Mereka bertukar pakaian adat, yang banjar, kutai, dayak memakai baju suku sunda, jawa, bugis, dan lain sebagainya. Alasannya sederhana, menanamkan budaya positip bagi anak, dan tidak membuat egosentris terhadap suku, dan budayanya.
Tetapi rasa kebersamaan, keanekaragaman, sesuai dengan semangat para pemuda bersatu, pada Kongres pemuda  yang terdiri dari jong Java, jong  selebes, jong borneo, jong Sumatranen bond, jong batak Bond, jong Ambon, dan jong lainnya.
Bahkan peranan anak-anak keturunan tionghoa cukup besar pada Kongres pemuda II. Bahkan gedung tempat pembacaan ikrar Sumpah Pemuda, merupakan asrama pelajar milik pelajar peranakan Cina bernama Sie Kok Liong. Dan gedung tersebut sekarang di jadikan sebagai Museum Sumpah Pemuda.
***
Di bulan bahasa dan sastra 2022, banyak kegiatan dan kemeriahan dilakukan, adanya lomba literasi, membaca puisi, menulis artikel, membuat cerita fiksi dan non fiksi di  sekolah dan balai bahasa.Â
Webinar, sarasehan, dan dialog yang membahas perkembangan bahasa dan Sastra Indonesia diberbagai instansi,  termasuk event dan dialog live  juga di adakan Kompasiana.
Semoga bangkit bersama, bisa di maknai juga bangkit bersama, tanpa memandang perbedaan. Kultur budaya, dan sosial masyarakat Indonesia memang sudah di takdirkan beranekaragam.Â
Adanya kesamaan : bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Di akhir tulisan ini, penulis ingin mengucapkan " Selamat Hari blogger Indonesia, sekaligus Selamat Hari Sumpah Pemuda yang ke-94, dan Bulan Bahasa dan Sastra (BBS) tahun 2022.Â
Dengan tema yang singkat " Bangkit bersama". Kita bisa bangkit bersama-sama, bergandengan tangan, tinggalkan perbedaan, lekatkan kebersamaan. Kita terlahir di tanah yang sama, yaitu di Indonesia, apapun suku dan bahasa ibunya. serta darah dan bahasa persatuan yang sama, dimana pun berada, perekatnya adalah " Bahasa Indonesia". (*)
Salam Literasi
Salam Kompasianer
Samarinda, 29 Oktober 2022