Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Orkidektomi Si Orange dan Kebiri Puluhan Kucing Liar

20 Agustus 2022   19:18 Diperbarui: 23 Agustus 2022   12:40 1758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kucing oren. (sumber: SHUTTERSTOCK/DAVIDTB via kompas.com)

Bila musim kawin kucing tiba, si orange selalu gelisah dan tidak betah dirumah. Biasa, sehari-harinya hanya bermalas-malasan di rumah. 

Memandikan tubuhnya, dengan menjilati bulu disekujur badannya, makan, setelah itu tidur dipojok ruangan, di atas lemari, dilipatan baju, suka-suka si orange.

Si orange, bagian dari kucing liar yang hidup dijalan. Dan kemudian, ikut tinggal bersama hampir 6 tahun dirumah. Naluri kucing memang biasa menjadi hewan peliaraan. 

Itu sebabnya, walaupun hidup sebagai kucing liar, yang tidak mempunyai tempat tinggal. Kucing, selalu masuk kedalam rumah, dan bisa di pungut menjadi hewan peliharaan.

Dilingkungan penulis tinggal, memang tempat orang buang anak kucing. Hampir setiap hari, ada saja orang membuang anak kucing. Sehingga populasi kucing menjadi meningkat, dan cendrung banyak. 

Si Orange sekarang sudah menjadi hewan peliharaan dirumah penulis, dan bisa diandalkan untuk menekan populasi tikus yang berkeliaran didalam rumah.

Naluri si orange yang berasal dari hewan liar yang hidup di jalanan, dan kemudian dipungut menjadi hewan peliharaan, lebih bisa diandalkan untuk menjaga dan memburu tikus di malam hari, ketimbang kucing yang dari kecilnya sudah hidup di dalam rumah dan jinak. 

Ilustrasi kebiri si orange (sumber poto: Alodokter.com)
Ilustrasi kebiri si orange (sumber poto: Alodokter.com)

Hanya saja, bila musim kawin, si Orange tidak mau pulang ke rumah, sehingga populasi tikus meningkat dan mengganas didalam rumah. 

Dia lebih memilih berkumpul dengan puluhan kucing liar, di luar rumah, berkelahi, memperebutkan kucing betina, yang juga hidup di jalanan.

Kucing, yang ikut tinggal dirumah penulis, selalu berwarna orange. Dan si orange, termasuk generasi ketiga, dari puluhan kucing liar yang hidup dijalanan, dan kemudian jadi hewan peliharaan.

Mengapa penulis sebut generasi ketiga, karena si Orange, berasal dari induk kucing betina, yang dulunya merupakan kucing yang ditinggal induknya disebuah sudut lemari di dalam rumah.

Memang kucing, ketika mau melahirkan selalu mencari tempat yang aman untuk bersalin. Biasa di sudut-sudut lemari, di dalam kotak kosong, ataupun masuk ke dalam rumah, tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Untuk mengendalikan populasi kucing liar yang terus meningkat, akibat melahirkan di musim kawin. Solusinya, RT setempat bekerjasama dengan dinas kesehatan. Si orange, dan puluhan kucing liar ditangkap dan di bawa ke dinas kesehatan, dan di tangani oleh Dokter hewan untuk di kastrasi atau kebiri.

Manpaat Kebiri bagi kucing 

Si Orange, direrumputan bermalas-malasan (pexels.com)
Si Orange, direrumputan bermalas-malasan (pexels.com)

Salah satu kebiasaan si orange, adalah kencing sembarangan, begitupula beberapa kucing liar yang ada di sekitar. Kadang baju dijemuran pun, tak lepas jadi sasaran kencing kucing liar dan juga si orange. Di meja, sudut-sudut ruang, dan tentunya bau pesing kucing, sangat menyengat dan membuat pusing kepala. 

Langkah tepat, adalah mengikutkan si orange untuk dilakukan Orkidektomi, bersama dengan puluhan kucing liar lainnya.

Apa itu Orkidektomi?

Orkidektomi, adalah istilah pengibirian kucing jantan, dalam bahasa kedokteran hewan. Orkidektomi dilakukan untuk melakukan prosedur pembedahan yang dilakukan oleh dokter hewan, untuk mengangkat testis kucing jantan.

Namun, secara umum yang dikenal dengan Kastrasi atau kebiri, pada hewan kucing jantan dan betina.

Manpaat dari kebiri bagi kucing, adalah : 

pertama, mencegah kelahiran anak kucing.

Dengan dilakukannya Kastrasi atau kebiri, mencegah kelahiran kucing peliharaan yang tidak diinginkan, selain juga mengendalikan populasi kucing peliharaan. 

Kedua, mengurang perilaku agresif dan liar kucing peliharaan.

Kebiasaan, kucing peliharaan maupun liar ketika musim kawin akan bertindak agresif, dan suka mengeong-ngeong, sambil berputar-putar tanpa alasan yang jelas. Dan membuat suasana hati kucing tidak moody. suara yang nyaring, tentu mengganngu suasana sekitar. 

Sehingga, dengan kebiri perilaku tersebut cendrung menurun. Karena kucing menjadi tidak moody dan agresif dipengaruhi oleh hormon testosteron. Dengan kebiri, kucing menjadi kurang agresif, dan lebih manja dengan majikan atau tuannya.

Ketiga, hilangnya kebiasaan kucing kencing sembarangan.

Nah, dengan kebiri kebiasaan kencing buta, yang biasa disebut dengan urine spraying/ marking, akan menjadi hilang setelah dikebiri. Sehingga rasa jengkel, mencium bau pesing menyengat dari si orange, tidak ada lagi dirasakan.

Keempat, membuat tubuh kucing menjadi gemuk.

Adanya perubahan metabolisme hormat, didalam tubuh kucing setelah dikebiri, membuatnya tidak agresif, gelisah, dan lebih suka diam dan bermalasan di dalam rumah.

Ilustrasi si orange, bermalasan dirumah (pexels.com)
Ilustrasi si orange, bermalasan dirumah (pexels.com)

Si Orange, tubuhnya menjadi gemuk, karena biasanya setelah kebiri, adalah obesitas. Namun obesitas pada kucing dapat dihindari pasca kebiri dengan mengatur pola makan dan sering menundang kucing untuk bermain.

Kelima, membuat kucing lebih sehat dan panjang usianya.

Dengan kebiri, perilaku kucing berubah. Membuatnya lebih tenang, karena hormon testosteronnya sudah menurun. 

Kebiasaan kucing untuk berkumpul di luar rumah, dan terjadinya perkelahian. Dengan tidak berkelahi, membuat kucing terhindar dari luka, yang bisa membuatnya infeksi, dan mengakibatkan kematian.

Kebiri bagi kucing, merupakan langkah bijaksana, ketimbang membunuh dengan tujuan mengendalikan populasi kucing yang meningkat. Kalau dimatikan, disisi lain malah meningkatkan populasi hewan pengerat yaitu tikus, sebagai musuh tikus.

Di alam memang harus ada keseimbangan, sesuai dengan rantai makanan. Bila populasi kucing meningkat, maka populasi tikus juga menjadi sedikit. 

Hewan kucing, memang sahabat manusia, dia selalu setia menemani manusia, dan bisa hidup berdampingan menjadi hewan peliharaan yang lucu (*)

Ilustrasi Si Oren (Diolah menggunakan canva/Dokpri)
Ilustrasi Si Oren (Diolah menggunakan canva/Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun