Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pohon Perteduhan di Pinggir Jalan, Pejalan Kaki dan Burung Enggang

14 Oktober 2022   15:25 Diperbarui: 14 Oktober 2022   15:32 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batang Pohon Gaharu (sumber: elhuna.net)

Atau perlindungan saat hujan turun tiba-tiba. Namun bila langit terlihat mendung,  baik warga kampung maupun penulis, sudah maklum lebih baik tidak berjalan pulang dulu. Karena berjalan kaki saat hujan, berisiko dan membahayakan keselamatan. Kalau cuaca buruk disertai petir.

***

Di jalan berkayu perteduhan yang besar, mudah di temui burung Enggang, julang, Kangkareng atau biasa di daerah lain disebut Rangkong sejenis burung yang berparuh besar berbentuk tanduk sapi tetapi tanpa lingkaran.

Spesies hewan ini termasuk hewan langka dan di lindungi. karena jumlahnya yang mulai sedikit, dan hewan terancam punah. Di sekitar jalan yang penulis lalui, bertengger beberapa ekor burung Enggang yang bercengkrama didahan pohon ketapang. Ataupun di puncak pohon banggeris yang tinggi. 

Suaranya nyaring, seakan memecah kesunyian hutan. Saat penulis singgah sesaat di bawah pohon ketapang sambil membuka bekal yang di bawa di dalam ransel. Kawanan burung Enggang yang bertengger dipucuk-pucuk pohon, berloncatan, seakan mengintip apa yang di kerjakan oleh penulis di bawah pohon perteduhan di pinggir jalan.

***

Burung Enggang (sumber gambar: timlaman.com via Pinterest)
Burung Enggang (sumber gambar: timlaman.com via Pinterest)

Kadang ngeri juga, mendengar teriakan nyaring burung Enggang. Apalagi berada sendirian di bawah pohon perteduhan. Yang terlihat hanya kekayuan besar di kiri kanan jalan. 

Masyarakat setempat, yaitu Suku Dayak sangat menghormati burung Enggang, dan menganggapnya sebagai "Panglima burung".Semua permukaan tubuh burung Enggang  menjadi perlambang dan simbol kebesaran dan kemuliaan Suku Dayak.

Itu sebabnya burung Enggang di Kalimantan masih banyak, karena filosofi kearipan lokal yang menjadikan burung tersebut sebagai perlambang seorang pemimpin yang ideal. Karena kebiasaannya yang hinggap di gunung-gunung dan pepohonan yang tinggi, bulunya indah, dan khas suaranya yang menggema di tengah hutan.

Burung Enggang tidak di jadikan perburuan oleh Suku Dayak, karena di hormati dan mengandung filosopi kearifan lokal sebagai hewan yang di anggap mulia, dan perlambangan seorang pemimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun