Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Secangkir Kopi Pagi | Radio

2 Agustus 2022   09:55 Diperbarui: 2 Agustus 2022   09:59 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersyukurlah, bisa bangun dipagi hari, duduk diteras rumah, berteman gemerimis hujan, yang turun membasahi bumi. Secangkir kopi hangat di pagi hari, beberapa potong singkong goreng, terletak di meja kayu, di samping radio tua.

Berapa banyak, orang yang sudah tidak bisa lagi menikmati secangkir kopi hangat di pagi hari, karena penyakit gula, yang menghampirinya. Singkong gorengpun, sudah tiada guna. Radio pun tidak bisa di dengarkan lagi.

Sibuknya, rutinitas kerja, untuk memegang volume radio pun tak sempat lagi. Radio tua pun, peninggalan zaman dulu, sudah penuh dengan debu.

Radio, dulu disebut kotak ajaib, yang mengeluarkan suara, bisa dinikmati siapapun tanpa kasta. Dinanti-nanti, sandiwara radio,  Tutur Tinular, Saur Sepuh, Misteri Nini pelet, Misteri dari gunung merapi, Mahkota Mayangkara, Babad tanah leluhur dan Kaca benggala.

Bahkan bagi anak, radio kecil di hari minggu, yang menayangkan Sandiwara radio Sanggar kecil, menjadi teman setia di hari libur. 

Radio dulu, dengan radio sekarang sudah berbeda. Radio dulu, berbentuk kotak, ada berbahan kayu, dan berbahan plastik. Namun, radio sekarang menjelma, menjadi sebuah aplikasi di handphone, di tablet, bahkan di dalam laptop. Berada di mobil-mobil, berbentuk digital, apakah ini inkarnasi sebuah radio?.

Tentu saja tidak, radio tetaplah radio. Radio kayu, sudah terpajang dimuseum-museum, atau berada di tangan kolektor barang antik. radio berbahan plastik pun masih ada di jual, merek legendaris pun masih bisa di temukan, seperti Panasonic, internasional, nasional, juga merek Tens.

***

Bulan Juli sudah berubah menjadi Agustus, ada sejarah tersimpan dibulan ini. Dari radio bekas, yang diberikan chairil Anwar kepada Sjahrir, dari siaran BBC London  dan Voice of america (VOA) diketahui bila Jepang sudah tak berkutik dengan sekutu, karena kota nagasaki baru saja di bom. 

Di radiolah, proklamasi kemerdekaan Indonesia, di siarkan dan diwartakan  keseluruh dunia. Kata Bung karno, "JAS MERAH", jangan lupakan sejarah. Radio merupakan bagian dari sejarah. 

Lewat Radiolah, para pemuda mengetahui kekalahan jepang terhadap sekutu. Itu artinya, bangsa Indonesia, segera memerdekakan diri dari penjajahan, dan jangan terjajah lagi.

***

Tulisan ini, hanyalah intermezzo, menyapa sahabat Kompasianer, kita sudah berada di Bulan Agustus 2022. Beberapa minggu lagi, kita berada di hari kemerdekaan Indonesia ke-77. Saya mengucapkan, " Selamat datang bulan Agustus, tidak lama lagi kita akan memperingati, dan memeriahkan hari kemerdekaan RI Ke-77".

Dirgahayu HUT RI ke-77, semoga hari-hari kita, di bulan Agustus 2022, menjadi lebih baik lagi, dan diberikan kesuksesan dalam segala hal. Tetap semangat, Sahabat Kompasianer, dan jangan lupa ngopi pagi.  | Salam Kompasianer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun