Sepekan terakhir, penusukan Orang Tidak Dikenal (OTK) kian meresahkan. Kejadian di Cimahi, bogor dan serang yang dilakukan OTK, modusnya hampir sama. Menyerang, menusuk dan melukai, kemudian melarikan diri. Anehnya pelaku, tidak mengambil barang korban, layaknya perampokan, jambret, atau kejahatan jalanan lainnya. Apa sebenarnya yang diinginkan OTK?
Dari berita televisi, dan media online dikatakan penusukan OTK pertama terjadi di Cimahi korbannya seorang bocah SD Kelas 6 berinisial PS (12), yang berjalan kaki pulang dari mengaji.Â
Ada juga seorang Mahasiswa berinisial TZ atau Lia (20) warga bogor ditusuk  di rumahnya sendiri oleh seorang pria yang menyaru sebagai petugas sensus kependudukan.
Ada lagi seorang pria berinisial MN(37) warga kebaharan, kota Serang Banten tewas ditusuk OTK sepulang menunaikan sholat jum'at. Ada beberapa luka tusuk ditubuhnya, yang mengakibatkan MN tewas.
***
Penusukan OTK yang meresahkan Warga
Kejadian yang sama, juga terjadi di beberapa daerah lain. Motif dan tujuan pelaku masih didalami oleh pihak kepolisian dari beberapa pelaku yang tertangkap.
Apapun alasannya, kejadian penusukan di jalan, di rumah sendiri, bahkan saat selesai beribadah sangat meresahkan warga sekitar lingkungan kejadian.
Untuk daerah tempat tinggal penulis sampai saat ini tidak ada kejadian penusukan OTK. Dan semoga tidak ada, sehingga suasana saat kita bepergian di jalan menjadi aman.Â
Tapi bukan berarti membuat kita lengah dan tidak waspada. Kejadian yang sering ramai di Kota Samarinda beberapa waktu lalu adalah penculikan anak yang dilakukan OTK. Sehingga sempat resah orang tua murid.Â
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, sekolah meminta kepada paguyuban orang tua murid dan Komite sekolah menjemput anaknya 5-10 menit sebelum pulangan sekolah.
Dan guru kelasnya yang mengajar, akan memberikan pemberitahuan penjemputan anak melalui WhatsApp group kelas.Â
***
Cara Menghindari penusukan OTK
Ada baiknya kita selalu waspada, dan selalu curiga kepada orang yang baru dikenal berada dilingkungan tempat tinggal, sekolah, di jalan yang sepi, ataupun tempat lainnya.
Mendiang Arie Hendrosaputro, yang biasa disapa dengan Bang Napi yang merupakan ikon berita kriminal stasiun televisi swasta mengingatkan, "Kejahatan bukan hanya karena ada niat pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan, Waspadalah! Waspadalah."
Rasa abai, terkadang membuat kita lengah. Apa yang perlu kita lakukan mengantisipasi dan terhindar dari tindakan ke jahatan jalanan, dan penusukan OTK?
Mengunci pagar atau pintu bila rumah sepi
Terkadang kita merasa lingkungan tempat tinggal adalah aman. Jarang atau bahkan tidak pernah terjadi tindak kejahatan. Namanya tindakan kriminal bisa mengintai dan membahayakan di saat abai dan menganggap remeh.
Kebiasaan seseorang dengan lingkungan perumahan sepi, bisa saja sudah diawasi atau dipantau oleh pelaku tindak kejahatan. Apalagi sendiri saat anggota keluarga yang lain sekolah, bekerja, mempunyai resiko cukup tinggi mengundang pelaku kejahatan OTK.Â
Menimbang baik buruk saat berada di jalan yang sepi
Resiko berada di tempat sepi, misalnya di jalanan dalam gang, di jembatan penyeberangan jalan, yang terlihat sepi dan tidak ada orang lain yang lewat di sana. Apalagi saat berjalan kaki, lebih baik kita menghubungi keluarga untuk menjemput.Â
Dan pastikan tidak ada orang yang tidak dikenal mengikuti, atau memperhatikan gerak-gerik kita saat berjalan.Â
Kejadian penusukan OTK saat berada di jalan sepi pada beberapa daerah, patut menjadikan pelajaran buat keselamatan kita atau keluarga lainnya.
Menggiatkan Keamanan Lingkungan
Untuk menghindarkan dan mengantisipasi kejahatan penusukan OTK dilingkungan perumahan, atau kampung tempat tinggal kita perlu dihidupkan kembali Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) dengan cara ronda malam, penjagaan oleh petugas satpam kompleks, ataupun hansip di perkampungan.
Dulu waktu penulis bertugas di kampung sebagai guru, setiap malam diadakan ronda secara bergantian. Karena maraknya perampok dan pencurian hewan ternak sapi dan hasil kebun di kampung tersebut.
Pemasangan CCTV di tempat yang rawan kejahatan
Di era modern seperti sekarang, pelaku kejahatan cepat ketahuan dan ketangkap berkat adanya kamera pengintai yang dipasang di tempat yang rawan tindak kejahatan.Â
Kerja sama warga dan pengurus RT, RW dan keamanan perumahan dan kampung, salah satu upaya menciptakan kenyamanan dan keamanan lingkungan setempat.
Pemasangan CCTV, di jalan dan gang sepi, di depan jalan, atau persimpangan jalan, dan juga di lingkungan depan perumahan, dapat meminimalisir tindak kejahatan dilakukan orang tidak dikenal (OTK), atau bisa juga orang yang kita kenal.Â
***
Motif penusukan OTKÂ
Setiap kejahatan yang dilakukan seseorang pasti ada yang menjadi pemantik. Mungkin faktor ekonomi, desakan kebutuhan keluarga, karena membayar hutang. Bisa juga karena stress dan gangguan jiwa, atau ada dendam pribadi pada orang yang ditusuk tersebut.
Mengenai motif masih dipilah dan diselidiki oleh pihak berwajib. Cepatnya perkembangan informasi melalui media sosial, yang membuat kejadian-kejadian di berbagai daerah seperti sebuah rangkaian yang sama.
Tapi sebenarnya, kejadian tersebut tidak saling berkaitan. Kasus satu dengan kasus lainnya tidak saling berhubungan. Hanya saja viral secara bersamaan, membuatnya ada motif dan tujuan tertentu.
***
Di akhir artikel ini penulis ingin menyampaikan dari sisi pendapat penulis, siapapun penusuk OTK, motif dan tujuannya.Â
Kita sebagai makhluk sosial yang bersentuhan dengan orang lain, tak bisa terhindarkan yang namanya resiko dan tindak kejahatan dari luar.
Selain selalu waspada, dan selalu memohon perlindungan Tuhan yang Maha Esa, agar selalu diberikan keselamatan dari kejahatan manusia, musibah yang akan menimpa.Â
Karena tidak ada satu orang pun yang bisa mengetahui apa yang akan terjadi pada dirinya satu atau dua detik kedepan. Sebagai manusia, kita harus yakin nasib dan umur sudah ditentukan.Â
Tapi bukan berarti kita harus pasrah dengan keadaan, tetapi kita dianjurkan berusaha dulu, menjaga diri dan selalu waspada saat berada di luar rumah atau saat di rumah dan lingkungan tempat tinggal.Â
Setelah itu barulah semuanya diserahkan kepada pemilik hidup dan yang mengatur segala hidup di permukaan bumi dan alam semesta (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H