Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Panjat Pinang Penutup dan Pemuncak Lomba, Jejak Kolonial yang Menjadi Tradisi di Setiap HUT Kemerdekaan RI

16 Agustus 2022   10:56 Diperbarui: 24 Agustus 2022   15:58 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
warga mengikuti lomba panjat pinang, pukul bantal dan makan donat HUT RI di saluran Kalimalang Jakarta timur (Kompas.com/GARRY LOTULUNG)

Hampir seluruh daerah di wilayah NKRI, di saat Hari Kemerdekaan mengadakan lomba-lomba, dalam rangka memeriahkan HUT RI. Berbagai macam kegiatan dilaksanakan, mulai tingkat sekolah, lingkungan RT, Kelurahan, kecamatan, Kabupatan/kota, dan  kantor instansi pemerintah dan swasta pun tidak mau ketinggalan.

Uniknya setiap lomba memeriahkan kemerdekaan RI, diisi dengan berbagai acara, yang kegiatan lombanya, hampir mirip dan seragam di berbagai daerah. Misalnya lomba balap karung, tarik tambang, membawa kelereng dalam sendok, sepakbola menggunakan sarung dan daster yang dilakukan bapak-bapak.

Lomba joget, bagi ibu-ibu, memasukkan pulpen ke dalam botol, dan berbagai lomba lainnya. Semua lomba di adakan, memang untuk menciptakan suasana meriah dan semarak di tiap lingkungan perumahan, sekolah, dan instasi pemerintah dan swasta. 

Sejarah panjat pinang

Ada satu lomba, yang setiap memeriahkan HUT RI, menjadi pemuncak di semua  lomba yaitu panjat pinang. 

Panjat pinang zaman belanda | sumber poto : javalover.pinterest.com
Panjat pinang zaman belanda | sumber poto : javalover.pinterest.com

Panjat pinang, pertama kali diperkenalkan oleh kolonial belanda, pada masa penjajahan zaman dulu, dengan nama "de Klimmast", yang artinya memanjat tiang. 

Lomba panjat pinang, diadakan orang belanda, saat mengadakan acara besar seperti hajatan, pernikahan. Selain itu panjat pinang juga diadakan, untuk merayakan ulang tahun ratu Belanda, yaitu Ratu Wilhelmina.Dan yang mengikuti lomba adalah orang pribumi.

Pada masa kolonial, hadiah yang diperebutkan adalah bahan pokok seperti beras, roti, gula, tepung dan pakaian. Dengan adanya hadiah berupa bahan sembako tersebut, membuat penduduk pribumi, sangat antusias mengikuti lomba.

Karena barang-barang yang di jadikan hadiah panjat pinang, di era penjajahan belanda, sebagai barang mewah bagi masyarakat Indonesia yang saat itu hidup serba kekurangan, ditengah kemelaratan dan kemiskinan, dibelenggu penjajah.

Bersusah payah orang pribumi, memanjat dan meraih hadiah dengan pohon pinang, yang diberi pelumas dan oli. Sementara orang-orang belanda hanya menonton dari bawah.

Orang belanda, menganggapnya sebagai lelucon, dan menertawakan ketika ada orang yang terjatuh. Bahkan tertindis, dan tertumpuk oleh sesama temannya, yang melorot kebawah karena licinnya pohon pinang yang diberi pelumas dan oli.

Filosopi panjat pinang

Banyak orang menganggap lomba panjat pinang hanya membawa kenangan buruk, di masa kolonial belanda. Waktu itu, masyarakat indonesia, yang diberi label  oleh penjajah kolonial orang pribumi kelas 3 (tiga), ataupun kelas kambing. 

Dijadikan bahan hiburan, dan lelucon, tertawaan para menir, dan noni belanda, serta para indo, keturunan belanda campuran. Yang notebene, adalah bangsa lain, yang datang ke nusantara, dengan tujuan awal berdagang, kemudian menjajah.

Namun, tidak sedikit juga yang menilai lomba panjat pinang merupakan bagian dari upaya meneladani perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. 

Ada filosofi panjat pinang, yang bisa diambil sebagai pelajaran bagi orang sekarang, dalam mengisi dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yaitu semangat kerjasama, rasa patriotisme, dan pantang menyerah untuk meraih sesuatu.

Lomba panjat pinang, ada sisi positip yang bisa di ambil, sehingga selalu dilestarikan dan diadakan setiap hari Kemerdekaan RI, di bulan Agustus. Kalau dulu, juga diadakan lomba panjat pinang untuk memperingati hari ulang tahun ratu belanda, Wilhelmina. Dan sekarang dalam rangka memeriahkan dan merayakan hari Kemerdekaan RI.

Apakah tradisi panjat pinang harus dihapuskan?

Lomba panjat pinang | sumber poto : pinterest.com
Lomba panjat pinang | sumber poto : pinterest.com

Bung karno, mengatakan "JAS MERAH", jangan lupakan sejarah. Tradisi panjat pinang merupakan jejak kolonial, yang tersisa dan tertinggal dan menjadi tradisi lomba, di setiap hari kemerdekaan RI. 

Walaupun tradisi panjat pinang, merupakan bagian rekam jejak kelam penjajahan belanda, yang waktu itu menjadi hiburan, dan lelucon untuk mentertawakan bangsa kita ditengah penjajahan, yang hidup dalam belenggu kemiskinan dan kemelaratan.

Namun pesan moralnya, panjat pinang buat masyarakat pribumi waktu itu, menjadi hari bahagia, karena bisa mendapatkan hadiah-hadiah, yang dalam ukuran saat itu tergolong mewah. 

Dan untuk mendapatkannya perlu kerjasama, nilai juang yang kuat, terutama rasa persatuan. Itu sebabnya, tradisi panjat pinang, sampai hari ini tetap dilestarikan. 

Panjat pinang menutup rangkaian lomba 17 Agustus-an

Saat ini, usia kemerdekaan bangsa indonesia sudah memasuki usia ke-77 tahun. Besok, merupakan puncak hari paling bersejarah bangsa ini, dimana terjadi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945, di jalan Kebangsaan Timur.

Dan ketika puncaknya, berbagai kegiatan lomba-lomba yang diadakan, di setiap lingkungan untuk memeriahkan hari kemerdekaan, tidak lengkap bila tidak diadakan lomba panjat pinang. 

Di zaman sekarang, lomba panjat pinang, bahkan lebih kreatif lagi. Tidak saja, hanya di adakan di tanah lapang yang luas. Bahkan ada yang di tanam di tengah sungai, supaya pesertanya yang jatuh, tercebur ke dalam air, dan menambah keramaian dan riuh meriahnya perlombaan.

warga mengikuti lomba panjat pinang, pukul bantal dan makan donat HUT RI di saluran Kalimalang Jakarta timur (Kompas.com/GARRY LOTULUNG)
warga mengikuti lomba panjat pinang, pukul bantal dan makan donat HUT RI di saluran Kalimalang Jakarta timur (Kompas.com/GARRY LOTULUNG)

Ada juga lomba pukul guling, menggunakan bantal di atas pohon pinang di atas air. Panjat pinang, menjadi berkembang kreatif, dan menjadi ciri khas untuk memperingati dan memeriahkan HUT RI.

Di akhir tulisan ini, saya mengucapkan kepada teman, sahabat Kompasianer, selamat memperingati hari kemerdekaan RI, yang jatuh besok pada hari Rabu, 17 Agustus 2022.

Dirgahayu HUT Republik Indonesia ke-77, sesuai dengan tema tahun ini ditengah bangsa kita di hantam badai pandemi Covid-19, saya mengucapkan juga " Pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun