Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nonton Film Horor, Mengajarkan Anak Menjadi Penakut?

9 Agustus 2022   18:21 Diperbarui: 9 Agustus 2022   20:25 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film bertema "Horor", memang paling banyak digemari penonton saat ini. Misalnya film KKN di desa penari, yang menjadi film terlaris sepanjang masa. Telah mencapai penonton hingga lebih dari 9,2 juta penonton.

Dari sekian banyak penonton film horor tersebut, apakah semuanya berusia remaja, atau dewasa?. Jawabannya tentu saja tidak, diantara penonton pastilah ada anak-anak, yang saat menonton diajak oleh orang tuanya, kakak, ataupun kerabat keluarga terdekat. 

Anak yang menonton sebuah film horor, dan tidak sesuai dengan batasan usia yang dianjurkan akan membawa dampak buruk. Di sebuah film horor, biasanya diikuti dengan adegan kekerasan disertai unsur ketakutan. 

Membuat anak Penakut

Anak yang terbiasa menonton flm bernuansa horor, penuh adegan ketakutan, histeris, wajah yang rusak dan berdarah-darah, dan berbagai jenis hantu sepanjang film, tanpa di sadari menanamkan rasa takut kepada anak yang bisa berlebihan (paranoid). 

Film horor yang ditonton anak, akan melekat di ingatan. Dan menciptakan memori rasa takut di pikiran anak. Sehingga, imajinasi yang tercipta dan terpola diingatan anak, membuatnya menjadi lebih penakut dari sebelumnya.

Anak menjadi tidak berani tidur sendiri, bahkan tidak berani pergi ke toilet. Sehingga, anak lebih baik ngompol pada malam hari, ketimbang harus pergi ke toilet, yang melalui lorong-lorong rumah sampai menuju dapur, yang terletak tempat buang air.

Mengutip studi ilmiah yang disampaikan seorang propesor seni komunikasi di University of Wincosin, Joane Cantor dan rekannya Dr. kristen Harrison mencatat bahwa anak-anak paling berisiko mengalami ketakutan yang akan bertahan lama.

Anak-anak yang sering menonton film horor, ketika besar, menjadi remaja, bahkan dewasa, berpotensi menjadi takut atapun bisa penakut, ketika berada di tempat yang sepi, gelap, di tengah hutan, ataupun dijalan yang sunyi ketika malam hari.

Adanya, memori masa kecil menonton berbagai film horor, seperti kuntilanak, pocong, hantu budeg, dan berbagai film horor lainnya. Bisa memicu ingatan, seakan-akan ketika berada ditempat yang sunyi dan gelap, sedang diikuti, atau sedang diawasi oleh imajinatif yang muncul dipikiran. Selanjutnya, menciptakan halusinasi, seakan-akan bertemu dengan berbagai tokoh horor, padahal hanya pengaruh rasa takut.

Edukasi menonton film

Masa kecil atau diusia anak-anak, merupakan periode emas tumbuh kembang anak-anak. Menonton film merupakan bagian dari hiburan buat anak. Memilihkan film yang sesuai dengan usia anak, dan melakukan pendampingan orangtua, sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya secara umum.

Menghabiskan waktu bersama anak dengan menonton film adalah kegiatan yang menghibur sekaligus menyenangkan. pentingnya menjauhkan film horor yang menampilkan adegan horor yang menyakiti orang lain. 

Misalnya, seorang anak berinisial NF(15) yang membunuh bocah 6 tahun di Sawah besar , karena terinspirasi menonton film horor Chucky, slender Man. 

Bahkan NF merasa puas dan tidak menyesal setelah melakukan pembunuhan pada bocah 6 tahun tersebut. Pentingnya, peran orang tua mengawasi tontonan anak sejak kecil.

Menonton film horor bagi anak selain bisa menjadikan anak penakut yang berlebihan (paranoid), selain itu bisa menjadikan anak seorang yang mengalami gangguan kepribadian, perilaku yang kasar, tidak sensitif, dan anti sosial (psikopat).

Jangan biarkan anak menonton film  sendiri

ketika anak sendiri, dan menonton film sebagai orangtua, perlu mendampingi. Dan mengetahui film apa yang ditontonnya. Sehingga anak bisa terhindar, dari terkontaminasi dan polusi film yang memepengaruhi kejiwaan anak di masa depannya.

Manpaat menonton film bagi anak

Menonton film bagi anak, akan memberikan berbagai manpaat, dianataranya :

pertama, mendukung kegiatan eksplorasi anak

Film yang bertema petualangan anak, dapat menginspirasi anak untuk melakukan hal yang sama. misalnya film yang menceritakan tentang berpetualang di alam, seperti pramuka, berkemah, membuat anak ingin mencontoh dan mengikutinya.

kedua, meningkatkan kreativitas 

Film anak-anak yang banyak menampilkan adegan kreativitas untuk menyelesaikan masalah, akan membantu anak menumbuhkan imajinasi dan kreativitas anak, seperti pada film keluarga cemara. 

ketiga, memperkaya kosakata 

film biasanya memunculkan berbagai perbendaharan kata yang baru didengar, dan menambah dan memperkaya kosakata anak. Film yang tidak tepat, misalnya film horor, yang bergenre dewasa, malah mengandung kosakata yang tidak baik untuk diucapkan si anak.

Dalam sebuah film horor, terkadang menampilkan berbagai adegan yang kompleks, baik dari segi bahasa yang diucapkan, menimbulkan rasa ketakutan, adegan kekerasan yang membekas di pikiran anak. 

Keempat, sebagai hiburan

Film menjadi hiburan yang manjur bagi anak, ketika suasana hatinya sedang sedih, ataupun bosan bermain. Sehingga film yang anak yang baik, dapat menjadi obat penghibur yang menyenangkan bagi anak.

Diakhir tulisan, film horor bukanlah film yang tepat buat anak. Karena film horor bisa menciptakan suasana ketakutan berlebihan, dan juga rasa cemas, perilaku kasar, tidak sensitif dan anti sosial.

Dengan film yang tepat, sesuai dengan perkembangan anak tidak hanya melatih kecerdasan kognitif, tetapi juga membantu perkembangan motorik sang anak agar lebih lincah dalam bergerak.

Bukan menjadikan anak sebagai penakut, pemurung, dan pendiam. Bahkan pada kondisi tertentu, bisa membuat anak menjadi penakut pada adegan hantu, yang terdapat difilm horor. Juga bisa membuat anak menjadi Fobia, bahkan yang paling membahayakan menjadikan anak piskopat.

Seperti yang terjadi pada NF(15), di sawah besar, yang tidak merasa menyesal saat membunuh seorang bocah 6 tahun, karena terinspirasi  dengan  film favorit yang digemarinya. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun