada di antara kabupaten/kota lainnya.Â
Tak jauh dari Pasar Adji Dilayas yang berjarak beberapa ratus kilometer terdapat Bandara Udara Kalimarau yang melayani penerbangan domestik ke wilayah Kota Balikpapan, Samarinda, Tarakan, dan beberapa kota besar lainnya di luar pulau Kalimantan.
Bumi Batiwakal
Selain sebagai Kota Sanggam, Kabupaten Berau juga memiliki julukan sebagai bumi Batiwakal yang mempunyai makna usaha masyarakatnya tidak henti-hentinya dalam melaksanakan tugas, kewajibannya, cukup, baik, lengkap dan sempurna dengan jalan yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Kabupaten Berau memang unik. Dalam penyebutan juga mempunyai banyak nama. Dan semua nama yang dijulukan pada Berau semua terkenal. Bisa di sebut Kota Sanggam, Bumi Batiwakal, dan juga terkenal dengan daerah destinasi wisata yaitu Pulau Derawan.
Berau sebenarnya bukan kota, tapi sebuah kabupaten yang terletak dibagian utara provinsi Kalimantan Timur.
Dalam penyebutan terkadang terbolak-balik. Sebenarnya yang disebut Kota Sanggam adalah Tanjung Redeb yang merupakan ibu kota kabupaten. Karena kebiasaan warga sekitar dan masyarakat umumnya, sebutan Kota berau sangat familiar untuk menunjuk daerah tersebut.
Sedangkan julukan Bumi Batiwakal, menunjuk kepada sebutan Kabupaten Berau secara keseluruhan. Selain itu Kabupaten Berau juga dikenal dengan daerahnya yang eksotik seperti: Labuan Cermin yang terletak di Kecamatan Biduk-Biduk, pemandian air panas bapinang yang berada di Kecamatan Lempake, daerah pelabuhan dan nelayan  yang terletak dipesisir Kecamatan Talisayan.Â
Makna logo Penyu
Kota Sanggam dan Bumi Batiwakal mempunyai logo bergambar hewan penyu. Penyu merupakan kura-kura laut yang banyak ditemukan di semua samudera yang ada di dunia.
Begitupula di Berau yang daerahnya banyak berada di perairan laut, yaitu Pulau Derawan, Maratua, dan Biduk-Biduk. Banyak pula terdapat hewan penyu berkembang biak.Â
Bahkan di Pulau Derawan yang berada ditengah laut, merupakan habitat utama penyu untuk bertelur dan berkembang biak. Sehingga hewan ini menjadi ciri khusus dan hewan kebanggaan dan dijadikan lambang atau logo daerah Kabupaten Berau.
Bila kita melihat seragam dinas ASN atau PNS berlambangkan hewan penyu, pastilah berasal dari Kabupaten Berau. Karena di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia, hanyalah Berau yang menggunakan lambang penyu.
Melansir dari Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Berau, logo atau lambang tersebut terdiri dari empat warna yaitu kuning, hijau, hitam dan merah. Dan tiap warna mempunyai makna masing-masing.
Di logonya terdiri perisai berarti senjata dan perlindungan dalam perjuangan menegakkan keadilan dan kemakmuran. Rotan yang terjalin dan melingkar bundar atau kayu bundar sebanyak 17 buah mengandung makna tanggal kemerdekaan Indonesia yaitu 17 agustus 1945.Â
Rotan yang melilit kuat juga melambangkan persatuan dan kesatuan sesuai dengan semangat kemerdekaan dan Jiwa Proklamasi Indonesia.
Rotan dan kayu merupakan perlambangan hasil daerah yang utama Kabupaten Berau, diekspor keluar daerah. Dan saat itu banyak perusahaan kayu yang berdiri di bumi batiwakal.Â
Bintang lima melukiskan lambang negara berdasarkan Pancasila dan falsafah hidup masyarakatnya sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dan tulisan Kabupaten Berau terdapat pita putih melambangkan daerah otonom Kabupaten berau, yang mempunyai kedaulatan mengatur daerahnya sendiri untuk kemajuan dan kemakmuran masyarakatnya.
Burung yang ada pada logo tersebut melukiskan sarang burung yaitu sarang burung wallet yang menghasilkan jutaan rupiah sebagai perlambang salah satu hasil pemasukan daerah di samping rotan, kayu gaharu dan lain-lain.
Bunga padi melambangkan daerah berau merupakan agraris dimana sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani dan bercocok tanam.Â
Sumpitan dan mandau melambangkan keberanian masyarakatnya dalam menegakkan keadilan dan kemakmuran dan ulet dalam perjuangan.
Dan terakhir penyu melukiskan hasil perikanan yang merupakan hasil daerah terbesar di Berau, karena daerahnya kebanyakan berada di pesisir laut dan pantai. Juga bisa melambangkan hewan yang secara khusus terbanyak mendiami daerah pantai Kabupaten Berau.Â
Berkembang biak, bertelur dan menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke daerah Berau. Sehingga secara tidak langsung menjadi pendapatan Devisa daerah dan digunakan sebagai pembangunan daerah Kabupaten berau.
Di akhir tulisan ini, hanya sedikit penggambaran daerah Kabupaten Berau yang saya tuliskan. Mungkin masih banyak lagi yang belum saya tuliskan, dan pada kesempatan lain bisa ditambahkan dalam artikel yang berbeda. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H