Saya membayangkan, bagaimana jejaring sosial raksasa tersebut, tetap ngeyel dan cuek dengan ancaman pemerintah yang akan memblokir medsos, netflix, dan Google.Â
Dan tetap tidak mau mendaftarkan diri sebagai PSE di indonesia. Dan pemblokiran terjadi. Yang terdampak, bahkan sampai teriak histeris guling-guling, adalah generasi yang notebene, dari sejak kecilnya tidak lepas dari gawai.
Mungkin bagi mereka, mending menjomblo sampai tua, daripada tanpa media sosial. Bisa mati gaya, kata salah seorang teman yang saya tanya, andaikan itu terjadi.
Hidup tanpa WA, Facebook, Instagram, ditambah lagi tanpa Netflix, dan Google, serta Tiktok dan youtube, lengkaplah sudah penderitaannya.Â
Bisa jadi juga, para platform kesohor itu, ogah-ogahan mendaftar menjadi PSE di indonesia, karena mengetahui secara persis pola hidup generasi milenial, yang tidak bisa lepas dari Medsos, dan google walau barang sehari.
Kalau sampai terjadi diblokir, yang bereaksi keras adalah para generasi milenial, generasi X dan Z. Kalau bagi generasi dibawah milenial mungkin slow respon dengan rencana Pemerintah memblokir medsos dan Google.
Bukan itu saja, kita bisa kembali ke zaman batu, yang serba tradisional. Tapi apa semua siap, kembali ke zaman tersebut, walaupun cuman satu atau dua hari saja.
Kembali lagi, langkah pemblokiran medsos dan Google, bukanlah langkah terakhir. Tentu Pemerintah, bertindak lebih bijaksana sebelum melakukan pemblokiran.Â
Karena dampak pemblokiran, menyebabkan kerugian sosial secara merata. Karena tidak dipungkiri Platform tersebut merupakan relasi sosial masyarakat, berkomunikasi, berjual beli dengan kaitannya bisnis, dan juga memperlancar pekerjaan.Â
Dan dampak secara ekonomi juga sangat terasa, di tengah kesulitan masyarakat berhadapan dengan hantaman badai covid-19, beberapa tahun terakhir, dan adanya PHK, diberbagai startup, dan perusahaan ditengah kesulitan kondisi keuangan.
Semoga, rencana pemblokiran medsos dan google tidak terjadi, dan semua Platform tersebut mendaftarkan diri sesuai dengan Deadline pemerintah, atau melalui negosiasi dan komunikasi yang lebih baik lagi. (*)